Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Petualangan Remi dan Gambaran Pekerja Anak dalam "Remi Sans Famille"

24 Februari 2022   09:11 Diperbarui: 24 Februari 2022   20:51 3344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Remi bersama kawan-kawannya melakukan pertunjukan keliling dalam "Remi Sans Famille" (Sumber gambar: en.unifrance.org) 

Ketika ia kemudian masih hidup dan identitasnya diketahui, masih ada saja yang hendak berbuat jahat kepada dirinya. Ada pihak yang was-was kehadiran Remi akan membuat runyam kepentingannya. Pihak tersebut pun rela berbuat apa saja meski targetnya, Remi, sebenarnya juga masih anak-anak.

Dan yang kedua adalah soal pekerja anak. Pada era revolusi industri di Eropa dan Amerika, seperti di Inggris dan Prancis, ada banyak pekerja anak. Jumlah mereka meningkat pada era Victoria, yakni abad ke-19.

Pegawai anak hampir disamakan dengan pegawai dewasa. Mereka diminta bekerja keras, namun hanya diberikan upah dan makanan ala kadarnya. Honor mereka hanya sekitar 10-20 persen dari upah pegawai dewasa. Umumnya anak-anak tersebut berasal dari panti asuhan dan keluarga miskin.

Tak sedikit anak-anak yang belum mencapai 10 tahun telah bekerja di tempat-tempat berbahaya seperti di pabrik dan tambang batu bara. Mereka dipilih bekerja di tambang karena badan mereka yang kecil bisa merayap ke terowongan yang sempit dan rendah. Hal ini juga dikisahkan dalam Remi di versi novelnya. Cerita tentang pekerja anak di tambang juga tersaji di film tentang Calamity Jean di Amerika.

Di sini Remi juga merasai sebagai pekerja anak dalam usianya yang masih belia (sumber gambar: Mars Films/IMDb.com) 
Di sini Remi juga merasai sebagai pekerja anak dalam usianya yang masih belia (sumber gambar: Mars Films/IMDb.com) 

Kondisi sosial masa tersebut yang tak menguntungkan pekerja anak, pernah direkam oleh Charles Dickens lewat karyanya yang terkenal, "Oliver Twist". Oliver yang merupakan anak yatim piatu dipaksa untuk menjadi pencopet dan pencuri. Ketika ia tak mau melakukannya, ia pun dihukum.

Charles sendiri pernah merasai sebagai pekerja anak, dengan bekerja di pabrik sepatu saat masih berusia 12 tahun. Ia meninggalkan sekolah dan bekerja selama sepuluh jam sehari karena ayah dan keluarganya dipenjara. Mereka punya utang cukup besar, sehingga berdasar tradisi masa itu, keluarga mereka dipenjara, termasuk ibu dan saudara kandungnya.

Meski kemudian pada tahun 1833 ada aturan anak-anak berusia 11-18 tahun bekerja maksimal 12 jam per hari dan anak-anak di bawah usia sembilan tahun dilarang diperkerjakan, namun pada praktiknya banyak pegawai anak yang dieksploitasi.

Kondisi mulai membaik usai Perang Dunia Kedua dengan adanya organisasi buruh internasional. Namun hingga saat ini masih saja ada cerita sedih tentang pekerja anak di beberapa negara.

Kembali ke Remi, ia awalnya masih lebih beruntung karena atasannya, Vitalis, menyayanginya, meski mereka juga miskin dan sering kelaparan. Tapi setelah kepergian Vitalis, dalam kisah novelnya, ia pun harus menghidupi dirinya sendiri dengan melakukan pekerjaan apa saja. Termasuk pernah bekerja di pertambangan dan hampir tak selamat.

Untung di versi live action tak ada Dulce dan Zerbino, bisa makin sedih nontonnya (sumber gambar: animenewsnetwork.com) 
Untung di versi live action tak ada Dulce dan Zerbino, bisa makin sedih nontonnya (sumber gambar: animenewsnetwork.com) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun