Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Bread of Happiness", Sebuah Kebahagiaan dari Sebongkah Roti

16 Februari 2022   13:41 Diperbarui: 16 Februari 2022   14:09 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua tamu kafe ini awalnya sering bertengkar, tapi kemudian mulai tumbuh rasa dengan ikatan dari sebongkah roti (sumber gambar: asianwiki.com)

Japanese Film Festival (JFF) 2022 telah dimulai. Salah satu film drama dengan unsur kuliner yang kurekomendasikan adalah "Bread of Happiness" (Shiawase no Pan). Film ini berkisah tentang kebahagiaan yang dirasakan ketika menyantap roti segar yang sedap.

Adalah pasangan suami istri, Rie Mizushima (Tomoyo Harada) dan Nao Mizushima (Yo Oizumi) yang membuka kafe bernama Mani di dekat danau di Hokkaido. Kafe mereka memiliki penginapan mungil di bagian lantai dua. Si istri, Rie, bagian memasak dan menyiapkan kopi. Sedangkan suami, Nao, yang mengolah roti dan memanggangnya dengan oven khususnya.

Setiap hari roti yang diolah dan disajikan bisa berbeda. Bisa roti dari rye, roti baquet, atau roto dengan isian walnut, keju, atau buah-buahan kering. Bahan-bahannya kebanyakan yang didapatkan di sekitar mereka.

Para pengunjungnya rata-rata adalah pelanggan tetap, seperti kakek yang rupanya pandai bermain alat musik dan seorang pengantar pos. Lalu juga ada tamu-tamu musiman dan tamu dari jauh.

Si suami kebagian membuat roti, ia yang menguleni adonan hingga memanggangnya (sumber gambar: asianwiki.com)
Si suami kebagian membuat roti, ia yang menguleni adonan hingga memanggangnya (sumber gambar: asianwiki.com)
Salah satunya adalah Kaori Saito (Kanna Mori). Ia gagal berlibur romantis dan hanya sendirian di penginapan tersebut. Lalu pada hari yang sama juga ada seorang pemuda setempat bernama Tokio. Keduanya berbeda perangai, namun kemudian mereka ditalikan oleh roti-roti kafe tersebut.

Selanjutnya ada dua pasang tamu lainnya, bapak anak dan suami istri lansia yang membuat Rie dan Nao merasa harus berbuat sesuatu.

Sebuah Film Ringan Tentang Keajaiban Makanan
Menyaksikan film ini tak perlu dahi berkerut-kerut. Santai sajalah, karena film ini ringan dan mudah dipahami. Intinya tentang keajaiban yang lahir dari makanan.

Rupanya makanan dan minuman seperti kopi, sup labu, dan aneka roti bisa menjadi sesuatu yang memantik emosi, kenangan dan menciptakan kebahagiaan. Dari rasa percaya Rie dan Nao bahwa roti itu bisa memberikan kebahagiaan itulah maka cerita ini mengalir.

Cerita di awal memiliki nuansa ceria dan romantis namun bagian kedua terasa sendu dan agak muram. Alurnya pun berubah menjadi lebih lambat dan agak datar.

Tetangganya bikin meriah, ada saja karakter mereka yang unik dan menghidupkan cerita (sumber gambar: asianwiki.com)
Tetangganya bikin meriah, ada saja karakter mereka yang unik dan menghidupkan cerita (sumber gambar: asianwiki.com)
Dalam film, fokusnya malah lebih ke para tamu yang singgah di kafe plus penginapan tersebut. Sosok suami istri pengelolanya malah kurang tersorot, siapakah keduanya dan bagaimana mereka memulai resto hanya diceritakan sambil lalu. Alasan-alasan yang membuat Rie nampak sedih, rasanya kurang kurang dan kurang tersampaikan ke penonton.

Ada sesuatu yang terasa kurang di film ini. Biasanya dalam film kuliner, kokinyalah yang memberikan nyawa dalam cerita. Tapi di sini nyawa dari kedua pengelolanya masih terasa kurang.

Sisi menarik dari cerita ini adalah penampilan roto-roti sejak awal pembuatan hingga penyajiannya yang nampak mengundang selera. Kopi dan masakan Rie juga nampak lezat.

Interaksi dengan warga desa dengan karakter para tetangga juga menarik disimak. Demikian pula dengan panorama danau dan padang rumput di sekeliling kafe tersebut.

Panorama di sekeliling kafe dan penginapan ini indah (sumber gambar: asianwiki.com)
Panorama di sekeliling kafe dan penginapan ini indah (sumber gambar: asianwiki.com)
Oh iya narasi dari kisah ini juga disampaikan oleh sosok yang istimewa di film ini. Kalian cek sendiri siapakah naratornya.

Kalian bisa menyaksikan film ini di JFF 2022 hingga 27 Februari 2022. Ada 20 film yang bisa disimak gratis di JFF 2022.

Skor: 7/10.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun