Resident Evil" yang dibintangi Mila Jovovich sukses besar, namun franchise ini dikritik pecinta game dan anime "Resident Evil" karena dianggap keluar jalur dari cerita orisinalnya. Tokoh utamanya, Alice pun tidak ada di cerita game. Oleh karenanya ketika ada film live action baru yang mencoba kembali setia dengan cerita dalam game, penggemar franchise yang mencintai cerita ini sejak hadir dalam versi game ini pun bersorak
Franchise film live action "Dalam cerita game, tokoh utamanya adalah Leon S. Kennedy dan kedua bersaudara Chris dan Claire Redfield. Tokoh pendamping lainnya adalah Jill Valentine dan Albert Wesker. Dalam film ini para tokoh tersebut bertemu dan beberapa di antaranya baru saling berkenalan.
Cerita dalam film "Resident Evil: Welcome to the Raccoon City" merupakan cerita awal terjadinya wabah yang mengakibatkan manusia dan hewan berubah menjadi semacam zombie atau mutan.
Dikisahkan pada tahun 80-an, kedua kakak beradik Claire dan Chris tinggal di panti asuhan di Raccoon City. Claire sering ketakutan karena ada seseorang yang suka memperhatikannya. Ia adalah sosok Lisa Trevor yang menjadi kelinci perubahan. Panti asuhan tersebut rupanya adalah kedok dari anak-anak yang akan dijadikan eksperimen khusus oleh Dr. William Birkin yang bekerja di Umbrella Corporation.
Claire rupanya kemudian kabur meninggalkan tempat tersebut. Ketika ia kembali pada tahun 1998, kakaknya telah menjadi polisi. Kota Raccoon nampak kumuh dan perusahaan Umbrella hendak pindah dari tempat tersebut.
Sementara itu di tempat lain ada polisi baru bernama Leon S. Kennedy. Ia ditugaskan menjaga kantor polisi sementara rekan-rekannya menyelidiki kasus menghilangnya satu rekan mereka ketika memeriksa sebuah kasus kematian. Rupanya ada sesuatu yang buruk di kota tersebut.
Claire juga merasakan ada sesuatu konspirasi berbahaya di kota kampung halamannya, apalagi ia menjadi saksi mata seorang perempuan yang tak meninggal ketika tak sengaja tertabrak. Ia segera menuju kantor polisi.
Ada apa di kota tersebut?
Menegangkan Seperti Bermain Game
Di film ini sosok heroine lebih disorot daripada sosok tokoh pria. Di sini Claire yang diperankan Kaya Scodelario menjadi sosok pemberani yang berada di garis depan menghadapi masalah yang menimpa di kota kampung halamannya.
Serupa dengannya adalah Jill Valentine yang diperankan Hannah John-Kamen. Sosoknya juga menonjol di sini, sebagai polisi yang jago menembak.
Memang karakter-karakternya semua ada di game. Tapi ada yang terasa mengganggu. Di versi anime dan game, Claire lebih kalem, serta sosok Jill dan Leon adalah kulit putih. Di sini ada swab ras, sehingga bagi pecinta versi orisinalnya bikin terasa kurang nyaman. Mending ada tokoh baru dengan ras tertentu bila ingin ada nuansa keberagaman, tapi sebaiknya jangan mengubah ras tokoh yang sudah ada sebelumnya. Jill sendiri memiliki orang tua berdarah Prancis dan Jepang. Sedangkan Leon memiliki kulit terang dan berambut pirang kecokelatan.
Oh iya Leon dalam film ini terasa lemah dan kurang diandalkan. Dalam versi game, ia bisa cepat menyesuaikan diri dan menjadi sosok penyintas yang bisa diandalkan rekan-rekannya.
Dari jajaran pemain, aku merasa kurang puas karena tidak sesuai dengan gambaran di versi game dan animenya. Kaya memang bagus berleran sebagai sosok heroine dengan ketangkasannya berkelahi dan menggunakan senjata. Namun ia tidak seperti Claire yang lebih banyak menggunakan akal daripada senjata.
Dari segi cerita, meski aku kurang suka dengan pelemahan karakter Leon dan penonjolan karakter Claire, namun aku menyukai ceritanya yang selaras dengan versi game dan animenya.Â
Cerita tersusun dengan rapi bagaimana masa kecil Claire dan Chris dengan rahasia Umbrella Corporation yang disimpan bertahun-tahun. Rahasia tentang eksperimen dengan kode genetik manusia untuk menciptakan manusia sebagai senjata.
Unsur ketegangan juga tersusun dengan rapi. Penonton diajak merasai ketegangan secara perlahan-lahan, hingga situasi memuncak dan teror hadir di mana saja. Dari mana dan asal-usul perubahan manusia dan hewan yang tinggal di Raccoon City bisa lebih mudah dipahami.
Bagian yang menyenangkan dari film ini adalah sinematografi terutama pergerakan kamera dan nuansanya. Nuansanya mirip ketika kita sedang bermain game-nya. Ruangan yang luas dan megah dengan unsur suramnya, kemudian mendadak muncul zombie.
Ini sungguh menyenangkan, saya jadi teringat ketika masih suka memainkan game ini. Rasanya menegangkan melihat ada lorong yang kosong dan remang-remang, karena bisa-bisa muncul zombie secara mendadak.
Bagian laganya, pergerakan ketika helikopter jatuh itu juga seperti bermain game. Demikian juga dengan sosok mutan dalam film ini, ia memiliki jalur yang sama dengan versi game dan animenya.
Nuansa akhir tahun 90-an juga kental. Pada saat itu masih jarang ponsel, adanya pager, semacam pesan teks seperti SMS. Juga ada iringan lagu-lagu populer tahun 90-an  di sini, di antaranya "Crush"-nya Jennifer Paige dan "Erase/Rewind"-nya The Cardigans.
Semoga apabila ada sekuelnya, ada perubahan di jajaran pemainnya, terutama sosok Leon karena sebenarnya sosok Leon  banyak hadir memimpin di versi game dan anime.
Dari segi cerita, nuansa, dan pengambilan gambarnya akan membuat penggemar game dan animasi "Resident Evil" bersorak gembira. Namun dari segi jajaran pemain dan karakterisasi agak mengecewakan. Skor: 8/10 untuk nuansa dan 7/10 untuk keseluruhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H