Bagi kalian yang gemar membaca komik Lucky Luke pasti tak asing dengan sosok pencari jejak dan penembak jitu perempuan yang mendapat julukan Calamity Jean. Ia adalah tokoh nyata yang hidup pada akhir abad ke-21, yang dikenal sebagai sosok eksentrik dan pendobrak hal yang dianggap tabu bagi perempuan saat itu. Film animasi tentang masa kecilnya tersaji dalam animasi buatan Prancis, "Calamity".
Animasi " Calamity" merupakan satu dari tujuh animasi yang diputar di French Film Festival 2022 yang bisa disaksikan di Klik Film. Film berdurasi 80 menitan ini mengisahkan sosok Martha Jane Cannary ketika baru berusia belasan tahun.
Di usianya yang masih belia tersebut, ia berperan menjadi pengganti ibu bagi kedua adiknya yang masih kecil. Ibunya telah meninggal dan kini keluarga mereka mengikuti rombongan pionir menuju Oregon, untuk mendapatkan lahan pertanian yang subur.
Ayah Martha tak ahli mengendarai karavan kuda juga menangani kuda mereka. Alhasil keluarga Martha sering mendapat ledekan. Mereka dianggap sebagai beban dan penghambat. Hingga suatu ketika si ayah terinjak kuda ketika ia berupaya mengejarnya. Posisi pengendara karavan digantikan putra pimpinan mereka, Ethan.
Tak ingin terus menjadi beban, Martha kemudian belajar menunggangi kuda dan memainkan laso. Ia juga mengamati cara mengendarai karavan. Ketika ia mengenakan celana panjang dan menunjukkan kemampuannya berkuda, ia malah dicibir dan dikucilkan.
Sosok Perempuan yang Tangguh dan Pemberani
Martha Jane adalah sosok perempuan yang berani menjadi dirinya sendiri dan menyuarakan pendapatnya. Ia tak takut dicibir karena perbuatannya yang dianggap melanggar tabu sebagai perempuan saat itu. Mengendarai karavan dan mengenakan celana panjang bukan sesuatu yang pantas bagi perempuan saat itu.
Dalam animasi ini penonton diperlihatkan bagaimana sosok Martha begitu keras terhadap dirinya dalam berlatih. Ia tahu jika ia tak berlatih cara mengendarai karavan, maka keluarga mereka akan terus menjadi beban.
Meskipun kata-katanya sering kasar untuk meladeni ejekan kawan-kawan sebayanya, ja sebenarnya gadis yang berhati lembut. Ia begitu perhatian kepada kedua adiknya. Sebagai anak tertua, ia mengurus semuanya semenjak ayahnya sakit. Memasak, mengambil  air, memberi minum kuda, serta menjaga kedua adiknya.
Ya, ada banyak pesan moral tersaji di animasi ini. Misalnya tentang keberanian menjadi diri sendiri, ketekunan berlatih, bertanggung jawab kepada keluarga dan komunitas, dan pengorbanan demi keluarga.
Visual animasi ini cukup apik. Warnanya didominasi warna-warna hangat, kuning kecokelatan dan biru terang. Grafis karakternya khas animasi Prancis, namun relatif lebih sederhana. Film ini lebih menonjolkan kombinasi warnanya yang indah daripada kualitas grafisnya.
Latar ceritanya adalah masa pionir di Amerika ketika banyak imigran dari Eropa mencari peruntungan di sini. Mereka berkelana mencari tempat untuk tinggal dan bertani dengan kereta karavan mereka.. Perjalanan ini sangat lama, bisa berbulan-bulan hingga hampir setahun. Oleh karenanya tak sedikit dari mereka yang sakit hingga meninggal karena kelelahan.
Melihat film ini aku jadi teringat kisah Laura dalam "Little House on The Prairie" yang keluarganya juga beberapa kali berkelana berpindah tempat. Situasi dan latarnya mirip, hanya keluarga Laura lebih suka bepergian sendiri, tidak berombongan.
Hambatan dari para pionir kalau itu adalah alam yang masih liar, bisa ada serangan ular atau beruang. Cuaca yang kurang bersahabat, nyamuk malaria, juga ketidaktahuan akan daerah tersebut karena belum ada peta daerah yang komplit.
Dari segi cerita, ada beberapa unsur cerita yang agak berlebihan untuk kisah petualangan anak-anak yang beranjak dewasa. Entah apakah kisah tersebut memang benar-benar dialami Martha atau didramatisasi agar cerita lebih menarik.
Lantas mengapa Marta mendapat julukan Calamity? Wah sepertinya kalian harus menontonnya sendiri untuk cari tahu.
Animasi ini dirilis tahun 2020 dan disutradarai oleh Remi Chaye. Film "Calamity" berhasil raih penghargaan Crystal dalam kategori Feature Film di Annecy International Animation Film Festival 2020.