Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Belajar Jadi Flexitarian dan Meminimalkan Jejak Karbon

20 Januari 2022   17:31 Diperbarui: 20 Januari 2022   17:34 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu serba nabati ada tumis bunga kol dan wortel, sate taichan berbahan kedelai, dan minumnya jahe serai (dokpri)


Aku memutar otak untuk hidangan plant based hari itu. Di kulkas hanya ada jagung. Andaikata kubuat jagung rebus saja sepertinya kurang variasi. Maka kupipil jagung tersebut, kutambahkan oat meal beberapa sendok, gula dua sendok , lalu kutambahkan air dan kublender. 

Setelahnya kumasak di atas api kecil hingga mengental. Jadilah bubur oat jagung yang mengenyangkan. Itulah menu plant based (menu nabati) hari itu. 

Sejak awal Januari, aku mencoba konsisten memasukkan satu menu nabati setiap harinya. Awalnya terasa berat, namun lama-kelamaan aku mulai terbiasa. Tubuhku juga mulai beradaptasi.

Tidak, aku bukan vegan. Aku juga bukan vegetarian. Memang konsep menu nabati seperti menunya mereka yang telah memiliki gaya hidup vegan, tanpa produk hewani seperti telur, keju, ataupun susu. Namun aku hanya menerapkan satu menu nabati setiap harinya, bisa saat sarapan, makan siang, atau makan malam. Dua waktu makan lainnya aku masih bisa menyantap makanan apa saja, termasuk yang memiliki unsur hewani.

Nanas dan ubi cilembu bisa dipanggang lalu disantap dengan jus nanas (dokpri)
Nanas dan ubi cilembu bisa dipanggang lalu disantap dengan jus nanas (dokpri)

Ya, aku bukan vegan atau vegetarian, aku sekadar flexitarian. Dan ini pun baru berjalan 20 hari.

Apa itu flexitarian? Flexitarian berasal dari dua kata fleksibel dan vegetarian. 

Tujuannya, menyeimbangkan antara porsi makanan hewani dan makanan nabati. Sebenarnya sih konsepnya hampir mirip-mirip dengan makanan sehat lima sempurna atau isi piringmu dengan keragaman isi, termasuk sayuran dan buah-buahan.

Para flexitarian masih menyantap makanan non nabati, seperti ikan, daging,telur, juga produk-produk susu dan turunannya. Ya seperti namanya, fleksibel, masih bisa makan apa saja, hanya sedikit demi sedikit porsi hewaninya dikurangi dan porsi menu nabatinya ditambah.

Selain berupaya agar hidup lebih sehat, ada satu tujuan demi kontribusi bagi alam lingkungan dari para flexitarian juga mereka yang telah menyandang status vegan ataupun vegetarian. Tujuan tersebut yakni meminimalkan jejak karbon. Jadi sebenarnya bukan hanya konsumsi minyak bumi dan batubara yang banyak meninggalkan jejak karbon, menyantap makanan hewani sebenarnya juga banyak meninggalkan jejak tersebut.

Jejak karbon sendiri adalah jumlah gas rumah kaca yang diperoleh dari kegiatan individu sehari-hari, termasuk karbon dioksida dan gas metana. Kegiatan yang menghasilkan karbon per individu bisa berupa konsumsi daya listrik, penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi, dan emisi makanan.

Nasi lada hitamnya bukan daging sapi tapi bahan nabati khusus yang dibuat sedemikian rupa hinga rasa dan teksturnya mirip daging sapi (dokpri)
Nasi lada hitamnya bukan daging sapi tapi bahan nabati khusus yang dibuat sedemikian rupa hinga rasa dan teksturnya mirip daging sapi (dokpri)

Berdasarkan data dari berbagai penelitian, misalnya dari Environmental Working Group, emisi makanan terbesar adalah daging sapi dan domba, disusul dengan ayam. Mengapa kok bisa demikian? Karena peternakan hewan memerlukan pakan dan menghasilkan kotoran.

Aku sendiri berupaya jadi flexitarian karena ingin hidup lebih sehat. Sambil menjadi flexitarian, aku melakukan olah raga dan yoga selama 30 menitan setiap harinya. Awalnya terasa berat. Ada rasa malas dan lainnya. Namun lama-kelamaan aku mulai terbiasa.

Hari ini sudah masuk hari ke-20 aku mencoba menjadi flexitarian dan terus berlatih olah raga dan yoga. Aku menggunakan bantuan aplikasi untuk olah raga dan yoga, agar lebih terukur dan membuatku termotivasi.

Aku menggunakan aplikasi yoga (dokpri)
Aku menggunakan aplikasi yoga (dokpri)

Lantas apa saja contoh menu nabati? Ada banyak. Di Indonesia ada banyak makanan lezat berbasis nabati, ada pecel, gado-gado (tanpa telur), ketoprak, urap-urap, karedok, dan masih banyak lagi. Juga bisa bikin bubur sendiri dari oat, jagung, ubi, labu kuning, atau buat susu sendiri, misal susu almond. 

Gara-gara belajar jadi flexitarian, jadinya lebih hemat karena memanfaatkan sayuran dan buah yang ada di kulkas, atau coba-coba berkreasi dengan oat dan kismis.

Oh ya aku juga mencobai makanan produk vegan. Unik-unik. Ada semacam sate taichan yang pengganti daging ayamnya itu dengan menggunakan bahan kedelai. Ada  juga rendang jamur dengan rasa dan tekstur mirip-mirip daging sapi, lengkap dengan seratnya. Mereka kreatif.

Buat minuman sendiri seperti kombinasi jus juga bisa, tomat, buah bit, dan nanas, minuman jahe serai, dan sebagainya. Jika malas membuatnya, juga bisa minuman herbal yang enak dan menyehatkan, seperti Saripati LAER.

Aku belum tahu apakah bisa konsisten hingga bulan depan dan ke depannya lagi. Yang penting tetap berupaya sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun