Ceritanya tak pasaran. Jarang-jarang penonton mendapat kisah di balik sosok tukang foto keliling, yang setiap hari menaruh sesaji di bagian rel kereta dan bersembayang dengan dupa di altar di rumahnya.
Di balik dinding kusam bangunan tua dan loteng kecil yang remang-remang mengalir sejumlah emosi, juga interaksi antar kedua tokoh yang banyak dilakukan dalam diam. Gambar-gambar di sini diambil dalam perspektif yang menarik.
Adegan-adegan dalam film bukanlah di sebuah rumah mewah atau gedung-gedung elit pencakar langit. Malah sebaliknya. Cerita di sini banyak menampilkan gang-gang sempit, jalan di rel kereta, tempat karaoke yang remang-remang, juga bangunan tua yang kusam. Namun bukan berarti tempat yang tidak gemerlap ini tak bisa memberikan sesuatu yang menarik.
Ketika gambar latar belakang foto dipilih dan pengguna jasa berdiri di depannya maka tembok-tembok lusuh di sudut kota pun sejenak menghilang. Kehadiran foto-foto cetakan dengan beragam ekspresi yang ditata di dinding rumah Johan juga menjadi daya tarik tersendiri di antara bagian-bagian rumahnya yang kusam. Gambar yang menarik ketika Johan tengah berdoa dengan lilin-lilin dan dupa. Nampak artistik.
Akting Shanty di sini jempolan. Ia nampak natural berperan sebagai penyanyi bar dan kemudian menjadi asisten juru foto. Namun memang pusat perhatian di sini adalah sosok Lim Kay Tong yang menjadi sosok juru foto yang punya masa lalu yang disimpannya rapat-rapat. Ia nampak rapuh namun juga punya tekad yang kuat untuk mewujudkan sumpahnya mendapatkan penerus usahanya  Lim Kay Tong adalah aktor kawakan. Ia juga memiliki karier film internasional.
Dalam film ini juga ada penampilan Indy Barends, Indra Birowo, dan selintas Nicholas Saputra.
Konklusinya dalam film ini dibiarkan apa adanya, sehingga penonton bisa mengira-ngira sendiri apa yang akan terjadi pada tokoh utamanya.
Meski di dalam negeri kurang mendapat sambutan, film karya Nan Achnas ("Kuldesak", "Pasir Berbisik", "3 Doa 3 Cinta") ini banyak meraih apresiasi di festival film mancanegara. Film "The Photograph" meraih penghargaan di antaranya Special Prize of The Jury dan Award of Ecumenical Jury di Festival Film Internasional Karlovy Vary 2008, serta penghargaan NETPAC di Golden Horse Film Festival di Taipei 2008.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H