Program Kompasiana Hub itu bagus sekali asal...benar-benar dieksekusi dengan sungguh-sungguh dan bukan sekadar jargon. Kenapa? Karena dari pengalaman yang sudah-sudah, Kompasiana jago dalam meluncurkan program baru, tapi gagal atau setengah hati mengeksekusinya.
Yuk mari kita masuki kapsul waktu menjelajahi Kompasiana dari tahun 2010.
Freez Generasi Awal Kompasiana Hub
Pada tahun 2010 tepatnya 27 Februari 2010 Kompasiana di bawah komando kang Pepih meluncurkan Freez atau free magazine. Ini adalah halaman sisipan yang ditaruh di Kompas Klasika. Seingatku Freez hadir setiap Kamis.
Kehadiran Freez yang memiliki slogan "Esensi bukan Sensasi" adalah terobosan yang menyenangkan. Kompasianer pastinya hepi ketika melihat tulisannya dimuat di Freez dan dibaca banyak kalangan.
Dengan tangan dingin mas Isjet, Freez menjadi sesuatu yang dibanggakan oleh Kompasianer. Ia eksis cukup lama, hingga kemudian berakhir pada bulan Januari 2014.
Freez ini ibarat cikal bakal Kompasiana Hub content extention.Ia sama-sama memadukan media arus utama -- dalam hal ini Kompas, dengan media baru yaitu Kompasiana. Banyak dari pembaca Kompas yang kemudian tertarik bergabung dengan Kompasiana karena juga ingin tulisan mereka dicetak dan dibaca oleh banyak kalangan.
Ketika tulisan kita terpilih masuk Freez dan kawan atau kerabat memberitahu kita tentang kabar tersebut, oh rasanya sungguh menyenangkan.
Oh iya biasanya dalam Freez ditentukan topik pilihan. Lainnya adalah artikel yang telah dikurasi.
Namun sebenarnya konsep content extension ala Freez ini belum mati. Pada tahun 2015 manajemen Kompasiana juga menawarkan program serupa. Aku lupa namanya. Intinya sama. Tulisan-tulisan Kompasiana yang terpilih maka juga akan ditayangkan di Kompas Group, bisa di Tribunnews dan lainnya. Nama penulis akan tetap dimunculkan. Nah untuk bentuk rewards-nya aku lupa bentuknya, tapi sepertinya tidak ada.