Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Kompasiana Baik-baik Saja? (1)

25 Desember 2021   23:30 Diperbarui: 25 Desember 2021   23:33 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Kang Pepih masih ada di rak bukuku (dokpri)

Acara nangkring dan nobar bareng Kompasianer itu yang bikin kangen (dok. KOMiK)
Acara nangkring dan nobar bareng Kompasianer itu yang bikin kangen (dok. KOMiK)

Kompasianer itu guyub. Rata-rata mudah akrab dan terbuka kepada orang baru. Admin sejak jaman dulu kala seperti mas Kevin, mas Nurul, mba Winda, mas Kamil, Dimas, dan Nindy juga tak susah didekati saat acara nangkring.

Komunitas Kompasiana juga unik. Rata-rata anggota yang suka ngumpul ya itu-itu saja. Andri, misalnya. Ya rajin ikut makan-makan di Kapeka, ya juga kerap gabung nobar KOMiK. Itulah yang membuat Kompasianer itu dekat dan akrab. Oleh karenanya jika ada anggota baru, kami sebenarnya senang. Ya biar orangnya tidak itu-itu saja hahaha.

Mengikuti Arus

Namun entah sejak tahun berapa, ada kecenderungan Kompasiana mengikuti arus. Seingatku mulai tahun 2017. Saat itu ada Kompasianer yang berkata kok headline Kompasiana kebanyakan diisi gaya hidup dengan topik dan bahasa yang mirip dengan sebelah.

Saat itu media online seperti Brilio, Kumparan, dan IDN Times memang mulai tumbuh. Kehadiran mereka dengan bahasa dan tema anak muda, banyak disukai kalangan milenial juga gen Z. Kalangan milenial rata-rata merupakan usia bekerja, mereka lahir pada tahun 1981-1994/6. Generasi Z ini rata-rata masih sekolah, kuliah, dan baru bekerja, mereka lahir di kisaran tahun 1995/7 hingga 2009

Memang tidak ada yang salah dengan mengikuti arus. Apalagi jika menyimak artikel mas Nurul dan mba Widha berikut ini dan itu.

Berdasarkan artikel tersebut, demografi pembaca Kompasiana sekarang adalah usia 18-24 tahun yang terbanyak (36%). Berbeda dengan sebelumnya di mana yang terbanyak di kisaran 25-34 tahun. Kini rentang usia 25-34 tahun berada di nomor kedua (26%), disusul usia 35-44 tahun (18%).  

Para Kompasianer yang baru juga rata-rata berusia muda. Jika melihat dari kaleidoskop angka pengguna baru mencapai 1.661.689. Ini memang angka yang besar. Oleh karena jika melihat dari grafik yang dibagikan mbak Widha, anggota baru pada tahun 2020 hanya sekitar 325ribu. Saat ini Kompasianer telah berjumlah 2.469.865.

Grafik pertumbuhan konten dan Kompasianer baru (dok. Kompasiana)
Grafik pertumbuhan konten dan Kompasianer baru (dok. Kompasiana)

Dari data demografi pembaca dan penulis baru Kompasiana yang masih muda tersebut kemudian mas Nurul mengusulkan untuk membuat dua program Kompasiana Hub, yang pertama program content extension, yaitu dengan mengekstensikan ke Kompas Group dan kedua membuat semacam talent pool untuk menjaring talenta Kompasianer muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun