Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Steril, Scaling, dan Anjing Mandalika

14 Desember 2021   14:39 Diperbarui: 14 Desember 2021   14:50 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mereka juga ingin disayang. Pantai ini juga sudah menjadi habitat mereka (dokumentasi pribadi)


Selama perjalanan bersama sembilan kompasianer, ada kata-kata yang sering terlontar. Dua di antaranya adalah scaling dan steril. Lho apa hubungannya dengan Mandalika?

Aku lupa awal mulanya. Tapi sepertinya berawal dari anjing-anjing liar yang kami temui di Pantai Kuta Mandalika. Mereka tidak mengganggu, sepertinya mereka berkeliaran karena memang tak punya tuan. Lahan tersebut juga sudah menjadi rumah mereka.


Sebenarnya kami kasihan kepada mereka. Apakah mereka cukup makan? Apakah mereka tak terganggu oleh wisatawan?

Nah rupanya anjing-anjing ini juga kami temui di sekitaran Sirkuit Mandalika. Ada anjing yang nampak santai jogging di lintasan sirkuit. Wah sepertinya ia bercita-cita jadi anjing balap.

Lain waktu mobil kami hampir saja menyenggol anjing di bypass. Saat malam hari bypass rupanya gelap, minim penerangan. Kami terkejut ketika ada anjing melintas. Hampir saja.


Saat langit terang dan kami melewati kembali bypass, memang banyak anjing 'olahraga' di sana. Itu mungkin habitat mereka. Mereka santai di sana, trekking dan berlarian ke bukit-bukit dengan ringannya.

Aku dan kawan-kawan lainnya bertanya-tanya, bagaimana kehidupan mereka nanti setelah sirkuit ini ramai digunakan?

Apakah nasib mereka bakal lebih diperhatikan, misalnya dievakuasi oleh dinas peternakan dan diadopsi oleh pecinta hewan? Atau setidaknya dibiarkan saja, tidak diganggu, tapi juga dipastikan mereka cukup makan. Jangan sampai mereka kelaparan.

Lahan tersebut sudah jadi rumah mereka. Mereka beranak pinak di sana dan hidup damai tentram. Nah ketika ada upaya membangun sirkuit dan menghidupkan pariwisata, bisa jadi malah manusia yang mengganggu kehidupan mereka.

Solusi menang-menang, mereka disterilisasi dan divaksin. Mereka tak harus dipindahkan, toh itu rumah mereka. Mereka juga tak mengganggu dan tak menyerang manusia. Namun juga tetap perlu diawasi agar mereka tak tertabrak dan kotorannya tidak berserakan di jalan. 

Atau seperti langkah yang diambil pihak manajemen Sirkuit Mandalika, mereka bekerja sama dengan Dinas Peternakan setempat, shelter hewan, dan komunitas pecinta hewan, agar yang berkeliaran di sirkuit dipindahkan, diadopsi, sambil divaksin dan disterilisasi.

Hal ini penting di sirkuit, karena event balap bisa membahayakan mereka. Tapi langkah tersebut masih dalam proses karena buktinya anjing-anjing masih asyik olahraga pagi di sirkuit

Kekuatiranku kedua berkaitan dengan rencana sebelumnya - pra Mandalika menjadi destinasi super prioritas _ yaitu berkaitan dengan wisata halal. 

Aku kuatir hewan-hewan seperti anjing dianggap tak sesuai dengan konsep wisata halal yang dulu pernah diusulkan berlaku di Lombok. Lalu ada oknum yang berbuat jahat seperti yang pernah terjadi di tempat lain. Jangan sampai deh. Anjing juga makhluk Tuhan yang juga harus disayang.

Nah karena melihat anjing-anjing tersebut, pembicaraan beralih ke soal scaling alias pembersihan gigi. Anjing milik kompasianer Efa rupanya rajin di-scaling agar ia nyaman bersantap.

Demikian juga dengan soal steril. Mbak Yayat rupanya rajin membawa kucing-kucing jalanan yang dijumpainya untuk disteril dan divaksin. Ia   punya klinik langganan yang peduli kepada hewan-hewan liar sehingga tarifnya relatif terjangkau. Karena terus-terusan membahas steril maka Mbak Yayat pun kemudian mendapat julukan baru, Mak Steril.

Mereka juga ingin disayang. Pantai ini juga sudah menjadi habitat mereka (dokumentasi pribadi)
Mereka juga ingin disayang. Pantai ini juga sudah menjadi habitat mereka (dokumentasi pribadi)

Ketika melihat anjing tersebut, si Efa nampaknya gemas untuk mengajaknya bermain. Sementara kami masih asyik membahas tentang steril dan scaling.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun