Ini perjumpaan keduaku dengan sentra gerabah Banyumulek di Lombok Barat. Di sini adalah sentra gerabah di Lombok, satu kampung sepertinya semuanya andal membuat kerajinan gerabah. Hasil kerajinan mereka memiliki bentuk dan kreasi yang apik. Mengagumkan.
Perjumpaan pertama dan kedua lagi-lagi diingatkan dengan kisah Banyumulek dan kendi maling. Tapi tunggu sebelum aku bercerita tentang Banyumulek dan lainnya, perkenankan aku menyampaikan kekagumanku pada sentra gerabah ini.
Jika sentra gerabah di beberapa darerah terasa mulai menurun apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka di sini kerajinan gerabah tetap hidup. Dua kali ke sini dan aku masih takjub dengan kreasi gerabah yang dihasilkan.

Kreasinya pun beragam. Dari guci-guci alias bong dan gentong beragam ukuran, vas bunga, celengan, hiasan dinding, peralatan memasak, mug, asbak, tatakan gelas, tempat payung, kendi, peralatan makan, dan masih banyak lagi. Aku mengaguminya satu-persatu.

Jaman SMA, ada pelajaran kesenian keramik. Hal ini dikarenakan Malang, tepatnya di Dinoyo juga merupakan sentra keramik. Di sana kami belajar tentang seni keramik dan juga belajar membuatnya. Kupikir mudah seperti dalam film "Ghost", eh ternyata hasilnya pletotan, bentuknya tidak jelas hahaha.
Oleh karenanya aku selalu salut dengam para pengrajin gerabah. Mereka juga seniman karena juga menyertakan unsur estetika di setiap karyanya.

Banyumulek artinya air yang mulek alias berputar-putar, berada di situ-situ saja. Konon ada cerita daerah ini pernah mengalami banjir yang airnya berputar di situ aja. Juga ada versi lain, di situ ada sumber air yang airnya jernih dan nikmat.
Di sini produk yang paling unik adalah kendi maling. Biasanya pemandu wisata atau si petugas dari gerai tersebut menunjukkan cara kerjanya. Kendinya lehernya lebih panjang pada umumnya, memiliki motif, dan tutupnya tak bisa dibuka.