Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Santap Sup Bebalung yang Segar dan Gurih

30 November 2021   18:22 Diperbarui: 30 November 2021   18:32 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keker, nama restoran itu. Sebuah restoran dengan interior dominan kayu. Kami berhenti untuk makan siang sekaligus makan sore untuk mengisi perut. Aku memesan makanan yang belum pernah kumakan, sup bebalung.

Hujan mengguyur langit Lombok memberikan sambutan yang syahdu. Pesawat yang tumpangi nampaknya ragu untuk turun, kembali naik, menunggu momen yang pas untuk turun. Akhirnya kami tiba di Lombok, hari pertama ini rencananya singgah ke Sirkuit Mandalika, momen yang ditunggu.

Kami berenam dari Jakarta. Satu pesawat adalah mas Haryandi Yansyah yang kenalnya sebatas di dunia maya. Lalu kami berjumpa dengan Hani dari Yogya. Seperti pada umumnya kumpul-kumpul Kompasianer, kami cepat membaur.

Agak lumayan lama kami menunggu. Kami ngobrol sambil membuang waktu. Bercerita ini itu.

Plencing kangkung disajikan duluan. Kangkung disajikan dengan sambal merah yang pedas dan jeruk nipis. Rasanya segar, manis, pedas. Efa dan mba Yayat memesannya. Tampilannya cantik dan menggugah selera.

Plecing kangkung nampak pedas dan segar (dokpri)
Plecing kangkung nampak pedas dan segar (dokpri)
Akhirnya menu yang kupesan pun tiba. Semangkuk wadah berkuah dengan daging sapi bertulang. Seperti paduan sup iga dan empal gentong, namun lebih ringan. Kaldu sapinya lebih terasa. Sayangnya beberapa potongan dagingnya masih agak liat.

Karena waktunya terbatas maka tak bisa icip-icip masakan khas lainnya. Selain itu juga masih kenyang karena sebelumnya sudah makan roti dari armada buat penumpang.

Keker sendiri memiliki makna di Lombok. Ia adalah salah satu motif tenunan khas Lombok, seperti burung. Artinya adalah kedamaian dan kebahagiaan.

Tempatnya nyaman. Tapi jadwal jalan-jalan sudah menanti. Jarum jam sudah menunjukkan pukul empat lewat. Yuk dilanjut ke artikel mendatang. Sinyal juga kurang bersahabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun