Aku seringkali kerepotan memelihara mereka, memberi makan dan membersihkan kotoran mereka. Rumah rasanya tak pernah bisa rapi. Â Tapi ketika salah satu dari mereka sakit, aku selalu merasa trenyuh dan kucoba agar mereka bisa segera fit.
Aku tak mau mencangkul lagi, kata pasangan suatu kali. Aku paham, ia ingin kucing-kucing itu sehat tapi juga tak mau lagi menambah jumlahnya. Sepuluh bagi kami sudah sangat kebanyakan. Dan aku sudah cukup kewalahan.
Aku memang mulai kewalahan oleh mereka. Aku juga mudah marah bila mereka nakal. Tapi mereka juga membuatku tertawa. Tak sedikit cerita dan puisi terinspirasi oleh mereka. Bahkan aku punya buku karena mereka.
Aku membuat dokumentasi tentang mereka agar aku selalu mengingat mereka. Tentang Pong si bundel yang bikin gemes, Cipung yang ndut dan lucu, Cindil yang manis, dan Nero sahabatku.
Memang menyedihkan bila salah satu dari mereka pergi. Namun kenangan akan mereka akan selalu berbekas.Â
Entah berapa puluh kucing yang pernah singgah di kehidupanku, namun semuanya selalu kuingat. Aku ingat hampir semua nama kucing dan ciri fisik mereka.
Aku berterima kasih kepada semua yang telah pergi karena memberiku kenangan yang sangat berarti. Tanpa mereka mungkin aku juga tak tumbuh seperti ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H