Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Story of Dinda", Hubungan Toksik dan Dalih Perselingkuhan

6 November 2021   17:00 Diperbarui: 6 November 2021   17:02 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinda dan Pram dalam "Story of Dinda" | sumber gambar: Bioskop Online dalam Lasak.id

Cerita dalam "Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini" alias NKCTHI semakin meluas. Apabila awalnya bercerita tentang tiga bersaudara -- Awan, Aurora, Angkasa,  dan masalahnya -- lalu berlanjut ke cerita orang yang ditaksir Awan, yakni si Kale dalam "Story of Kale". Kini sosok dalam cerita "Story of Kale" pun mendapat panggung tersendiri dalam "Story of Dinda: Second Chance of Happiness".

Film berdurasi 59 menitan besutan Ginanti Rona Tembang Sari ini dapat dinikmati di Bioskop Online sejak 29 Okober 2021. Para tokohnya tetap sama dengan yang ada dalam "Story of Kale", yaitu Arditho Pramono dan Aurelie Moeremans sebagai Kale dan Dinda. Juga masih ada karakter personel band Ara dan karakter baru yaitu Pram yang diperankan Abimana Aryasatya.

Lini waktu dalam "Story of Dinda" sejalan dengan "Story of Kale", hanya cerita disampaikan dari sudut pandang Dinda, yang merupakan kekasih Kale. Di sini penonton akan tahu lebih banyak alasan Dinda meninggalkan Kale.

Ya, hubungan Dinda dan Kale memang tak baik-baik saja. Tapi sebenarnya bukan hanya bersama Kale saja.  Sebelum dengan Kale, Dinda juga pernah memiliki kekasih yang cemburuan dan tukang main pukul. Namanya Argo.

Entah kenapa Dinda kembali terlibat dalam hubungan yang toksik. Kale menurut Dinda seorang kekasih yang posesif dan egois. Ia sering melarang ini dan itu hingga Dinda kemudian mulai berbohong. Ia datang ke acara Nina, adik Argo, yang merayakan promosinya.

Di sana ia tak berjumpa dengan Argo, melainkan seorang pria beristri bernama Pram. Lalu keduanya makin sering bertemu atau sekedar menelpon. Meskipun Dinda sudah mendapatkan alarm dari dirinya sendiri tentang dua hubungannya yang tak sehat, ia pun mencoba mencari alasan.

Berawal dari satu pertemuan keduanya kemudian makin sering bertemu | sumber gambar: bioskoponline dalam Lasak.id
Berawal dari satu pertemuan keduanya kemudian makin sering bertemu | sumber gambar: bioskoponline dalam Lasak.id


Siapa yang toksik sebenarnya, Dinda atau Kale?


Dalam film ini penonton diberikan penggalian karakter tentang seorang Dinda. Awal pertemuannya dengan Pram juga dikulik. Tentang siapa Pram dan bagaimana kondisi pernikahannya juga disampaikan ke penonton.

Cerita dalam film disampaikan secara tidak linier. Sehingga penonton yang akan menebak-nebak sendiri, waktu dari adegan masing-masing.

Fokus cerita memang ke hubungan Dinda bersama Pram. Alhasil porsi Kale di sini hanya kecil, demikian juga dengan band Ara yang dimanajeri oleh Dinda.

Nah inilah yang menurut saya jadi sumber kekuatan dan kelemahan spin-off ini. Kekuatannya, ya penonton mendapatkan porsi yang cukup tentang perkembangan hubungan Dinda dan Pram. Kelemahannya, tontonannya terasa datar dan menjemukan.

Topik yang dibahas Dinda lagi-lagi tetap sama. Kale yang toksik, Kale yang egois  Kale yang suka menelpon dan sebagainya.

Dari sisi Pram memang ada informasi yang berbeda yang disampaikan. Tapi dialognya juga monoton dan berulang. Seperti "Semua masalah bisa diselesaikan" dan "Semua masalah ada solusinya".

Hingga akhir film, sebenarnya ada tiga hal yang bisa diambil kesimpulan, Kale lebih toksik, Dinda yang sebenarnya toksik, atau keduanya. Oleh karena hubungan juga melibatkan dua orang.

Dinda mendapat panggung dalam film
Dinda mendapat panggung dalam film "Story of Dinda" | sumber gambar: Bioskop Online dalam Tribunnews.wikia.com


Ceritanya cenderung datar dan menjemukan, meski durasinya tak sampai satu jam. Pesona dalam film ini adalah Abimana Aryasatya sebagai Pram. Sejak penampilannya di film "Belenggu", kualitas akting Abimana memang terasah dan makin matang. Ia cocok memerankan pria-pria yang dewasa dan matang.

Visual dari film produksi Visinema Pictures juga jarang mengecewakan. Gambar-gambarnya indah dan palet warnanya juga nyaman di mata.

Pesan dalam film ini adalah meninggalkan hubungan toksik dan keberanian untuk memyampaikan suara. Namun tentunya cari jalan keluarnya juga jangan dengan cara berselingkuh.

Setelah Dinda dan Kale, entah siapa lagi yang akan dibuatkan spin-off alias sempalan kisahnya dari karakter NKCTHI. Kalau saya sih, paling suka dengan karakter Aurora si anak tengah yang kalem dan seolah-olah kurang diperhatikan. 

Tapi rasanya agak berlebihan juga apabila semua karakter dalam NKCTHI dibuatkan film tersendiri. Mending Visinema bikin film dengan cerita yang benar-benar baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun