Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Harta Karun Pong

3 November 2021   22:19 Diperbarui: 3 November 2021   22:35 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kami Pang dan Pong  dua kucing manis yang suka berulah (dokpei)

Ketika kubuka pintu kamar, seekor kucing langsung menerobos dengan lincah. Ekornya yang bundel bergerak-gerak penuh semangat. Cakar kaki depannya sepertinya membawa sesuatu. Itu si Pong, kucing bundel yang mirip rakun.

Aku yang penasaran , terlalu bodoh dan malah mendekatinya. Aku terperangkap. Benda di cakarnya telah dilemparnya dan hampir mengenai celanaku. Kecoak....huahhhhh aku langsung terbirit-birit.

Bodohnya aku. Beberapa kali tertipu oleh Pong. Ia masih rajin mengumpulkan hadiah berupa kecoa kepadaku. Ia mengumpulkannya kadang-kadang di halaman dan selokan.

Alhasil, apabila melihat Pong lari masuk rumah dengan penuh semangat, aku langsung cepat-cepat kabur. Aku masih trauma dilempar kecoa oleh kucing lucu itu.

Gara-gara kelincahannya menangkap kecoa, kupanggil ia kecoa slayer. Tapi sejak Pong rajin berburu kecoa, tak ada kecoa di dapur dan sekitar rumah. Rumah bebas kecoa, juga bebas tikus.

Kini ia mulai berburu cecak.

Bersama saudara kembarnya, Pang  keduanya berburu cecak. Wah hebohnya asyik pengejarannya, daripada dapat buruannya. Mereka naik-naik ke atas lemari, menjatuhkan barang-barang, dan mengeong-ngeong liar.

Namaku Pang, mataku agak sipit dan ekorku panjang tebal (dokpri)
Namaku Pang, mataku agak sipit dan ekorku panjang tebal (dokpri)
Lelah dan bosan berburu cecak, Pong dan Pang asyik berburu harta karun. Mereka mengumpulkan benda-benda aneh di halaman dan jalanan.

Kulihat di ruang depan, ada kok bulu tangkis. Mereka asyik memainkan kok tersebut bersama kucing-kucing lainnya. Lain waktu mereka dapat bola kecil. Pong dengan bangga membawanya dengan mulutnya. Sejak itu juga ada benda-benda rongsokan lainnya seperti tali rafia, daun-daunan, dan entah apa lagi.

Ketika kusingkirkan benda itu muncul lagi dan lagi. Kadang-kadang ia juga membawa belalang dan laron.

Dan karena musim hujan, mereka bermainnya pun di dalam rumah.

Ketika malam sudah larut dan aku sudah ngantuk, kucing-kucing malah terjaga dan penuh tenaga. Mereka asyik bermain. Petak umpet, kejaran-kejaran  atau bermain dengan harta karun Pong. Mereka riang gembira.

Paginya mereka lunglai. Ngantuk dan lapar. Apalagi musim hujan. Perut mereka mudah lapar. Sehari bisa makan lebih dari empat kalinya.

Hujan baru saja reda. Kulihat Pong dan Pang di kamar, rupanya asyik kemah-kemahan. Waduh selimutku jadi mainan kemah-kemahan mereka.

Kami Pang dan Pong  dua kucing manis yang suka berulah (dokpei)
Kami Pang dan Pong  dua kucing manis yang suka berulah (dokpei)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun