Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Kapan Kawin?" Sebuah Film yang Pas Takaran Komedi dan Romantisnya

13 Oktober 2021   13:09 Diperbarui: 13 Oktober 2021   13:13 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sejumlah pertanyaan yang seolah-olah menunjukkan perhatian, tapi sebenarnya malah menjengkelkan. Di antaranya 'kapan lulus' bagi yang sedang berjuang menyelesaikan kuliah, dan 'kapan kawin' bagi yang masih menikmati masa lajang. 

Cerita tentang perempuan modern yang terganggu dengan pertanyaan 'kapan kawin' ini tersaji dalam drama romantis komedi berjudul "Kapan Kawin?" (2015).

Adalah Dinda (Adinia Wirasti) yang enggan sering pulang kampung atau sekadar menelpon orang tuanya di Yogya, karena kerap ditanyai 'kapan kawin oleh kedua orang tuanya. Usianya hampir 30 tahun dan Dinda sebenarnya masih merasa nyaman dengan karier dan status lajangnya.

Lalu si ibu (Ivanka Suwandi) menelpon dan meminta ia sebagai panitia peringatan ulang tahun pernikahan. Dinda menyanggupi. Tapi ia langsung kebingungan ketika si ibu memaksa ia membawa pasangan.

Akhirnya Dinda menyewa aktor idealis, Satrio (Reza Rahadian) sebagai pacar gadungannya. Keduanya menyiapkan skenario. Tapi rupanya ibu dan ayah (Adi Kurdi) memiliki rencana lain. Satrio juga suka bertingkah laku di luar skenario. Dinda makin tertekan.

Premis Klise Tapi Dikemas Menarik

Cerita tentang pacar pura-pura yang dibawa ke orang tua adalah sesuatu yang klise. Sudah jamak dijumpai, baik di film Indonesia maupun di film mancanegara.

Namun dengan kemasan yang menarik dan jajaran aktor aktris yang berkualitas, maka cerita "Kapan Kawin?" ini menarik untuk disimak.

Meski pura-pura keduanya nampak serasi | sumber gambar: viva.co.id
Meski pura-pura keduanya nampak serasi | sumber gambar: viva.co.id


Dinda adalah potret perempuan modern yang sebenarnya tak ingin terlalu dikekang, masih menikmati karier dan masa sendirinya. Ia paham ia suatu ketika juga ingin menikah dan membentuk keluarga. Tapi ia tak ingin hal tersebut menjadi sebuah keterpaksaaan.

Lagipula menemukan jodoh juga bukan hal yang mudah. Sebagai seorang perempuan yang kariernya sudah mantap, maka tentunya ia juga lebih pilih-pilih calon pasangannya dan juga cara pandangnya.

Adinia Wirasti memang pas memerankan sosok perempuan karier dan perempuan lajang yang tangguh. Ia beberapa kali mendapatkan peran sebagai pegawai kantoran dan ia memerankannya dengan apik.

Sedangkan Reza di sini tampil sebagai aktor eksentrik bernama Satrio. Di awal cerita ia nampak santai dan celetukannya menjengkelkan. Tapi ia pandai berpura-pura.

Oleh karena ia juga tampil sebagai pasangan pura-pura, agak kurang menyakinkan di sini bila ia kemudian benar-benar jatuh cinta dengan Dinda. Demikian juga dengan perasaan Dinda kepada Satrio. 

Rasanya mereka lebih pas sebagai sahabat daripada pasangan karena unsur yang bisa menyatukan mereka terasa kurang. Satrio nampaknya lebih jatuh cinta ke keluarga Dinda daripada ke Dindanya sendiri.

Dari sisi orang tua, ibu dan ayah Dinda memang berhak untuk mengingatkan putrinya agar tak lupa dengan kodratnya. Orang tua akan terus kepikiran dan terbebani bila anak perempuannya ada yang belum menikah. 

Mereka akan benar-benar lega dan seperti sudah selesai tugasnya sebagai orang tua setelah semua anaknya menikah.

Interaksi Adinia dan Reza di sini memikat dan menjadi daya tarik cerita tersendiri. Tak heran bila keduanya juga beberapa kali dipertemukan sebagai pasangan, seperti dalam "Jakarta Maghrib" dan "Critical Eleven".

Sosok Adi Kurdi juga menjadi nyawa film ini | sumber gambar: CNN Indonesia
Sosok Adi Kurdi juga menjadi nyawa film ini | sumber gambar: CNN Indonesia

 
Selain interaksi keduanya, daya tarik dalam film yang dibesut Ody C. Harahap ini adalah sosok ayah yang diperankan Adi Kurdi (almarhum). Menurutku film ini adalah salah satu penampilan Adi Kurdi yang patut diapresiasi. 

Interaksinya bersama si istri, ke Dinda, dan ke Satrio nampak luwes, seperti sosok ayah yang melindungi keluarganya, namun juga kadang-kadang bawel merepotkan.

Film ini memiliki porsi yang pas antara porsi keluarga, porsi romantis, dan takaran komedinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun