Film-film Indonesia memang masih didominasi oleh tema-tema seputar drama romantis. Namun, tak sedikit yang memiliki premis menarik seperti "Love Story" (2011). Film ini memiliki sisi menarik karena menambahkan unsur mitos dalam kisah cinta dua insan, Galih dan Ranti.
Lagi-lagi ada Reza Rahadian dan Acha Septriasa di film ini. Ini sudah keempat kalinya aku melihat keduanya tampil dalam satu film, tapi bisa jadi frekuesi keduanya tampil bersama lebih banyak daripada yang kuketahui. Kali ini mereka tak jadi pasangan kekasih.
Acha Septriasa menjadi Ranti dan Reza Rahadian berperan sebagai Pengkor. Ranti adalah gadis yang cantik dan bercita-cita menjadi seorang guru di desanya. Sedangkan Pengkor adalah kawan Ranti, seorang pemuda yang memiliki cacat lengan dan juga tunawicara. Pengkor biasanya mencoba menarik perhatian lewat gerakan lengannya yang terbatas sambil berteriak-teriak.
Ranti di sini memiliki pasangan bernama Galih (Irwansyah). Keduanya kawan sejak kecil dari dua desa yang berbeda. Galih lalu mengikuti kedua orang tuanya, pindah dari desa tersebut dan kemudian meneruskan kuliah di Bandung.
Galih lalu kembali ke desanya seusai lulus kuliah dan bekerja. Ia ingin membantu Ranti mewujudkan mimpinya menjadi guru. Ia mulai membangun sekolah dan kincir pembangkit listrik di tepi sungai yang dianggap keramat oleh warga dua desa. Ia juga melamar Ranti.
Hubungan keduanya tentunya ditentang orang tua Ranti, termasuk Pengkor dan warga dua desa. Sejak dulu ada legenda dan mitos di daerah tersebut. Awalnya hanya ada satu desa. Lalu dengan hadirnya sungai tersebut, desa pun terbagi dua.
Sungai ini muncul dikarenakan kemarahan seorang pemuda yang kekasihnya dinikahkan dengan pria lain. Sejak itu hubungan percintaan antara dua desa dilarang keras, jika dilanggar akan ada musibah.
Setelah Galih melamar Ranti, seorang anak kecil, Wage mengalami kecelakaan dan meninggal. Warga desa pun mengaitkan hubungan keduanya dengan kutukan. Namun Galih dan Ranti tetap bersikukuh untuk bersama dan membangun sekolah.
Latar dan Cerita Mitos yang Menarik
Film diawali dengan cerita dongeng antara asmara Dewi Bulan dan kekasihnya yang hanya pemuda biasa. Si pemuda bertapa bertahun-tahun demi mendapatkan restu untuk menikahi gadis pujaannya. Lalu ia merasa dikhianati dan murka.
Latar cerita bak dongeng ini menarik. Film "Love Story" memberikan gambaran sebuah desa yang kehidupan masyarakatnya masih sederhana, belum tersentuh listrik dengan rumah-rumah kayu sederhana.
Masyarakat desa dalam film ini masih menjaga adat tradisi, seperti memberikan sesaji ke sungai dan juga dominan mengenakan baju dengan model dan warna tertentu. Gerobak kuda menjadi mode transportasi yang umum digunakan oleh warga setempat.
Andai film ini lebih menggali aspek adat dalam desa ini tentunya akan lebih menarik. Sayangnya film ini lebih berfokus ke kutukan dan bagaimana menggagalkan hubungan Galih dan Ranti agar tak terjadi malapetaka di kedua tersebut.
Nah ketika cerita berfokus ke hubungan Ranti dan Galih, di sinilah banyak hal yang kurang masuk akal dalam film ini. Yang pertama adalah kesinambungan cerita. Di awal film, si nenek bercerita ke Ranti bahwa ibunya menjadi korban  karena adanya hubungan antara dua desa. Di sini kurang jelas apakah ibunya pelaku hubungan ataukah ada warga desa lainnya yang memiliki hubungan asmara tersebut.
Jika ibunya adalah korban kutukan maka tindakan si ayah kepada Ranti menjadi beralasan karena ia tak ingin ada korban seperti istrinya. Si ayah (Reza Pahlevi) beberapa kali menghajar Ranti membabi buta, padahal Ranti putri satu-satunya. Sementara si nenek hanya bisa melihat, tanpa menolongnya.
Di sini seolah-olah hanya kaum perempuan yang disalahkan. Ranti dipukuli dengan kejam oleh ayahnya, namun Galih dibiarkan.
Bagian yang kurang masuk akal berikutnya berkaitan dengan Galih dan upayanya membangun sekolah. Tak dijelaskan kenapa ia datang sendiri ke desa tanpa orang tuanya. Apalagi ia bertujuan untuk melamar gadis yang disayanginya sejak kecil.
Tak dijelaskan juga latar pendidikan Galih, sehingga ia mampu membangun sekolah dan kincir sendirian, tanpa bantuan. Pembangunannya juga hanya berlangsung beberapa hari, entah darimana material dan alat bertukangnya. Ia seperti sosok dongeng Bandung Bondowoso bisa membuat sesuatu dalam sekejab.
Semua bagian tentang Galih dan sekolah rasanya janggal. Tapi film ini jadi berasa seperti dongeng dan sosok Galih itu seperti tak nyata.
Di luar keterbatasan ceritanya, pesan dalam film yang disutradarai oleh Hanny R. Saputra ini bernas. Bagaimana sosok Ranti ingin berkontribusi bagi desanya dengan menjadi guru. Galih juga ingin mengubah persepsi warga tentang sungai, yang awalnya menakutkan menjadi sebuah anugerah Tuhan yang banyak manfaatnya.
Ya "Love Story" ini seperti kisah dongeng di abad modern. Akting Acha di sini juga enak dinikmati, tak begitu berlebihan. Ia berhasil meraih piala FFB untuk kategori pemeran utama wanita terpuji berkat perannya sebagai Ranti. Kalian bisa menyaksikan film ini di Netflix.
