Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kebakaran Hutan di Indonesia yang Masih Berulang

5 Oktober 2021   21:17 Diperbarui: 5 Oktober 2021   21:39 11815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Indonesia pernah mengalami kebakaran hutan dan lahan parah pada tahun 2019. Namun sayangnya setelah peristiwa tersebut, masih saja peristiwa kebakaran hutan dan lahan itu terjadi. Hingga kini.

Kebakaran hutan dan lahan hanya menguntungkan kalangan tertentu. Yang dirugikan sangat banyak, bukan hanya generasi masa kini juga generasi masa depan karena alam makin rusak, flora fauna berkurang, dan sumber daya alam juga makin terbatas.

Namun entah kenapa, dan seharusnya menjadi perhatian pemerintah, baik pemerintah pusat dan daerah, sejumlah peristiwa kebakaran masih berulang terjadi. Rupanya peristiwa kebakaran hutan pada tahun 2019 masih tidak membuat jera dan masih saja ada 'oknum' yang tega membakar hutan.

Ya, memang kebakaran hutan dan lahan ada faktor alam. Tapi sebagian besar atau hampir 90 persen penyebab kebakaran hutan dan lahan, rata-rata adalah ulah manusia seperti yang disampaikan oleh Wamen KLH. Baik yang disengaja maupun tak sengaja.

Berdasarkan data dari katadata yang bersumber dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2020 terjadi karhutla sebesar 296 ribu hektar. 

Angka ini memang lebih kecil dibandingkan karhutla tahun 2019, yakni yang mencapai 1,65 juta hektar. Tapi bukan berarti angka ini tidak berarti. Sangatlah  berarti.

Berapa banyak flora dan fauna yang menderita, kemudian hangus terbakar karena api yang meluas. Berapa banyak manusia yang menderita ISPA karena asap kebakaran. Belum lagi masalah kerusakan ekologi. Banjir kemudian bisa terjadi.

Kebakaran hutan dan lahan tidak boleh dipandang enteng. Pelaku pembakaran terutama yang  disengaja perlu dihukum berat, selain dampak yang diakibatkannya besar, juga sebagai efek jera, agar tidak terus berulang.

Jika hukuman ringan dan tak ada efek jera, hutan Indonesia akan lama-kelamaan habis. Hewan-hewan liar akan kehilangan habitatnya dan kita hanya bisa menjumpai mereka di kebun binatang.

Hingga Juli 2021 dilansir dari Katadata sudah 160.104 hektar lahan dan hutan yang terbakar. Berita kebakaran hutan ini seolah-olah teredam selama pandemi ini. 

Kebakaran hutan mayoritas terjadi di NTT, NTB, Kalimantan dan Sumatera. Di Riau, karhutla yang terbakar termasuk hutan lindung dan taman nasional.

Kebakaran masih terus terjadi di Sumatera pada bulan September, yaitu di Riau dan Palembang. Sampai kapan karhutla di Indonesia karena ulah manusia ini terjadi?

Referensi: satu, dua, tiga, empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun