Indonesia tahun ini terpilih sebagai penyelenggara Sundance Film Festival Asia 2021. Ini kali pertama diadakan Festival Sundance per regional. Acaranya sudah dimulai sejak kemarin (Kamis, 23 September) hingga Minggu, 26 September. Namun sayangnya festival bergengsi ini sepertinya kurang bergema.
Ada tiga agenda utama dalam penyelenggaraan festival yang diadakan oleh Sundance Institute, XRM Media, dan bekerja sama IDN Media. Yang pertama adalah pemutaran delapan film pilihan, kemudian ada enam diskusi panel film cuma-cuma. Lalu juga ada lomba film pendek yang deretan finalis film pendeknya nanti bisa ditonton gratis pada tanggal 26 September.
Film-filmya terbagi atas empat film fiksi dan empat film dokumenter yang merupakan film anyar yang dirilis tahun 2021. Pada hari pertama diputar film berjudul "Passing" dan "Try Harder".
Film "Passing" yang dibesut Rebecca Hall berkisah tentang dua perempuan berdarah Amerika-Afrika yang hidup pada tahun 1929. Pada masa itu muncul isu rasial dan gender. Film ini dibintangi Tessa Thompson yang dikenal sebagai Valkyrie dalam "Thor", Ruth Negga, dan Alexander Skarsgard.
"Try Harder" merupakan film dokumenter yang bercerita tentang anak-anak sebuah sekolah yang tekun belajar untuk mendapatkan hadiah dan kesempatan belajar di kampus impian mereka. Di sini anak-anak yang nerd dianggap anak-anak yang keren.
Hari ini, Jumat diputar dua film, "The Dog Who Wouldn't Be Quiet" tentang pria yang sering berganti-ganti pekerjaan; dan juga dokumenter "Amy Tan: Unintended Memory yang memiliki darah Tionghoa.
Besok diputar dua film, "Users" dan "Luccu". Sedangkan pada hari terakhir akan diputar "John and The Hole" dan "Writing in Fire".
Aku sendiri membeli satu tiket hari Minggu yakni yaitu "John and The Hole". Nantinya link nonton akan tersedia dari pukul 12.00 hingga 23.59.
Film berdurasi 1 jam 43 menit ini dibesut oleh Pascual Sisto. Film ini berkisah tentang remaja laki-laki yang misterius bernama John. Film ini dibintangi Charlie Shortwell dan Taissa Farmiga
Enam diskusi panel filmnya juga gratis dan bisa disaksikan via Tik Tok. Diskusi ini ini menampilkan berbagai sineas ternama seperti Joko Anwar, Fajar Nugros, Angga Sasongko, Edwin, dan Nia Dinata. Workshop film tersebut di antaranya "Rise of Vertical Cinema" dan  "The Future of South East Asia Cinema" yang diadakan Sabtu dan Minggu
Dan yang bakal ditunggu kontestan film pendek adalah pengumuman pemenang. Siapa yang kiranya bakal meraih penghargaan bergengsi ini.
Meski acaranya keren, tapi entah kenapa rasanya festival film Sundance Asia  ini kurang bergema. Apalagi jika dibandingkan event festival film lainnya yang sedang berjalan saat ini.
Aku menerka-nerka karena acara workshopnya diadakan di Tik Tok di mana tak semua orang menggunakan aplikasi tersebut sehingga diskusinya kurang banyak diketahui penggemar film. Lebih baik ada alternatif selain Tik Tok yaitu YouTube yang lebih mudah diakses.Â
Lalu pembelian tiketnya juga harus menggunakan kartu kredit atau kartu debit. Menurutku ini kurang fleksibel, padahal sebaiknya bisa dengan pilihan e-wallet atau metode transfer. Harga tiketnya juga lumayan, yaitu Rp 30 ribu per film. Meski juga ada paket terusan sebesar Rp 85 ribu, rasanya masih kurang flesibel dengan pilihan waktu tontonan yang hanya 12 jam dan metode pembayaran yang terbatas Â
Semoga ini jadi catatan penyelenggaraan Festival Film Sundance Asia ke depan, sehingga acaranya bisa lebih baik dan dikenal luas oleh masyarakat, terutama pecinta film.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI