Tapi memang melihat gambarnya saja, aku suka ikut merasai kepedasan. Ada yang masakannya warnanya merah sekali berkat cabe yang begitu banyak. Ada juga yang penuh dengan taburan cabe ijo. Entah kenapa aku seperti merasai apa yang dirasakan oleh Kenta. Ikut merasa kepedasan.
Dalam film ini ada banyak pesan moral dan hal positif berkaitan dengan Kenta yang belajar menyukai masakan pedas, sambil terus melatih kemampuannya menjual barang.Â
Ia belajar bagaimana bersabar menghadapi calon klien, bagaimana mengamati supermarket yang akan disasarnya, dan juga bagaimana menciptakan kebutuhan akan minuman yang dijualnya. Lewat masakan pedas ia juga membina hubungan akrab dengan seniornya.
Ya di sini seni masakan pedas dikaitkan dengan bagaimana seseorang menaklukkan halangan yang ditemuinya selama bekerja.
Hanya sayangnya karakter tokoh Kenta menurutku kurang menarik. Ia digambarkan polos dan suka belajar, namun proses ia menaklukkan halangannya, nampak begitu mudah dan sempurna. Plot ceritanya di tiap episode lama-kelamaan agak monoton, kurang bervariasi.
Tapi di sini memang pusat perhatiannya adalah makanan pedas. Kalian ingin bersantap masakan pedas yang mana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H