Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Andaikata Kisah Romansa Raden Panji dan Candrakirana Difilmkan

1 September 2021   23:09 Diperbarui: 1 September 2021   23:11 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah cinta Raden Panji Inu Kertapati dan Galuh Candrakirana menjadi cerita utama sendratari topeng Malang (sumber: dongengceritarakyat.com)

Andaikata Kisah Cinta Raden Panji dan Galuh Candrakirana Difilmkan


Sudah pernah dengar kisah cinta ala Rama Shinta versi Jawa Timur? Apabila kalian menjawab keduanya adalah Raden Panji dan Galuh Candrakirana, maka jawaban kalian benar. Kisah romansa mereka diwarnai intrik dan petualangan. Andaikata difilmkan, maka filmnya bakal epik dan memberikan gambaran tentang era abad XII Masehi di Jawa Timur.

Kisah cinta Panji dan Candrakirana ini sangat populer di Malang, Kediri, dan sekitarnya. Bahkan kisah cinta ini populer di berbagai daerah di Indonesia dan dikenal sampai ke berbagai negara Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand. Kedua tokoh sentral cerita ini diduga nyata dengan latar cerita pada masa Kerajaan Kediri terbagi dua, Kerajaan Panjalu dan Jenggala.

Ketika kecil, ayah sering memperdengarkan kaset berisikan cerita Raden Panji. Ada banyak volumenya. Namun aku baru benar-benar paham tentang ceritanya ketika membaca riwayat percintaan mereka di sebuah buku. Bukunya entah kemana. Namun kisah cinta keduanya ini sangat berkesan. Epik. Seperti kisah Rama dan Shinta.

Ketika mempelajari tentang seni topeng Malang, baru aku memahami betapa populernya cerita ini. Ia mulai diceritakan pada masa kekuasaan Singosari dan mencapai puncak popularitas pada era Majapahit, bahkan muncul di berbagai relief candi di Jawa Timur seperti Candi Penataran di Blitar.

Kisah cinta Panji-Candrakirana juga menjadi cerita yang umumnya dipentaskan pada sendratari topeng Malang. Bahkan 76 karakter yang ada di topeng Malang diduga terinspirasi dari para karakter cerita roman tersebut.

Seperti Apa Sih Ceritanya?
Nah bagi yang tinggal di luar Malang dan Jawa Timur, mungkin tidak banyak tahu tentang kisah romansa Raden Panji dan Galuh Candrakirana. Kisah ini berlatar pada masa Kerajaan Panjalu dan Jenggala.

Dulunya kedua kerajaan ini adalah satu ketika masih di bawah pemerintahan Airlangga. Untuk menghindari perebutan kekuasaan maka Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, Panjalu (Kediri) beribukota di Daha dan Jenggala beribu kota di Kahuripan.

Kisah Panji dan Candrakirana ini asli nusantara (sumber: nationalgeographic.grid.id)
Kisah Panji dan Candrakirana ini asli nusantara (sumber: nationalgeographic.grid.id)


Raden Panji Inu Kertapati alias Panji Asmarabangun adalah pangeran Jenggala. Ia sejak kecil ditunangkan oleh Galuh Candrakirana, putri Panjalu.

Perjodohan mereka menghadapi sejumlah kendala. Permaisuri Daha, ibunda Galuh Candrakirana meninggal karena racun. Ibu tiri yang merupakan selir dan adik tirinya kerap menyakiti perasaannya, bahkan pernah memotong rambutnya sehingga ia sedih dan kemudian melarikan diri bersama para pengikutnya.

Ia kemudian menyamar menjadi pria dan mengubah namanya menjadi Panji Semirang. Ia membuat sebuah kota sendiri dan merampok mereka yang melewati wilayahnya. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan para utusan Panji Asmarabangun yang hendak melamar Galuh Candrakirana. Mereka dirampoknya. Lalu Panji Asmarabangun datang sendiri untuk mengambil barangnya yang dirampas.

Ketika berjumpa, keduanya malah menjalin persahabatan. Namun dalam hatinya Panji Asmarabangun merasakan Panji Semirang adalah perempuan. Ketika tiba di Daha dan tak menjumpai Galuh Candrakirana, ia merasakan suatu keanehan dan kemudian pergi mencari tunangannya tersebut.

Ceritanya masih panjang. Petualangan Galuh Candrakirana masih berlanjut hingga kemudian keduanya pun bersama dan menikah.

Ada yang menduga ceritanya fiktif. Namun tak sedikit yang menduga kisah epik ini dikembangkan dari kisah nyata seperti halnya kisah Calonarang yang diduga juga berkaitan dengan tokoh nyata, hanya ceritanya mungkin yang sudah beredar di masyarakat mengalami dramatisasi.

Andaikata kisah roman ini difilmkan, maka generasi muda akan mendapatkan gambaran sejarah situasi nusantara pada masa abad XI-XIII, terutama di Jawa Timur.

Sejarah kerajaan di Jawa Timur, era sebelum Singosari mungkin belum begitu populer. Padahal ada kisah-kisah kerajaan yang menarik pada masa itu. Misalnya Kerajaan Medang Jawa Timur yang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang alias Mataram Kuno di Jawa Tengah.

Ada juga Kerajaan Kanjuruhan di Malang dengan rajanya yang terkenal Raja Gajayana. Era Kerajaan Medang kemudian digantikan oleh Kahuripan dengan Raja Airlangga yang terkenal, baru kemudian era Panjalu dan Jenggala yang kemudian bergabung kembali menjadi Kadiri.

Kembali lagi ke cerita Panji dan Galuh Candrakirana, diduga keduanya merujuk pada Raja Panjalu yaitu Kameswara dengan permaisurinya yang berasal dari Jenggala, Dewi Sasikirana atau Sri Kiranaratu.

Oleh karena ceritanya berlatar abad ke-12 masehi tentunya kondisi Jawa Timur masa itu sangat berbeda dengan sekarang. Namun pada masa itu irigasi sudah ada. Sistem politik, toleransi agama, dan ekonomi juga telah berkembang. Bahkan sejak abad ke-10 sudah ada hubungan dagang mancanegara seperti Tiongkok dengan kerajaan di Jawa Timur sejak era Kerajaan Medang hingga Majapahit. Bidang agraris juga maju.

Memang tak ada bukti fisik kerajaan di Jawa Timur, yang tertinggal hanya candi-candi dan prasasti. Sehingga apabila difilmkan maka bisa jadi agak sulit mendapatkan gambaran. Tentunya perlu riset dari naskah kuno, prasasti, dan pendapat para pakar sejarah.

Tari Topeng Malang mementaskan kisah Panji Semirang (sumber: boombastic.com)
Tari Topeng Malang mementaskan kisah Panji Semirang (sumber: boombastic.com)


Tantangan tersendiri dari segi kostum.  Apakah gambarannya seperti dalam kisah "Arok Dedes" karya Pramoedya Ananta Toer di mana perempuan masa itu lazim mengenakan kain hingga sebatas pinggang? Jika ya tentu akan jadi kontroversi apabila mengikuti sejarah aslinya, dan perlu dilakukan modifikasi dengan saran dari para ahli sejarah.

Andaikata ada produser dan sutradara yang berani memfilmkan kisah roman ini tentu akan luar biasa. Inilah cerita roman epik asli nusantara yang sebenarnya tak kalah dengan kisah Rama dan Shinta. 

Tak masalah bila film ini dibuat jadi kisah animasi, bukan layar lebar. Asalkan ruh pesan dan ceritanya tak begitu berbeda dengan versi nyatanya. Cerita ini kaya akan pesan keberanian, kejujuran, dan juga kesetiaan. Ia juga memuat unsur kesetaraan antara perempuan dan pria.

Apabila kisah ini sukses difilmkan maka kisah-kisah masa kerajaan menyusul difilmkan, kisah Ken Arok, Calonarang, Balaputradewa, dan Gajahmada juga kisah-kisah kerajaan lainnya seperti Kerajaan Kutai, Ternate, Larantuka dan lainnya. Hemmm sejarah Indonesia kaya ya dan menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun