Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jelang Petang dan Kucing yang Malas

25 Agustus 2021   17:50 Diperbarui: 25 Agustus 2021   17:58 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samsudin dan dua anaknya pun pulas | dokpri


Waktu menunjukkan pukul lima. Sudah masuk ke arah petang. Kulihat kucing-kucing di rumah menguap dan mengambil posisi santai. Beberapa sudah terlelap dengan pulasnya, seperti Samsudin dan dua anaknya.

Samsudin induk betina yang dulunya kucing liar. Karena kasihan melihat perutnya yang besar, kami tak tega mengusirnya. Memang kucing kami sudah kebanyakan, tapi kami tetap tak tega mengusir kucing betina, apalagi yang akan beranak.

Ya, akhirnya si Samsudin melahirkan di rumah kami. Rupanya ia cerdik, bersembunyi di antara kardus-kardus di sebuah kamar. Namun ia tak puas. Seperti tradisi kucing, harus berkali-kali bayi kucing dipindahkan.

Si Samsudin juga menerapkan prinsip tersebut. Anaknya dipindahkan ke kolong lemari, lalu ke laci di kamar. Berhubung ketahuan, ia batal menaruhnya ke laci. Tapi kemudian ia tahu spot yang aman buat naruh anaknya. Apalagi ada bantal kucing yang jatuh tak jauh dari spot tersebut.

Akhirnya Samsudin menaruh dua anaknya di bantal kucingku, tak jauh dari meja kerjaku. Nyempil di situ. Karena badannya besar, maka hanya dua anaknya yang muat di bantal kucing itu.

Samsudin kelelahan mencari nafkah buat kedua anaknya | dokpri
Samsudin kelelahan mencari nafkah buat kedua anaknya | dokpri


Petang ini Samsudin pun terlelap. Ia kelelahan menyusui anaknya. Ia juga sempat lunglai mendapati satu anaknya meninggal ketika ia pindahkan ke sana dan ke mari.

Tak hanya Samsudin yang lemas, Opal juga matanya sayu. Ia juga kesal dua kali kusuruh pindah dari kamar mandi. Hawa Jakarta yang lembab dan gerah membuatnya nyaman tidur di lantai kamar mandi.

Ah kucing-kucing lainnya juga lemas. Tidurlah yang nyaman sambl menunggu makan malam.

Opal akuisisi kursi kerjaku | dokpri
Opal akuisisi kursi kerjaku | dokpri


Mulut Samsudin berkedut-kedut. Kayaknya ia mimpi ikan belanak gendut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun