Tanpa Nero, aku merasa sendiri. Selama dalam perjalanan aku begitu gembira dan tenang bersama Nero. Perasaanku meluap ketika berlari bersama Nero tadi. Bahkan aku begitu senang ketika Nero mengajak singgah ke rumah para boneka tadi.Â
Tapi ke mana dia? Kenapa Kamu tega meninggalkanku di sini Nero?
Aku ingin menangis. Aku telah memasuki hutan yang rimbun. Sepi. Hanya ada riuh suara angin dan derak ranting. Jantungku makin berdegup. Apakah ini hanya mimpi buruk?
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H