Sudah hampir 10 hari aku cuti nonton film di platform streaming. Paling-paling nonton sekadar trailer film yang akan datang. Waktu yang biasa kugunakan untuk nonton, kugunakan untuk membaca buku dan mendengarkan musik.
Aku suka menonton film dan mendengarkan musik. Sayangnya dua kegiatan ini tak bisa dilakukan sekaligus, kecuali menyaksikan film musikal atau film dokumenter pentas musik seperti film konsernya Metallica.
Nah karena sedang senang-senangnya baca buku. Mumpung banyak buku baru yang kubeli, maka aku pilih aktivitas mendengarkan musik. Mendengar musik bisa sambil membaca sekaligus. Tak mungkin membaca buku sambil nonton film.
Ada beberapa buku jadi pilihan. Aku pilih bacaan klasik seperti "Robinson Crusoe, "The Three Musketers", "Gulliver's Travels, "Robinhood", "Oliver Twist", dan "Kumpulan Cerita Pendek Kafka". Yang terakhir ini bikin keningku agak berkerut. Karya Franz Kafka bukan jenis bacaan ringan yang bikin otak santai. Untuk bacaan yang agak berat seperti ini perlu diiringi musik cadas.
Cerita Kafka yang kali pertama kukenal adalah "Metamorfosis" yang menceritakan seseorang yang ketika terbangun wujudnya berubah menjadi serangga raksasa. Bukan cerita yang nyaman dibaca. Aku mencoba membayangkan bagaimana terkejutnya ia dan keluarganya menyikapi perubahannya tersebut.
Cerita-cerita pendek Kafka menurutku tidak biasa. Dari yang kubaca, pengalaman hidup dan lingkungan yang membesarkan Kafka membuatnya memiliki pemikiran dan jalan cerita yang unik.
Cerita tentang "Before The Law" menurutku cerita yang apik di awal, namun kemudian cukup mengejutkan di bagian akhirnya. Dikisahkan ada seseorang yang ingin mencari keadilan. Si penjaga berkata, belum waktunya ia untuk masuk. Jikapun ia berniat mengalahkannya, maka masih banyak pintu yang dijaga penjaga yang lebih kuat.
Seseorang itu bersabar. Bertahun-tahun ia menunggu agar diperbolehkan masuk. Ia coba menyuap si penjaga, namun lagi-lagi ia diberitahu waktunya belum tiba. Hingga suatu ketika ia merasa waktunya di dunia sudah hampir berakhir.
Aku belum menyelesaikan cerita-cerita Kafka. Mungkin karena beberapa orang menyebut karya Kafka adalah masterpiece di dunia sastra, aku jadi tergoda dan penasaran untuk membaca karya-karyanya. Sepertinya perlu beberapa cangkir kopi dan musik cadas agar aku berhasil menyelesaikan buku ini. Â
Kutunda untuk membaca Kafka lagi. Ditemani lagu-lagu unik dari penyanyi Norwegia, Aurora, aku membaca buku Enid Blyton berjudul "The Rabbit's Whiskers" yang merupakan kumpulan cerita pendek fantasi.Â
Oh iya Aurora ini penyanyi yang mengisi suara spirit dalam lagu "Into The Unknown" dalam film "Frozen II". Ia penyanyi yang seperti peri,warna vokal dan lagu-lagunya unik, cocok untuk mengiringi cerita fantasi.
Cerita kumis kelinci ini tentang boneka kelinci yang marah dan panik karena si tukang cukur membabat habis kumisnya. Ia malu tanpa kumis. Apalagi nanti malam ada pesta yang akan dihadirinya. Akhirnya ia dibantu kawan-kawannya mencoba menemukan sesuatu sebagau pengganti kumisnya.
Kata orang bijak membaca itu penting bagi mereka yang gemar menulis. Jika hanya menulis tapi jarang membaca maka karya yang dihasilkan bisa jadi sekadar perulangan.Â
Namun jika rajin meng-update bacaan maka bukan hanya wawasannya yang bakal bertambah, diksinya bisa jadi akan semakin kaya. Pandangannya juga akan lebih luas.Â
Aku lupa siapa yang berkata seperti itu. Tapi aku beberapa hari ini memang lagi jenuh nonton film, mungkin besok atau lusa sudah tak bosan lagi.Â
Selamay beristirahat teman-teman Kompasianer.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H