Omong-omong tentang boyband era 90an, salah satu favoritku adalah Boyzone. Lagu-lagu mereka easy listening, liriknya sederhana, dan para personelnya juga keren. Hanya yang membuatku kecewa dengan Boyzone adalah pembagian porsi bernyanyinya yang berfokus ke Ronan Keating, disusul Stephen Gately. Aku bertanya-tanya dalam hati apakah ketiga personel lainnya, Mikey Graham, Shane Lynch, dan Keith Duffy sekadar pelengkap?
Hingga saat ini aku masih suka mendengar lagu-lagu Boyzone.
Tembang milik mereka yang kusuka rupanya cukup banyak. Ada "Ben", "A Different Beat", "She Moves Through The Fair", dan "All That I Need".
Ketika kemudian Stephen Gately meninggal, aku berduka karena aku suka warna vokalnya yang halus dan khas. Lagu-lagu di mana ia menjadi lead vocal-nya, aku suka seperti "Ben", "A Differrent Beat", "Give a Little", dan "No Matter What".
Setelah Stephen meninggal, aku tak pernah lagi mencari tahu kabar Boyzone. Kupikir mereka sudah bubar. Tapi ternyata tidak. Pasca kehilangan satu personelnya, Boyzone tetap eksis. Bahkan mereka kembali merilis album. Ada empat album, lebih banyak daripada ketika masih komplet berlima. Keempatnya adalah "Brother", "BZ20", "Dublin to Detroit", dan "Thank You & Goodnight".
Album terakhir mereka dirilis tiga tahun lalu. Namun mereka masih tetap eksis sehingga bisa jadi mereka akan kembali merilis album baru pada tahun-tahun mendatang.
Ketika mendengar album-album Boyzone pasca Stephen meninggal, aku mendapat jawaban tentang pertanyaan yang mengusik pikiranku dulu. Ketiga personel Boyzone lainnya, Mikey, Shane, dan Keith juga bisa bernyanyi. Mereka tak sekadar pelengkap. Suara mereka juga cukup bagus.
Coba dengar lagu berjudul "Love" yang masuk dalam album ketujuh mereka, "Thank You and Goodnight".
Meski Ronan Keating masih lebih banyak jadi lead vocal, penggemar Boyzond bisa mendengar vokal Mikey Graham, Shane Lynch, dan Keith Duffy. Masing-masing dari mereka punya warna vokal yang berbeda.
Mikey mendapat porsi nomor dua terbanyak. Ia kadang-kadang juga menjadi pembuka lagu dan lead vocal seperti ketika membawakan secara live lagu berjudul "Word". Dalam penampilan live lagu-lagu lawas Boyzone ia menggantikan porsi Stephen seperti dalam lagu "Love Me for a Reason".
Suara Graham merdu dan powerful. Ia cocok untuk lagu-lagu balada dan melankolis. Selama Boyzone vakum, ia masih  terlibat dalam kegiatan bernyanyi. Ia memiliki album solo berjudul "Meet Me Halfway" yang dirilis tahun 2001 dan pernah bertarung di Eurovision.
Sedangkan Shane Lynch adalah personel favoritku hehehe. Ia selain aktif di kancah musik, juga memiliki karier profesional di ajang balap dan beberapa kali terlibat di dunia akting.
Setelah Boyzone vakum, ia masih aktif menyanyi dan mengikuti ajang balap. Ia pernah memiliki single berjudul "Don't Go" yang dirilis 2005 dan melakukan cover lagu "Girl You Know It's True" bersama Keith Duffy.
Dalam album Boyzone, suaranya bisa didengar jelas dalam lagu "Right Here" dalam album "Brother". Suaranya juga bagus dan stabil. Lagu dan suaranya enak didengar. Lagu lainnya adalah "Rust" dalam "BZ20"
Keith Duffy sama halnya dengan Shane Lynch tak banyak mendapat porsi bernyanyi sebelumnya. Tapi di album "Brother" kita bisa mendengar suaranya lewat lagu "Love is a Hurricane" dan "Life is Rollercoaster". Suaranya juga tak buruk.
Sejak Boyzone vakum ia lebih sering terlibat di dunia akting. Lalu ia membentuk duo bernama Boyzlife, bersama eks anggota Westlife, Brian McFadden membawakan lagu-lagu Boyzone dan Westlife. Duo ini mendapat sambutan hangat dan aktif melakukan tur pada 2016-2018.
Omong-omong lagu-lagu dalam empat album Boyzone tak kalah bagus dengan tiga album ketika mereka masih komplet. Kualitas suara masih bagus dan lagu-lagunya lebih matang. Coba dengarkan deh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H