Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Wish Dragon", Dongeng ala Aladdin Versi Urban Kekinian

14 Juni 2021   14:55 Diperbarui: 17 Juni 2021   12:50 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naga yang kocak dan Din yang polos (sumber: Variety.com)

Siapa yang tak ingin permintaannya dikabulkan secara instan. Apalagi jika kesempatannya ada tiga. Oleh karena banyak manusia yang mengharapkan sesuatu secara instan, dongeng-dongeng dan adaptasi ke film terkait dengan permintaan itu ada begitu banyak. 

Salah satunya adalah film animasi yang baru tayang di Netflix "Wish Dragon".

Dongeng tentang pengabul permintaan yang terkenal adalah "Aladdin". Dengan kemampuan sihir jin lampu maka ia bisa mendapatkan keinginannya. Tidak semua sih. Ada juga yang harus diraihnya dengan upayanya sendiri.

Cerita lainnya lagi adalah tentang "Dragon Ball". Tujuh bola naga bila dikumpulkan akan membuat seekor naga raksasa muncul dan mengabulkan permintaan. Sayangnya kesempatannya hanya sekali, sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Perpaduan antara naga dan tiga permintaan ala Aladdin inilah sepertinya yang menginsipirasi cerita animasi "Wish Dragon". Cocok sih, karena latar cerita film animasi ini terletak di China, di mana naga menjadi salah satu hewan mitos yang terkenal. Selain itu bukankah ada teori bahwa dongeng Aladdin sebenarnya berlatar di China?!

Latar waktunya adalah masa kini dengan tokoh utama bernama Din dan Li Na. Sepuluh tahun lalu keduanya adalah sahabat. Mereka sama-sama tinggal di lingkungan rumah susun yang sederhana. Keduanya juga penggemar dongeng-dongeng tentang naga.

Namun masa-masa manis persahabatan itu harus luluh karena Li Na harus pindah rumah dan sekolah. Ayahnya mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik. Kehidupannya pun kemudian bertolak belakang dengan Din. Ayahnya menjadi pengusaha sukses dan Li Na tenar sebagai bintang iklan.

Din berharap Li Na dapat kembali menjadi sahabatnya. Oleh karenanya ketika ia mendapatkan teko teh ajaib secara misterius, yang menyimpan naga pengabul permintaan, keinginannya sederhana.

Din berharap bisa kembali berteman dengan Li Na (sumber gambar: Netflix)
Din berharap bisa kembali berteman dengan Li Na (sumber gambar: Netflix)
Namun seperti film animasi segala umur, maka tentunya niatan Din tak akan berjalan mulus. Perlulah sosok antagonis, yang untungnya di sini tak semuanya digambarkan hitam putih. Konflik hubungan si kaya dan miskin juga dijadikan bumbu agar konflik lebih menggigit.

Nuansanya sebenarnya mirip-mirip dengan Aladdin, dengan Din yang tangkas namun nasibnya kurang beruntung. Lalu ada Long si naga yang ingin tugasnya segera berakhir sehingga ia diterima di dunia spirit. Ia kocak seperti tokoh jin dalam "Aladdin".

Li Na yang cantik dengan ayahnya yang ingin punya calon menantu yang sukses juga seperti gambaran putri Jasmine. Hanya tak ada Abu si monyet dan permadani ajaib karena ceritanya urban kekinian.

Rumus ramuan cerita seperti dalam film ini sebenarnya klise. Pertentangan Din dengan lawannya yang juga mengincar teko teh ajaib, juga dilema dalam diri Din untuk mendapatkan keinginannya atau bersikap realistis juga mudah ditemui di animasi atau film sejenis. 

Dengan bumbu cerita seperti ini maka penutupnya akan bisa dengan mudah ditebak. Namun untunglah Chris Appelhans, si sutradara, dapat membuat animasi berdurasi 90 menitan ini masih enak dan menarik untuk diikuti.

Yang ditonjolkan di sini bukan hanya harapan Din agar kembali dekat bersama Li Na. Melainkan juga hubungan yang hangat antara Din dan ibunya, keakrabannya dengan para tetangga, dan juga dinamika hubungan Din dan Long, si naga pengabul.

Kualitas gambar dalam film "Wish Dragon" ini cukup apik. Coretan dan gambar tokoh-tokohnya memiliki sesuatu yang khas, agak berbeda dengan gaya anime Jepang dan kartun Hollywood.

Di film ini kultur Tiongkok dibubuhkan, baik dari mitos maupun tradisi, sehingga lebih terasa nilai kelokalan dan keunikannya. Ada dumpling alias masakan seperti siomay yang khas Tiongkok, juga pertunjukan barongsai.

Naganya berwarna pink (sumber gambar: Netflix dalam Variety.com)
Naganya berwarna pink (sumber gambar: Netflix dalam Variety.com)
Gambaran karakter naga dan dunia spiritnya juga terasa segar. Ada latar belakang sosok Long yang menarik. Penampilan Long dengan warna pink juga terasa berbeda. Pasalnya biasanya naga Tiongkok identik dengan warna hijau. 

Leluconnya berhasil membuat tertawa. Namun, ada juga candaan yang kasar. Seperti ketika Din dan Li Na mengerjai anak ayam. Menurutku ini tak patut ada, juga tidak relevan dengan ceritanya. 

Karakter-karakter pendamping seperti Ibu Din dan para tetangganya juga memberikan warna dalam cerita ini. Bagi yang pernah merasai tinggal di rumah susun atau rumah petak yang padat mungkin akan merasa lebih terkoneksi dengan cerita Din.

Hanya minusnya, dari segi ceritanya masih kurang 'wah'. Alhasil filmnya masih kurang berkesan, meskipun animasinya juga tidak buruk.

Dunia Animasi Tiongkok Makin Tumbuh
Dunia animasi Tiongkok memang semakin tumbuh subur. Ini turut dipicu beberapa animasinya yang sukses di pasaran seperti "Dragon Nest" dan "Ne Zha". Disusul kemudian dengan "Flavours of Youth", "Big Fish & Begonia", dan "Over The Moon (Fe Fei en de Man)". Yang terakhir malah bisa masuk sebagai nominasi Oscar.

Namun "Wish Dragon" sebenarnya mirip dengan "Over The Moon". Ia tidak murni produksi studio Tiongkok. Melainkan konsorsium dari beberapa studio animasi Amerika dan Tiongkok, seperti Columbia Pictures, Sony Pictures Animation, dan Tencent Pictures.

Pengisi suara dalam film ini banyak bintang ternama berdarah Asia. Ada Jimmy Wong dan Constance Wu mengisi suara Din dan Ibu Din. Juga ada John Cho mengisi suara si naga Long. Khusus untuk penayangan di Tiongkok, pengisi suara Din dan Long adalah Niu Junfeng dan Jackie Chan.

Naga yang kocak dan Din yang polos (sumber: Variety.com)
Naga yang kocak dan Din yang polos (sumber: Variety.com)

"Sebuah film ala-ala 'Aladdin' dengan nuansa urban kekinian. Skor: 7/10."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun