Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Wish Dragon", Dongeng ala Aladdin Versi Urban Kekinian

14 Juni 2021   14:55 Diperbarui: 17 Juni 2021   12:50 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Din berharap bisa kembali berteman dengan Li Na (sumber gambar: Netflix)

Rumus ramuan cerita seperti dalam film ini sebenarnya klise. Pertentangan Din dengan lawannya yang juga mengincar teko teh ajaib, juga dilema dalam diri Din untuk mendapatkan keinginannya atau bersikap realistis juga mudah ditemui di animasi atau film sejenis. 

Dengan bumbu cerita seperti ini maka penutupnya akan bisa dengan mudah ditebak. Namun untunglah Chris Appelhans, si sutradara, dapat membuat animasi berdurasi 90 menitan ini masih enak dan menarik untuk diikuti.

Yang ditonjolkan di sini bukan hanya harapan Din agar kembali dekat bersama Li Na. Melainkan juga hubungan yang hangat antara Din dan ibunya, keakrabannya dengan para tetangga, dan juga dinamika hubungan Din dan Long, si naga pengabul.

Kualitas gambar dalam film "Wish Dragon" ini cukup apik. Coretan dan gambar tokoh-tokohnya memiliki sesuatu yang khas, agak berbeda dengan gaya anime Jepang dan kartun Hollywood.

Di film ini kultur Tiongkok dibubuhkan, baik dari mitos maupun tradisi, sehingga lebih terasa nilai kelokalan dan keunikannya. Ada dumpling alias masakan seperti siomay yang khas Tiongkok, juga pertunjukan barongsai.

Naganya berwarna pink (sumber gambar: Netflix dalam Variety.com)
Naganya berwarna pink (sumber gambar: Netflix dalam Variety.com)
Gambaran karakter naga dan dunia spiritnya juga terasa segar. Ada latar belakang sosok Long yang menarik. Penampilan Long dengan warna pink juga terasa berbeda. Pasalnya biasanya naga Tiongkok identik dengan warna hijau. 

Leluconnya berhasil membuat tertawa. Namun, ada juga candaan yang kasar. Seperti ketika Din dan Li Na mengerjai anak ayam. Menurutku ini tak patut ada, juga tidak relevan dengan ceritanya. 

Karakter-karakter pendamping seperti Ibu Din dan para tetangganya juga memberikan warna dalam cerita ini. Bagi yang pernah merasai tinggal di rumah susun atau rumah petak yang padat mungkin akan merasa lebih terkoneksi dengan cerita Din.

Hanya minusnya, dari segi ceritanya masih kurang 'wah'. Alhasil filmnya masih kurang berkesan, meskipun animasinya juga tidak buruk.

Dunia Animasi Tiongkok Makin Tumbuh
Dunia animasi Tiongkok memang semakin tumbuh subur. Ini turut dipicu beberapa animasinya yang sukses di pasaran seperti "Dragon Nest" dan "Ne Zha". Disusul kemudian dengan "Flavours of Youth", "Big Fish & Begonia", dan "Over The Moon (Fe Fei en de Man)". Yang terakhir malah bisa masuk sebagai nominasi Oscar.

Namun "Wish Dragon" sebenarnya mirip dengan "Over The Moon". Ia tidak murni produksi studio Tiongkok. Melainkan konsorsium dari beberapa studio animasi Amerika dan Tiongkok, seperti Columbia Pictures, Sony Pictures Animation, dan Tencent Pictures.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun