Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Aku Suka Cuci Piring Gelas, tapi Enggan Setrika

8 Juni 2021   19:27 Diperbarui: 8 Juni 2021   19:40 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuci piring gelas bisa bikin kreatif (sumber: Pixabay/Estellina)


Sejak kecil, kami tak punya asisten rumah tangga. Semua pekerjaan rumah tangga dilakukan ibu dibantu anak-anaknya. Setelah dewasa, kebiasaan itu pun dibawa. Kami melakukan semua pekerjaan rumah tangga sendiri dari menyapu, mencuci, memasak dan sebagainya. Di antara rentetan pekerjaan rumah tangga, aku paling ogah-ogahan setrika pakaian.

Ketika masih bekerja di kantor (WFO), aku selalu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, baru kemudian berangkat kerja. Targetku dalam 90 menit semuanya kelar.

Ada seni dan strategi strategi tersendiri agar pekerjaan rumah tangga bisa cepat diselesaikan dan tidak terlalu membosankan.

Caranya, aku menanak nasi dengan rice cooker lalu menyiapkan pakaian yang akan dicuci. Pakaian putih dan berwarna kupisahkan. Setelahnya kuberikan deterjen dan kubiarkan. Untuk sementara aku menyapu, menyiram tanaman, merapikan tempat tidur, mengepel, dan memberi makan para kucing.

Nah untuk sarapan dan bekal makan siang, aku pilih masakan yang praktis. Yang kiranya menyiapkan dan memasaknya hanya berkisaran 15-20 menitan. Sambil menunggu makanan matang, biasanya aku mencuci piring, gelas, dan perabotan dapur. Aku tak suka bila berangkat kerja dalam kondisi rumah kotor dan berantakan.

Nah mencuci pakaian kulakukan secara manual. Lebih mudah dan cepat. Baru kalau jenisnya jaket, sprei, atau bedcover, aku menyerah, kugunakan mesin cuci.

Setelah pakaian dijemur, aku sudah sarapan, dan makan siang para kucing sudah kusiapkan, maka waktu berangkat kerja. Pulang kerja, cukup menyapu jika agak kotor, dan menyiapkan makan malam. Tapi jika terpaksa lembur, alamat makan pun beli, karena sudah kecapekan. Sampai di rumah biasanya kucing-kucing sudah mengeong kencang minta jatah makan malamnya.

Itu agenda rutin dan ideal. Tapi bila berangkat ke kantor harus pagi-pagi, misalnya pukul enam pagi, wah terpaksa deh semua pekerjaan rumah tangga ditunda. Kecuali memberi makan para hewan piaraan.

Jika berangkat pagi-pagi sekali maka pekerjaan rumah tangga ditunda, yang penting kucing-kucing sudah makan (dokpri)
Jika berangkat pagi-pagi sekali maka pekerjaan rumah tangga ditunda, yang penting kucing-kucing sudah makan (dokpri)

Pekerjaan Kusuka Itu Mencuci Piring Gelas
Di antara pekerjaan rumah tangga, aku paling suka mencuci piring dan gelas. Memang sih relatif mudah. Biasanya aku pisahkan antara gelas dan cangkir, sendok, piring makan, dan peralatan masak lainnya.

Alat masak yang kotor dan berminyak, kurendam dengan air sabun dulu. Lalu yang pertama kucuci adalah gelas dan cangkir, agar tak bau amis. Sponsnya juga kupisahkan, untuk peralatan makan minum  dan peralatan masak.

Nah, untuk cangkir yang sering digunakan untuk minum teh biasanya ada keraknya. Lama kelamaan agak cokelat. Biasanya kusikat dengan spons agak kuat.

Setelah urusan gelas dan selesai, baru deh sendok, piring, dan yang terakhir wajan, panci, dan lainnya. Kubersihkan juga penjaring sisa makanan dan kugosok area cuci dan kulap kering. Beres deh.

Selain relatif lebih mudah, mencuci piring gelas itu memiliki manfaat. Aku merasa lebih nyaman dan tenang ketika melakukan aktivitas ini. Ia memiliki efek meditatif. Selain itu biasanya muncul ide-ide kreatif selagi proses mencuci. Alhasil mencuci piring gelas memberikan manfaat meditatif dan mengasah daya kreatif.

Cuci piring gelas bisa bikin kreatif (sumber: Pixabay/Estellina)
Cuci piring gelas bisa bikin kreatif (sumber: Pixabay/Estellina)

Ogah-Ogahan Setrika
Aku paling malas setrika. Oleh karenanya aku tak menyetrika setiap hari. Biasanya seminggu sekali pada hari Minggu siang atau Minggu sore. Minimal aku memerlukan waktu dua jam menyelesaikannya.

Karena malas setrika, maka setiap kali menjemur dan mengangkat pakaian aku melakukannya dengan hati-hati. Ini agar pakaian tak begitu kusut. Oh iya salah satu kelebihan mencuci dengan tangan, pakaian jadi tak sekusut apabila melakukannya dengan mesin.

Pakaian-pakaian kering itu kulipat dengan rapi. Biasanya pakaian yang licin yang berbahan satin atau sutera tak begitu nampak bila belum disetrika. Pakaian berbahan kaus juga kulipat, demikian pula dengan kemeja.

Nah, apabila sedang 'kumat' malasnya, maka yang kusetrika hanya kemeja dan blus untuk ke kantor, serta celana panjang. Jika sedang rajin, semuanya kusetrika, termasuk baju dalam dan kaus kaki.

Yang paling bikin malas adalah menyetrika kemeja lengan panjang warna putih. Duh dulu pasangan wajib mengenakan baju putih biru selama empat hari dan baju batik pada hari Jumatnya. Kemeja warna putih ini mudah kelihatan apabila ada bagian yang kusut, sehingga perlu hati-hati. Untuk merawatnya agar tetap cerah juga tidak mudah. Biasanya aku stok sitrun banyak-banyak, untuk mencuci baju warna putih ini.

Satu baju putih bisa memakan waktu 15 menitan setrika. Bergantung bahannya. Untungnya sekarang seragam putih biru ditiadakan. Agak membantu sih.

Perlu Musik dan Kipas Angin untuk Setrika
Menyetrika itu membosankan dan melelahkan. Oleh karenanya tak sedikit yang benci setrika dan memilih melakukannya di laundry.

Jangan sampai kucing-kucing ganggu saat setrika (sumber:pixabay/Clker free vector)
Jangan sampai kucing-kucing ganggu saat setrika (sumber:pixabay/Clker free vector)

Tapi aku dulu pernah tahan menyetrika. Selama empat jam. Saat itu aku lagi malas-malasnya, dan setrika untuk baju dua mingguan. Ketika bangkit berdiri, punggungku pegal sekali.

Nah, kiat agar menyetrika sedikit lebih menyenangkan maka lakukan persiapan. Kalau aku sendiri, biasanya stok air putih, air bergula (teh atau kopi) atau jus, kipas angin, dan ikat rambut. Jangan lupa headphone dan lagu-lagu yang bagus.

Musik sudah disetel. Kipas sudah dinyalakan. Waktunya setrika. Aku cek level panas setrika dengan menyetrika kaus dan baju dalam. Setelah panasnya dirasa pas barulah ke inti, setrika baju-baju kerja.

Sesekali aku bangkit dan melemaskan punggung biar tidak pegal. Baju-baju kupisah-pisahkan karena level panasnya biasanya beda-beda. Ada yang bahannya tipis dan malah lengket di setrika. Untuk itu perlu kertas atau koran untuk diletakkan di antara pakaian dan setrika.

Oh iya pernah saking lelahnya setrika, pikiran pun tak fokus. Ketika ada telpon, aku menyambar setrika, bukannya ponsel. Untungnya gagang setrika belum kutekankan ke telinga dan wajah hahaha. Sudah terasa aneh ketika terasa panas dan lebih berat. Kayak komedi slapstick saja.

Juga pernah kejadian aku memasak  sambil setrika. Ketika masakan kurasa matang, aku berlari ke dapur, posisi setrika lupa kuberdirikan. Alhasil di kemeja pasangan muncul segitiga gambar setrika. Kemeja itu pun kusembunyikan dan untungnya pasangan tak sadar pakaiannya ada yang lenyap hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun