"The thing is, I was born brilliant. Born bad. And a little bit mad. I'm Cruella."
Apabila Kalian penggemar film-film Disney, pasti tak asing dengan cerita "101 Dalmatians". Dalam cerita tentang anjing dalmatian tersebut ada sosok antagonis yang bernama Cruella De Vil, penculik para anjing. Nah, seiring dengan kesuksesan Maleficent, Disney kemudian juga mengangkat sisi lain dari tokoh antagonis lainnya. Kali ini giliran Cruella.
Dalam bagian awal film, dinampakkan masa kanak-kanak Cruella. Nama aslinya adalah Estella. Ia anak yang brilian dan pemberani. Di sekolah berasramanya, ia kerap membuat masalah sehingga ia kemudian dikeluarkan.
Estella melanggar janji ke ibunya. Ia kemudian membuat masalah di sebuah peragaan busana Baroness von Hellman. Nasib buruk kemudian mengubahnya seketika, ketika ketiga anjing dalmatian yang mengejarnya, kemudian menyerang ibunya. Ia pun menjadi yatim piatu.
Di London, ia berjumpa dua pencuri kecil, Jasper yang cerdik dan Horace yang jenaka. Ketiganya bersama dua anjing, Wink dan Fluffy, menjadi komplotan pencuri yang licin.Â
High Fashion Plus Joker dan Wolly Wonka
Selama dua jam lima belas menit, aku merasa betah menyaksikan kisah Estella yang bertransformasi menjadi Cruella. Film yang berlatar tahun 60 -70an di London ini memang memanjakan mata.
Desain set yang detil, dengan jalanan Inggris dan transportasi umumnya yang umum pada masa tersebut, serta kastil bangsawan yang megah dan terpelosok. Palet warnanya indah dan visualnya secara keseluruhan nampak sinematik, dengan beberapa adegan di luar ruangan terasa panoramik.
Film ini dipenuhi oleh busana yang modis karena bercerita tentang dunia fesyen. Bagi yang suka film-film di mana karakternya memiliki selera fesyen yang tinggi seperti "Devils Wears Prada" dan serial "Emily in Paris", maka bisa jadi akan menyukai film ini. Tak sedikit adibusana (high fashion) yang juga disuguhkan.
Rupanya penata kostum di sini adalah Jenny Beavan. Ia telah meraih dua Oscar untuk urusan kostum lewat "Mad Max: Fury Road" dan "A Room with A View".
Sementara dari sisi kehebohan penampilannya, mengingatkanku pada sosok Willy Wonka, pemilik pabrik cokelat dalam cerita "Charlie and The Chocolate Factory" dan sosok Harley Quinn dalam semesta DC.
Alur ceritanya dinamis dan menarik diikuti. Bumbu komedinya juga pas dan tak terlalu berlebihan. Kehadiran dua anjing yang ikut berkomplot dalam aksi pencurian sukses untuk memancing tawa.
Karakter dan Jajaran Pemain yang Pas
Salah satu kesuksesan film "Cruella" adalah karakter-karakternya memiliki ciri khas tersendiri serta jajaran pemainnya yang pas. Bahkan karakter yang bukan tokoh utama seperti Wink si anjing milik Horace dan Arty juga menarik perhatian.
Baroness von Hellman sebagai atasan Estella di sini memiliki sifat narsis, angkuh, egois, dan dingin. Ia juga tak diperankan sembarang aktris, melainkan aktris peraih dua piala Oscar, Emma Thompson ("Sense & Sensibility" dan  "Howards End").
Duo Emma sesama peraih Oscar yang tampil brilian dalam satu film.
Karakter lainnya yang mencuri perhatian adalah Arty, penggila fesyen; Jeffrey asisten Baroness; dan John pengawal Baroness. Masing-masing diperankan oleh John McCrea, Andrew Leung, dan Mark Strong.
Oh iya juga ada dua karakter yang nantinya menjadi tokoh sentral dalam film "101 Dalmatians".
Referensi Musik yang Enak Didengar dan Khas Tahun 60an
Dalam trailer film yang dibesut Craig Gillespie ("I, Tonya"), penonton diperdengarkan dengan tembang "Who's Sorry Now". Lagu dengan irama mellow ini dibawakan oleh Connie Francis dan dirilis tahun 60an.
Liriknya sesuai dengan cerita dalam film ini.
Who's sorry now
Who's sorry now
Whose heart is achin' for breakin' each vow
Who's sad and blue, who's cryin' too
Just like I cried over you
Lagu-lagu lainnya yang memiliki irama energik ada "Hush" dari Deep Purple yang dulu juga sempat dipopulerkan oleh Kulashaker; "Perhaps Perhaps Perhapas" dari Doris Day, "One Way Or Another" dari Blondie, dan "Should I Stay Or Should I Go" dari The Clash.
Untuk lagu dari penyanyi masa kini ada Florence + the Machine dengan "Call me Cruella". Liriknya menggambarkan sosok Cruella.
Just call me Cruella De Vil
Call me crazy, call me insane
But you're stuck in the past
And I'm ahead of the game
Film ini sendiri dikisahkan memiliki latar pergerakan punk rock di mana di Inggris berlangsung pada akhir 70an. Di sini diwakili di antaranya oleh band Blondie dan The Clash.
"Cruella" seperti kombinasi "Joker", "Willy Wonka", dan "Devil Wears Prada". Menghibur dan memanjakan mata.
Skor rata-rata: 8/10
Kostum dan make up: 9/10
Karakter dan akting: 8/10
Sinematografi: 8/10
Cerita: 7/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H