Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Metal Jawa Dulu dan Kini

24 Mei 2021   11:23 Diperbarui: 24 Mei 2021   11:45 1867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Band metal Jawa Down for Live pernah manggung di Jerman (sumber: BBC)

Musik metal itu dinamis. Ia bisa dikombinasikan dengan beragam genre, juga dengan hal-hal yang berunsur etnik. Salah satunya adalah musik metal yang menggunakan bahasa Jawa. Atau sebut saja metal Jawa atau rock Jawa.

Subgenre metal Jawa ini pernah berkembang dan populer pada pertengahan hingga akhir tahun 90-an.  Salah satu ciri khas utamanya tentunya liriknya dominan dengan bahasa Jawa. Namun, ada juga yang menambahkan unsur etnik yang kental seperti nada pentatonik dan musik gamelan.

Metal Jawa mulai tumbuh lagi pada tahun 2010-an. Kini metal Jawa masih eksis dan memberikan warna di kancah musik cadas di Indonesia.

Bluekuthuq dengan lagu hitsnya "Ngerap" adalah tembang metal Jawa yang banyak diputar di radio pada tahun 1997. Musiknya enak didengar, ramah di telinga. Rif-rifnya asyik. Sedangkan liriknya yang menggunakan kombinasi bahasa Jawa dan bahasa Indonesia bikin tertawa terbahak-bahak.

Lagu ini masuk dalam album kompilasi lagu cadas "Metalik Klinik" yang berada di jalur indie label. Bluekuthuq merupakan band asal Surabaya yang dibentuk pada tahun 1991.


Aku tau seneng karo arek Mojoarum
Dhewe'e nduwe jeneng Indah Laminatingrum
Tiba'e dhewe'e gak kolu karo aku
Alasane dhewe'e "Raimu koyok garpu"

Band yang mengusung metal Jawa lainnya di antaranya adalah Endank Soekamti, Makam, FunkdeJava, Kobe, Songo Sewu, dan Down for Life.

Endank Soekamti namanya masih berkibar sampai sekarang. Mereka memadukan musik punk rock, sentuhan dangdut dan di antara lagu-lagunya menggunakan lirik berbahasa Jawa. Umumnya ada satu lagu berbahasa Jawa di tiap albumnya.

Band asal Yogyakarta ini mulai eksis pada tahun 2001. Saat ini mereka telah memiliki sembilan album, dengan tembang hits yang berbahasa Jawa seperti "Ojo Nesu" dan "Leda Lede".

Endank Soekamti yang jenaka (sumber: Liputan6)
Endank Soekamti yang jenaka (sumber: Liputan6)

Prengat-prengut lincip lambene
Ra penak banget suarane
Sumpah mecicil sawangane
Sajak arep metu matane

Misah-misuh karepe dewe
Padahal ra ono sing gatekke
Opo wae njuk disalahke
Rumangsane wis bener dewe


Makam mengusung genre blackmetal. Band asal Solo ini umumnya menggunakan judul berbahasa Inggris. Namun, liriknya campuran bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.

Bahasa Jawanya juga menggunakan referensi naskah Jawa kuno. Alhasil band yang pernah menggung di Malaysia dan telah memiliki dua album ini lagu-lagunya terasa unik.

Pada performanya di Rock in Solo 2012, Band Makam membawakan tembang "Malevolent Sixhundred and Sixty Six"  dengan musik gamelan.


Sementara FunkdeJava, band softrock ini setiap manggung berpenampilan seperti band biasa, tidak ada atribut khas Jawa. Yang bikin berbeda tentu lirik-liriknya yang berbahasa Jawa. Lewat lirik-liriknya tersebut, mereka ingin mengenalkan lebih luas pemakaian bahasa Jawa ke generasi muda.

Lain halnya dengan Kobe. Band asal Sidoarjo, Jawa Timur ini kerap menggunakan unsur musik etnik Jawa dipadukan dengan musik rock. Lirik lagunya juga kombinasi bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.

Kobe dengan Tangguh (sumber: tabloidbintang)
Kobe dengan Tangguh (sumber: tabloidbintang)

Seperti potongan lirik lagu "Tangguh" berikut ini:

Luwih becik koe minggato
Lan ora repot maneh
Ojok cubo maneh
Amergo koe bongko

Dalan dunyo muter
Ojok sampek keblinger
Nek njelungup yo ngadek
Ngadek ngadek ko

Band Songo Sewu sendiri juga tak kalah beken dengan lagu alternatif rock berbahasa Jawa. Bahkan bandnya sempat dilirik tim sukses Jokowi ketika hendak nyapres.


Lagu-lagu hitsnya di antaranya "Sengsoro", "Zaman Edan", dan "Carut-Marut". Oh iya meski liriknya berbahasa Jawa, rupanya band ini berasal dari Jakarta.

Yang tak kalah menarik perhatian adalah band asal Solo bernama Down for Life. Band cadas ini sempat diundang manggung di Jerman karena musik, lirik, dan visualnya yang kental dengan etnik Jawa. 


Itulah band-band metal Jawa. Mereka selain menggemari musik metal dan menjadikannya sebagai pilihan kariernya, juga memiliki misi agar generasi muda juga kenal dan cinta dengan bahasa daerahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun