Instrumen dawai itu bukan sembarangan. Tiga alat musik berdawai tersebut lahir dari relief. Mereka adalah peralatan musik yang pernah dilukiskan dan dan diceritakan lewat relief Borobudur, relief Karmavibhangga atau relief yang bercerita tentang hukum karma.
Judulnya "Lan e Tuyang". Lagu ini merupakan lagu daerah Dayak Kenyah. Musiknya riang dan rancak, bikin ingin menari dan tersenyum. "Lan e Tuyang" bercerita tentang kebahagiaan yang ternyata sederhana.
Lan e tuyang
nyain ekem sao
Lan sungai
Sao sungai sungai limon kanan
Lan e .... Lan e tuyang Â
Nomor lainnya yang tak kalah menarik adalah "Jataka". Judul ini mengingatkan pada kisah dalam panel relief Candi Borobudur tentang budi pekerti. Lagunya juga menawan dan ritmis.
Masih banyak lagi lagu yang diciptakan Dewa Budjana, Trie Utami, Jalu, dan Sa'at. Total ada 12 lagu Mereka juga meminta bantuan dari musisi senior, Purwatjaraka untuk menyusun notasi not balok untuk menjadi standar dan pedoman  para musisi memainkan ensemble.
Borobudur, Ensiklopedia dan Arsip Alat Musik Dunia
Dari website Sound of Borobudur, aku mendapatkan banyak wawasan. Berdasarkan web tersebut, bangsa Indonesia rupanya telah memiliki peradaban dengan sepuluh ketrampilan budaya, jauh sebelum Hindu menyebar. Ketrampilan budaya tersebut di antaraya wayang, gamelan, batik,  pengelolaan logam, teknologi pelayaran, astronomi, dan sawah. Dan di antaranya didokumentasikan lewat relief di dinding Borobudur. Â
Ini membuktikan Borobudur bukan hanya memberikan warisan berupa bangunan fisik, melainkan juga budaya dari leluhur yang masih memberikan pengaruh ke berbagai penjuru dunia hingga saat ini.
Dari panel dalam dinding relief tersebut, hal tersebut bisa dipelajari dan diwujudnyatakan.