Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Sahur, Kumpul Dulu, Terserah Makan atau Minum Kemudian

1 Mei 2021   23:41 Diperbarui: 1 Mei 2021   23:50 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di lingkup keluarga, tradisi sahur yang masih eksis bersifat sederhana, mangan ora mangan asal kumpul. Bukan berarti tidak makan sih. Yang penting kumpul dulu di meja makan, baru setelahnya bisa langsung makan atau minum dulu.

Istilah 'mangan ora mangan, kumpul' ini kuambil dari judul buku karya Umar Kayam. Buku ini favorit keluargaku. Kami suka kisahnya yang menceritakan kehidupan sehari-sehari dan kadang-kadang menyentil kondisi sosial masyarakat. Kami juga suka karakternya, ada Pak Ageng, kepala rumah tangga, beserta para asisten rumah tangganya. Dalam kumpulan kolom ini Pak Ageng berkumpul baik bersama anggota keluarga atau para 'abdi dalem'-nya lalu bahas apa saja, seringkali ditemani makanan.

Nah, yang kumaksud dalam istilah 'mangan ora mangan kumpul' ini adalah kami ketika masih semuanya berkumpul di Malang, sekitar pukul 03.00 sudah dibangunkan oleh Ibu dan berkumpul di meja makan. Sebelumnya pastinya kami diminta cuci muka dan cuci tangan dulu.

Tak semuanya yang berkumpul langsung bernafsu untuk makan sahur. Ada yang sementara hanya minum teh hangat. Ada juga yang ditemani nyamikan alias penganan ringan seperti kue-kue. Ada pula yang masih bengong alias mengantuk, masih susah payah mengumpulkan kesadaran.

Memang sih Ibu bolak balik meminta anak-anaknya untuk bergegas makan. Ia yang paling aktif mengingatkan jadwal Imsa'. Tapi kadang-kadang memang susah sekali badan dipaksa makan pada dini hari. Ya, setidaknya mengonsumsi minuman yang hangat dulu, baru kemudian badan coba dibujuk untuk makan berat sebagai sumber energi berpuasa hingga waktu berbuka tiba.

Aku sendiri tipe yang mudah dibujuk Ibu untuk makan sahur. Jika malas makan nasi, ya makan lauk dan sayurnya saja. Kadang-kadang juga masih ada kolak atau dawet, dari menu berbuka puasa sebelumnya. Ya, lumayanlah buat isi perut dan nambah energi.

Kakak perempuan yang paling susah untuk langsung makan pas sahur. Biasanya ia hanya minum teh atau kopi sambil mengemil pisang atau jajanan lainnya. Baru bila dekat waktu Imsa', biasanya ia tergugah untuk makan sahur.

Kami dulu hampir selalu berkumpul pas sahur. Bahkan pada saat aku dan kakak perempuan sedang berhalangan berpuasa pun juga ikut bangun dan sahur. Entah karena jam metabolisme kami berubah atau karena kami ingin sekadar berkumpul. Kami jarang makan pagi bersama karena jam masuk sekolahku dan jadwal kuliah kakak yang berbeda. Alhasil waktu sahur adalah waktu kami makan bersama dan berkumpul di meja makan selain pada saat berbuka puasa.

Selama sahur kami juga suka mengobrol santai. Bahas apa saja.

Kadang-kadang selepas sahur kami menonton tayangan serial di teve sambil menunggu adzan Subuh. Tayangan favorit kami tentang peninggalan-peninggalan sejarah jaman para Nabi atau jelajah kuliner dan budaya ke negara-negara yang banyak penganut agama Islamnya.

Bikin Kue Kering Saat Sahur
Yang paling unik pada masa sahur ketika aku masih remaja yaitu kami sibuk bikin kue kering. Sekitar pukul 03.30 WIB, kami semuanya sudah makan sahur. Lalu meja makan kami ubah jadi tempat mencampur dan me-mixer adonan, juga mencetak dan menaruhnya di loyang.

Kegiatan bikin kue kering saat sahur ini menyenangkan. Kami masih bisa mencicipi hasilnya untuk satu kali panggangan. Panggangan berikutnya, hanya bisa kami nikmati lewat mata dan aromanya yang sedap.

Favorit kami adalah membuat kue kering kacang, kue kering cokelat, dan kue kering semprit. Kadang-kadang kami juga bereksperimen dengan menambahkan choco chip, sukade, misis, dan selai.

Bikin kue kering waktu sahur ini biasanya bila bahan-bahan dan adonan masih banyak seusai kami memanggang selepas Tarawih. Biasanya kami membuatnya setelah masuk waktu liburan sekolah, seusai bebas dari tugas-tugas sekolah.

Santap Sahur Saat Berkeluarga
Sama dengan saat masih anak-anak, kami juga sangat jarang meninggalkan makan sahur. Memang sih kami juga pernah telat sahur, baru bangun pada saat adzan Subuh berkumandang.

Beberapa kali kami juga apes, bangun sudah pukul empat lewat. Wah alhasil kami hanya sempat minum teh manis, atau jika masih ada waktu bisa buat oatmeal, bubur, atau mie instan. Jika waktu tinggal lima menitan, ya apa boleh buat, kami harus minum madu dan minum air putih hangat. Yang penting masih sempat sahur dan melakukannya bersama keluarga. 

Aku masih ingat betapa kurang enaknya sahur sendirian di kosan ketika teman-teman lainya pulang ke rumah. Tidak penting sih menunya, asalkan saat sahurnya bisa berkumpul bareng keluarga itu akan menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun