Sejak dulu aku kagum dan salut kepada Ibu yang tetap sibuk pada masa puasa Ramadan. Ia sudah bangun sebelum pukul 03.00, memasak, dan menata makanan, lalu membangunkan kami untuk sahur bersama. Tak nampak rona wajah yang bosan dan lelah. Setelah sholat Subuh, ia beraktivitas seperti biasanya hingga sholat Tarawih berakhir. Tak ada alasan karena sedang berpuasa, maka ia mengurangi kegiatan ini dan itu. Rahasianya apa sih Ma bisa selalu aktif? Cukup nutrisi, jangan malas, dan cukup istirahat, ujarnya.
Setelah dewasa dan berumah tangga, aku baru menyadari betapa beratnya menjadi perempuan yang bekerja dan mengurus rumah tangga. Mengelola waktu dan melakukan prioritasi adalah salah satu keahlian yang perlu dimiliki perempuan dewasa. Tips trik bersih-bersih dan memasak juga perlu dipelajari karena bisa menghemat energi dan menghemat waktu.
Tapi tetap saja menurutku bekerja dan mengurus rumah tangga itu melelahkan. Kadang-kadang aku seperti zombie yang sedang memasak di dapur untuk makan malam. Energiku rasanya sudah habis sehingga aku memasak makan malam ala kadarnya.
"Jangan jadikan mengurus rumah tangga itu beban", Ibu memberiku nasihat. "Anggap saja itu bagian ibadah sehingga kamu melakukannya dengan ikhlas," lanjutnya. Aku merenungkan saran Ibu.Â
Mungkin itulah yang membuat Ibu tak pernah mengeluh bangun paling pagi, selalu memasak dengan penuh perasaan, dan selalu berupaya menjaga rumah tetap bersih dan rapi. Ia memandang semua yang dilakukannya untuk keluarga itu sebagai wujud ibadah dan bentuk kasih sayangnya.
Jika tubuh dibiasakan untuk terus aktif bergerak, maka ia akan juga terbiasa. Bila tubuh malas bergerak, maka tubuh malah akan kaku. Tubuh seseorang yang malas seperti kaget jika kemudian melakukan banyak kegiatan. Â Bila seseorang seharian aktif maka tidur akan lebih cepat nyenyak. Duh aku mendengar cerita Ibu jadi merasa diingatkan. Ibu mudah terlelap. Ia biasanya tidur sebelum pukul 22.00 karena ia berprinsip kerja keras dan istirahat itu perlu keseimbangan.
Tapi Ibu, aku masih berusaha mencari alasan. Ia kemudian memberiku contoh tanteku. Tante juga sama sepertiku, ia tak punya asisten rumah tangga. Ia bekerja dan mengurus rumah tangga. Sejak pukul 04.00 ia sudah beraktivitas, mengepel, belanja ke pasar, memasak, dan bekerja. Sepulang dari kantor, ia juga memasak makan malam. Ia melakukannya setiap hari. Saat bulan Ramadan, ia juga tak jadi malas. Ia tetap aktif bergerak pada bulan Ramadan.
Makanan Sehat dan Nutrisi yang Cukup
Ibu, tante, dan rekanku yang sibuk sering berpesan kepadaku untuk menyantap makanan yang sehat dan kaya nutrisi. Makanan adalah sumber energi. Pilih-pilihlah makanan, jangan hanya menyantap makanan yang instan dan makanan yang enak, tapi melupakan nilai gizinya. Sup ayam adalah makanan yang kaya gizi dan cocok sebagai menu pemulihan tubuh. Sayuran seperti bayam juga kaya serat dan sumber nutrisi bagi otak.
Ibu menyebut madu sebagai nutrisi pelengkap yang kaya akan zat yang penting bagi tubuh. Tanteku juga sama. Selain madu, ia melengkapinya dengan rajin minum jamu. Sedangkan rekanku yang kuteladani, selain madu ia juga suka mengonsumsi suplemen. Teman lainnya menasihatiku untuk suka minum sari korma dan jinten hitam alias habbatussauda.
Aku mengikuti saran-saran tersebut. Ketika aku merasa tubuhku lelah, aku memasak sup ayam. Ada kalanya aku menyeruput kelapa muda tanpa es dan gula. Saran untuk meminum madu juga coba kuturuti, kadang-kadang bergantian dengan mengonsumsi jinten hitam dalam bentuk kapsul, dan minum sari kurma. Memang sih tubuh jadi sehat dan tidak mudah sakit. Selain itu, rasanya tubuh tidak mudah lelah dan tetap bersemangat.
Dari referensi yang kubaca, madu itu sangat banyak manfaatnya bagi tubuh. Manfaatnya ada begitu banyak, di antaranya membantu menjaga daya tahan tubuh, baik untuk pencernaan, menangkal radikal bebas, menjaga kesehatan jantung. Sedangkan untuk jinten hitam, aku baru sering mengonsumsinya ketika dulu sakit batuk. Eh ternyata ia manjur mengobati batuk.Â
Jinten hitam jika dikonsumsi tiap hari juga baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, antibakteri, dan menurunkan kadar kolesterol yang jahat. Sementara untuk korma, aku sebenarnya kurang suka mengonsumsinya, kecuali dalam bentuk sari kurma yang segar. Korma dapat membantu menstabilkan gula darah, kaya serat sehingga melancarkan sistem pencernaan, kaya antioksidan, dan memberikan nutrisi bagi otak, juga kaya mineral Magnesium dan Kalsium.
KOJIMA, Â Madu dengan 3 kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), dan madu.
Di rumah ada tiga bahan kaya nutrisi tersebut, madu, jinten, dan juga korma. Karena ini bulan Ramadan, pasangan suka berbuka puasa dengan korma. Kemudian aku baru tahu ketika menjelajah di mini market dekat rumah, rupanya ada madu yang di dalamnya juga sudah mengandung korma dan jinten hitam (habbatussauda). Produknya bermerk Kojima yang merupakan singkatan dari korma, jinten, dan madu. Mudah diingat.
Pasangan membelikanku beberapa botol berukuran 140ml. Sebenarnya ada lagi yang berukuran lebih besar dalam botol tinggi, dan juga dalam kemasan sachet. Harganya relatif terjangkau.
Karena di dalamnya terdapat tiga bahan tersebut, tentunya madu plus dari PT Deltomed Laboratories ini kaya nutrisi. Komposisinya di labelnya ada ekstrak kurma, ekstrak jinten hitam, madu, dan ekstrak asam Jawa. Ia halal dan menggunakan bahan herbal. Manfaatnya untuk membantu memelihara daya tahan tubuh, menjaga stamina, dan membantu memulihkan kesehatan tubuh. Sehari dikonsumsi dua kali dalam ukuran satu sendok.
Rasanya memang enak sih. Ia tidak pahit. Rasanya itu manis, ada rasa asam-asamnya, dan juga segar. Bagi yang kurang suka minum madu, juga bisa dicampur dengan air hangat dan diaduk dulu.
Pada saat Ramadan memang penting menjaga daya tahan tubuh, termasuk kaum perempuan, agar tetap aktif berkarya dan memberikan cinta kasih ke keluarga. Apalagi saat ini Ramadannya masih masuk musim hujan dan masih dalam masa pandemi. Ingat pesan ibu, jangan malas, tetap aktif, cukup istirahat, perhatikan nutrisi makanan dan asup Kojima.
Salam sehat dan tetap aktif berkarya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H