Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Asah Kemampuan Menulis Ilmiah Yuk Saat Ramadan

15 April 2021   23:21 Diperbarui: 15 April 2021   23:30 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemampuan menulis ilmiah sebenarnya juga diperlukan di banyak bidang (sumber gambar: pixabay)

Dulu awal-awal menulis ilmiah, aku mengunakan cara manual. Memilih berdasarkan lima tahun terakhir dan yang kiranya cocok dengan penelitianku. Kini ada banyak database publikasi yang bisa dipilih berdasarkan tahun, jenis publikasi (buku, makalah, jurnal, atau lainnya), kata kunci dan sebagainya.

Kini  juga ada banyak tools yang bisa membantu seperti Mendeley untuk mengorganisasi referensi yang didapat. Dari situ juga bisa dibuat komentar dan catatan kecil. Dengan menggunakan tools ini maka juga bisa meng-generate kutipan dan daftar pustaka secara otomatis.

Tools lainnya yang membantu menemukan dan merumuskan kata kunci adalah NVivo. Ia membantu untuk penelitian kualitatif dan penelitian kombinasi kualitatif dan kuantitatif. Aku saat ini masih belajar menggunakan tools ini.

Belajar Menulis dengan Langsung Praktik dan Rajin Membaca

Seorang dosen yang telah menghasilkan puluhan publikasi ilmiah memberikan tips. Bila ingin cepat menguasai cara menulis ilmiah ya langsung praktik. Tidak perlu takut memulainya, ide langsung saja ditulis. Bisa dalam bahasa Indonesia dulu atau langsung dengan bahasa Inggris. Cara lain yang efektif membantu adalah dengan rajin membaca makalah dan jurnal yang banyak diutip atau dipublikasikan oleh penerbit yang kredibel. Amati cara menulisnya dan kemudian temukan gaya menulis tersendiri.

Memang sih kelihatannya mudah, namun rupanya sulit menyusun karya ilmiah yang baik. Ada yang berkomentar metodologinya kurang tepat, keterbaruannya kurang, pertanyaan penelitiannya kurang dalam, analisanya kurang tajam, referensinya usang atau kurang pas, dan sebagainya.

Tapi komentar yang paling menohok itu tentang kualitas penulisan bahasa Inggrisnya. Antara sedih dan ingin tertawa bila yang dikomentari adalah kualitas bahasa Inggrisnya, dianggap kurang sophisticated dan pilihan-pilihan katanya kurang menarik dan sebagainya. Memang sih kualitas tulisan bahasa Inggrisku  masih jauh dari bagus. Harus banyak belajar dan latihan nih.

Kawan-kawan menyarankan untuk menggunakan jasa proofreading agar bahasa Inggrisnya jauh lebih baik. Sepertinya sarannya akan kuturuti, tapi aku masih ingin berupaya sendiri, berupaya memperbaikinya sendiri, sebelum menggunakan jasa tersebut. Sekalian belajar bahasa Inggris lagi.

Membaca paper dan jurnal itu memang terasa membosankan. Kini aku memantapkan diri untuk membacanya setiap hari. Harus dipaksa sih. Selain dapat ilmunya, juga akan membantuku untuk mengasah kemampuanku menulis publikasi ilmiah. Semoga bulan ini lahir sebuah karya ilmiah aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun