Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Warna-warni India dalam Animasi Masterpiece "Bombay Rose"

7 April 2021   16:46 Diperbarui: 8 April 2021   19:11 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warna-warni India ditampilkan dalam gambar yang indah dan warna yang semarak (sumber gambar: Firstshowing.net)

Sebuah pagi di Bombay. Perempuan cantik bernama Kamala membeli sekeranjang bunga melati. 

Sekembalinya di tempat tinggalnya yang sempit, Kamala sibuk menguntai melati tersebut di depan rumahnya yang merupakan jalanan yang ramai. Beberapa pejalan kaki berhenti dan membeli dagangannya.

Kakeknya, memiliki toko reparasi jam. Tapi nampaknya tak ada yang menggunakan jasanya. Sedangkan adiknya, Tara, masih kecil. Ia suka singgah ke rumah mantan artis yang telah menjanda, Shirley D'Souza. Biasanya sepulang sekolah, Tara menemani Shirley berkunjung ke makam mendiang suaminya.

Di seberang jalan tempat Kamala berjualan, juga ada penjual bunga. Ia seorang pria. Ia pemuda miskin yang hidup sebatang kara. Kampung halamannya di Kashmir masuk daerah konflik, kedua orangtuanya tewas terbunuh. Salim, namanya.

Pria itu seorang muslim. Ia jatuh hati pada Kamala yang seorang penganut Hindu. Gadis itu juga nampaknya tertarik padanya.

Tapi gadis itu punya rahasia. Selain pernah memiliki riwayat kabur karena hendak dinikahkan paksa saat masih kanak-kanak, ia juga punya pekerjaan sampingan yang dirahasiakannya dari kakek dan adiknya. 

Warna-warni India ditampilkan dalam gambar yang indah dan warna yang semarak (sumber gambar: Firstshowing.net)
Warna-warni India ditampilkan dalam gambar yang indah dan warna yang semarak (sumber gambar: Firstshowing.net)
Cerita terus bergulir dengan kehadiran anak laki-laki tunarungu yang yatim piatu. Tipu, anak laki-laki itu tak punya tempat tinggal setelah restoran tempatnya bekerja dan tinggal, diobrak-abrik polisi karena banyak memperkerjakan anak kecil. Kamala juga mendapat tekanan dari pria yang tahu rahasianya.

Berbagai Masalah Sosial dengan Warna-Warni yang Semarak

Animasi dari negeri India ini memiliki visual yang indah. Gambarnya bak lukisan cat minyak, rupanya frame-nya dibuat satu-persatu dengan tangan. Untuk membuat animasi sepanjang 97 menit ini diperlukan waktu 18 bulan dan melibatkan 60 animator.

Gitanjali Rao sebagai penulis dan sutradara film animasi ini rupanya punya riwayat sebagai animator yang kerap menggali kondisi-kondisi sosial dan tradisi negerinya. 

Film-film animasi pendeknya seperti Printed Rainbow" (2006), "Kanika Sinha" (2013), "True Love Story" (2014), seperti bahan dan peramu ide dari film animasi panjang ini.

Film "Bombay Rose" ini tayang perdana di Venice Film Festival pada tahun 2019 di sesi International Critics Week. Ia kemudian juga tayang di Toronto International Film Festival pada tahun yang sama di sesi Contemporary World Cinema. Selanjutnya film ini kemudian tayang di Netflix sejak 8 Maret 2021.

Cerita "Bombay Rose" sendiri juga menyentuh. Ia menggunakan kombinasi gambaran realistis dan nuansa surealis yang bak mimpi. Beberapa bagian cerita nampak seperti harapan yang diangan-angankan kedua insan, Kamala dan Salim, bisa bersatu tanpa mempertimbangkan perbedaan agama dan latar belakang.

Keglamoran Bollywood di sini juga dibidik dengan suasana penonton di sebuah bioskop sederhana. Jalan ceritanya juga khas India, dengan sosok perempuan yang ditolong oleh pria gagah. Penonton ikut bersorak ketika jagoannya berhasil mengalahkan lawannya.

Sosok aktor Bollywood ini juga jadi gambaran ideal bagi Salim. Ia membayangkan bagaimana bila ia cukup berani untuk menolong dan membawa pergi gadis yang dicintainya. Sementara Kamala membayangkan dirinya putri era Mughal yang jatuh cinta dengan pangeran muslim.

Bermimpi bisa menikah dengan pria yang diidamkan (sumber gambar: Firstshowing.net)
Bermimpi bisa menikah dengan pria yang diidamkan (sumber gambar: Firstshowing.net)
Kondisi sosial lainnya terlihat dalam film ini. Ada cerita tentang pekerja anak, kemiskinan, pernikahan anak secara paksa, dan sulitnya mencari pekerjaan karena begitu banyaknya populasi kaum dewasa di Bombay.

"Bombay Rose" menurutku sebuah animasi yang berhasil menyuarakan kondisi sosial tanpa terlalu mengeksplorasi kesedihan. Alih-alih mendramatisirnya dengan warna-warni suram, cerita ini malah dibingkai dengan pilihan warna yang semarak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun