Film "Bombay Rose" ini tayang perdana di Venice Film Festival pada tahun 2019 di sesi International Critics Week. Ia kemudian juga tayang di Toronto International Film Festival pada tahun yang sama di sesi Contemporary World Cinema. Selanjutnya film ini kemudian tayang di Netflix sejak 8 Maret 2021.
Cerita "Bombay Rose" sendiri juga menyentuh. Ia menggunakan kombinasi gambaran realistis dan nuansa surealis yang bak mimpi. Beberapa bagian cerita nampak seperti harapan yang diangan-angankan kedua insan, Kamala dan Salim, bisa bersatu tanpa mempertimbangkan perbedaan agama dan latar belakang.
Keglamoran Bollywood di sini juga dibidik dengan suasana penonton di sebuah bioskop sederhana. Jalan ceritanya juga khas India, dengan sosok perempuan yang ditolong oleh pria gagah. Penonton ikut bersorak ketika jagoannya berhasil mengalahkan lawannya.
Sosok aktor Bollywood ini juga jadi gambaran ideal bagi Salim. Ia membayangkan bagaimana bila ia cukup berani untuk menolong dan membawa pergi gadis yang dicintainya. Sementara Kamala membayangkan dirinya putri era Mughal yang jatuh cinta dengan pangeran muslim.
"Bombay Rose" menurutku sebuah animasi yang berhasil menyuarakan kondisi sosial tanpa terlalu mengeksplorasi kesedihan. Alih-alih mendramatisirnya dengan warna-warni suram, cerita ini malah dibingkai dengan pilihan warna yang semarak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H