Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Under The Tree", Dilema Tiga Perempuan dalam Bingkai Nuansa Bali

4 April 2021   18:34 Diperbarui: 4 April 2021   18:38 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Garin Nugroho dikenal sebagai sutradara yang kerap menambahkan unsur budaya dan nilai kelokalan dalam film-filmnya. Ia juga suka bermain dengan simbol-simbol seperti yang juga tersaji dalam karyanya "Under The Tree".

Film "Under The Tree" adalah salah satu karya Garin yang banyak mendapat apresiasi baik dari dalam maupun luar negeri. Film yang dirilis tahun 2008 ini mendapatkan sembilan nominasi piala Citra dan berhasil membawa pulang dua piala Citra untuk aktris pendukung terbaik yang diraih Aryani Kiergenburg Willems dan untuk kategori tata artistik yang diraih Budi Rianto Karung. Ia juga diputar di festival mancanegara bergengsi seperti Toronto International Film Festival dan Tokyo International Film Festival.

"Under The Tree" berkisah tentang tiga perempuan yang memiliki konflik batin dan sedang mencari solusi juga jati diri. Mereka semua sedang berada di Bali, namun takdir mereka tak pernah terjalin. Ketiganya adalah Nian, Maharani, dan Dewi.

Nian (Nadia Saphira), gadis muda cantik yang seorang selebriti. Ia sedang  berlibur di Bali. Dalam masa-masanya menyepinya, ia tertarik dengan sosok Darma (Ikranagara), yang baginya sosok yang penuh teladan dan cinta kasih. Ia membuntutinya. Ia merasa menemukan pengganti ayahnya yang tak bisa dijadikannya panutan karena ia tersangkut korupsi.

Di tempat lain ada Maharani (Marcella Zalianty). Ia perempuan dewasa yang nampaknya kebingungan. Ia tengah mencari ibu kandungnya dan menemui semacam tetua pintar. Di sana ia disarankan untuk menemui Kaler, pemilik sanggar tari. 

Lalu ia menjumpai banyak hal berkaitan dengan ibu dan anaknya, berita tentang ibu yang mengajak anaknya bunuh diri karena masalah ekonomi, juga perdagangan anak secara ilegal. Di sanggar tersebut ia berjumpa dengan pemuda pendiam (Dwi Sasono) yang menyebut dirinya mirip ibunya.

Dwi Sasono dan Marcella (sumber: IFFR.com)
Dwi Sasono dan Marcella (sumber: IFFR.com)
Perempuan lainnya yang sedang dilema adalah Dewi (Ayu Laksmi). Ia penyiar radio yang berusia 40-an. Ia tengah berbadan dua, namun yang membuatnya merasa galau, kandungannya bermasalah. Ia diberikan pilihan menggugurkan bayinya atau melahirkannya namun bayinya tak akan lama di dunia.

Ketiganya ditampilkan di layar secara bergantian dengan porsi yang sama. Tak ada yang bertemu nasib, mereka hidup di tempat masing-masing tak saling bersimpangan jalan. Namun, ada benang mereka di antara mereka. Mereka sama-sama perempuan. Mereka sama-sama sedang mencari pegangan, sosok panutan, dan juga pelindung.

"Under The Tree" atau di bawah pohon bisa dimaknai luas. Ia bisa bermakna hubungan ibu dan anak, juga sebagai pelindung dan sumber kehidupan. Film berdurasi 90 menit ini dibagi menjadi tiga babak, "Benih", "Benih Terjatuh" dan yang terakhir adalah "Berbunga".

Film ini relatif tak mudah dipahami. Dialognya jarang-jarang, lebih banyak adegan yang disampaikan lewat bahasa gambar, simbol-simbol, dan gerakan. 

Ada simbol Dewi yang sedang menyantap kelapa yang masih muda juga memakan kuning telur di mana kuning telur adalah merupakan simbol benih. Ia juga nampak memainkan gunting di dekat perutnya seperti berupaya untuk melukai kandungannya. Juga ada gerakan seorang karakter yang menari sendirian di pantai seperti sedang mengarungi rasa sepi.

Dewi bermain dengan gunting (sumber gambar: IFFR.com)
Dewi bermain dengan gunting (sumber gambar: IFFR.com)
Simbol seorang ibu yang bersedia melakukan apa saja disampaikan lewat cerita dan tokoh tarian pewayangan bernama Dewi Gandari. Ia ibu 100 kurawa. Kemudian ada tokoh Calon Arang, dongeng terkenal di Bali dan Jawa Timur tentang ibu yang konon memiliki kekuatan sihir hitam. Ia juga mau melakukan apa saja untuk anaknya.

Bahasa film dalam "Under The Tree" memang lebih banyak terurai lewat bahasa gambar dan simbol. Upacara-upacara adat Bali, dialog berbahasa Bali, dan tarian Bali juga mewarnai film ini memperkental nuansa dan latar Bali. Kondisi sosial seperti sosial ekonomi yang membuat ibu nekat melakukan apa saja juga disorot di sini.

Visual film ini ditampilkan dengan warna-warna yang hangat. Pemilihan warna dan gradasinya ini memberikan sentuhan klasik dan dramatis.

Akting pemerannya, Ayu Laksmi dan Aryani patut diapresiasi. Lewat mimik dan gerak-gerik mereka, pesan dan kegelisahan mereka tersampaikan.

Tarian Bali mewarnai film ini (sumber: IFFR.com)
Tarian Bali mewarnai film ini (sumber: IFFR.com)

Sebuah film yang meramukan unsur tradisi, ragam simbolik, tari, dan nuansa mistis menjadi bahasa film yang apik dan unik. Ia memang multitafsir dan tak mudah dimengerti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun