Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Godzilla Vs Kong" Pertarungan Epik Dua Titan

25 Maret 2021   10:24 Diperbarui: 25 Maret 2021   10:41 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster resmi film (sumber gambar IMDb)

"There can't be two alpha titans" - (Ilene Andrews)

Monsterverse skalanya semakin besar dan meluas. Dalam film "Godzilla vs Kong", Godzilla dipertemukan dengan titan yang tak kalah kuat, yaitu Kong. Di antara dua titan tersebut, mana yang paling kuat?

Oh iya ulasan berikut ada sedikit mengandung spoiler.

Latar waktu film ini adalah tiga tahun pasca Godzilla menyelamatkan manusia dari ancaman Ghidorah. Selama ini bangsa manusia sudah 'kadung' percaya Godzilla melindungi mereka. Hingga suatu ketika Godzilla menyerang kantor pusat Apex Cybernetics.

Tidak semua orang percaya Godzilla menyerang tanpa alasan. Seorang podcaster, Bernie Hayes (Brian Tyree Henry), yang menyamar bekerja di Apec merasa ada sesuatu yang mencurigakan di perusahaan tempat ia bekerja.

Madison Russell (Millie Bobby Brown), putri peneliti Monarch, karakter dalam film Godzilla sebelumnya, juga yakin selama ini Godzilla punya pola serangan tertentu. Ia pun mengajak temannya,  Josh (Julian Dennison), menemui Bernie.

Di tempat lain demi tawaran menemukan sumber tenaga dahsyat di rongga bumi maka Dr. Nathan Lind (Alexander Skarsgard), geologis Monarch, bersedia memimpin misi menemukan sumber kekuatan rongga bumi dengan bantuan Kong. Awalnya ia ragu karena kakaknya tak selamat ketika melakukan misi yang serupa. Tapi CEO Apex Cybernetics Walter Simmons (Demian Bichir) meyakinkannya kendarannya sudah dilengkapi teknologi canggih untuk menangani gravitasi terbalik di sana.

Nathan kemudian meminta ijin membawa Kong kepada peneliti Kong di Skull Island, Dr. Ilene Andrews (Rebecca Hall) dan putri angkatnya, Jia (Kaylee Hottle). Ia yakin tempat tersebut kampung halaman Kong.

Namun rupanya kehadiran Kong di kapal terendus Godzilla. Pertarungan memerebutkan posisi alpha tak dapat dihindari.

Poster resmi film (sumber gambar IMDb)
Poster resmi film (sumber gambar IMDb)

S
emua Film Potensial Tapi Eksekusinya Agak Berantakan
Bagi Kalian yang telah mengikuti dua film Godzilla sebelumnya, "Godzilla: King of The Monsters" (2019) dan "Godzilla" (2014) dan  serta sudah menyaksikan film "Kong: Skull Island" (2017) maka akan lebih mudah mengikuti film ini karena beberapa karakternya kembali hadir dalam film ini. Namun, jika belum menontonnya juga tak mengapa karena film ini bukan film rumit dan mudah dicerna.

Dari segi cerita menurutku film ini potensial karena menghadirkan dua titan yang sama-sama populer dan sama-sama kuat. Tak sedikit fans yang berkubu, memilih jadi tim Godzilla atau tim Kong.

Pertarungan kedua titan ini juga sebenarnya pernah difilmkan oleh Jepang. Judulnya "King Kong vs Godzilla". Ia dirilis tahun 1962. Tapi jika menilik sinopsisnya, ceritanya berbeda. Namun ada elemen-elemen di film tersebut yang diambil di film ini.

Film Kong dan Godzilla juga sudah ada tahun 1962 (sumber gambar: IMDb)
Film Kong dan Godzilla juga sudah ada tahun 1962 (sumber gambar: IMDb)
Meski premisnya potensial, sayangnya eksekusinya menurutku agak berantakan. Pace di awal cepat, karakter-karakter baru kemudian diperkenalkan dan buum konflik langsung dihadirkan. Cerita menuju inti kurang halus dan kurang nyaman diikuti.

Ada beberapa karakter di sini yang agak terkesan sia-sia dan kurang tergali. seperti ayah Madison, Mark Russell (Kyke Chandler), yang merupakan petinggi Monarch. Peranannya di sini kurang jelas. Sebagai peneliti Kong, gerak-gerik dan pengetahuan Ilene Andrews tentang Kong, juga kurang menyakinkan.

Untungnya ada karakter seperti Bernie dan Josh yang berhasil menghidupkan cerita lewat gayanya yang komikal. Sebagai tokoh utama, Alexander Skarsgard ("True Blood", "The Legend of Tarzan) juga tidak buruk, meski juga bukan performa terbaiknya.

Dari segi cerita, Adam Wingard ("Death Note") membesutnya kurang mulus. Tapi aku suka dengan topik rongga bumi yang konon disebut-sebut juga ada selama ini dan merupakan tempat yang misterius. Rongga bumi disebut-sebut juga sebagai tempat alien dan beberapa ras kuno bersembunyi.

Poin yang kuat dari film ini adalah sinematografi dan CGI-nya yang sinematik, detail, dan sangat mendukung untuk menunjukkan kekuatan dua monster. Adegan pertarungan di film ini memang banyak dan inilah yang menjadi sajian utamanya.

Pertarungan kedua titan ini begitu epik. Penonton dan fans masing-masing titan diajak ikut berdebar-debar kuatir jagoannya kalah.

Panorama di rongga bumi juga tak kalah menawan. Misterius, mencekam, sekaligus indah.

Dari segi skoring, musik yang mengiringi pertarungan juga pas. Divisi musik dipimpin oleh Tom Holkenborg alias Junkie XL, yang juga menggarap musik di "Zack Snyder's Justice League".

Dari segi cerita, aku memberi nilai 6/10. Dari segi pertarungan dan visualnya, aku memberi skor 8/10.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun