Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Horor, "Perempuan Tanah Jahanam", dan 17 Nominasi FFI 2020

17 November 2020   10:57 Diperbarui: 17 November 2020   11:05 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mendengar film horor besutan Joko Anwar, "Perempuan Tanah Jahanam (Impetigore)" meraih 17 nominasi Festival Film Indonesia 2020 tak sedikit yang terkejut. Ada yang senang, tapi ada pula yang terheran-heran. Wah jarang-jarang film horor berhasil meraih begitu banyak nominasi penghargaan. Apalagi kemudian juga disusul pengumuman "Perempuan Tanah Jahanam" dengan judul internasionalnya "Impetigore" mewakili Indonesia di ajang Oscar untuk kategori film berbahasa asing.

Serius? Film horor lho ini. Kok apresiasinya bisa begitu tinggi.

Selintas nampaknya demikian. Tapi ini bukan kali pertama Joko Anwar dengan film horornya meraih nominasi dan piala Citra. Jejaknya cukup banyak.

Jejak Horor/Horor-Thriller Joko Anwar di FFI
Coba kita flashback ke beberapa tahun sebelumnya. Film remake "Pengabdi Setan" (2017) sukses besar. Film merajai tahun tersebut dan ia juga berhasil meraih 13 nominasi piala Citra termasuk kategori utama, seperti film panjang dan sutradara terbaik.

Memang kemudian ia 'hanya' berhasil meraih tujuh dari 13 nominasi tersebut dan kebanyakan adalah bidang teknis, seperti kategori artistik, sinematografi, dan penata musik. Tapi tentunya prestasi tersebut juga patut dipuji.

Mundur lagi ke belakang ada "Modus Anomali" (2012). Film ini bisa dikategorikan thriller atau horor. Ia meraih satu nominasi FFI untuk penata suara (Khikmawan Santosa dan Yusuf A. Patawari).

Berikutnya adalah "Pintu Terlarang" (2009). Ia berhasil meraih tiga nominasi dan dua piala Citra untuk kategori sinematografi dan editing.

Dan film terakhir, yaitu "Kala" (2007) berhasil meraup tujuh nominasi FFI dan tiga piala Citra untuk kategori artistik, sinematografi, dan film berbahasa Indonesia. Di antara tujuh nominasi tersebut ada dua kategori utama, nominasi aktor terbaik (Fachry Albar) dan pembantu wanita terbaik (Shanty). Film ini juga bisa masuk kategori horor atau noir-thriller.

Kala berhasil menempatkan Fachri dan Shanty di daftar nominasi FFI (sumber gambar: cinemaescapist.com)
Kala berhasil menempatkan Fachri dan Shanty di daftar nominasi FFI (sumber gambar: cinemaescapist.com)

Jejak Film Horor Lainnya di Ajang FFI
Film horor lainnya juga pernah masuk FFI, meski rata-rata bukan kategori utama, seperti "Ratu Ilmu Hitam" (2019) dengan lima nominasi, lalu ada "Sebelum Iblis Menjemput" (2018) dengan empat nominasi piala Citra, "Sebelum Iblis Menjemput 2" dengan dua nominasi, dan "Kafir Bersekutu dengan Setan" (2018) dengan empat nominasi piala Citra. 

Ini membuktikan film horor juga punya kesempatan yang sama dengan kategori film lainnya di ajang Festival Film Indonesia, meskipun memang kans untuk mendapatkan piala di enam kategori utama relatif lebih tipis dibandingkan dengan kategori drama.

Rekor Pencapaian Nominasi dan Wakil Oscar
Dengan diraihnya 17 nominasi FFI maka "Perempuan Tanah Jahanam" mencatatkan rekor baru di dunia FFI. Rekor sebelumnya dicatat oleh "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" dengan 14 nominasi. Asal jangan sampai nasibnya nahas seperti "Bumi Manusia" yang tak meraih satu piala Citra satupun meski meraih 12 nominasi.

"Perempuan Tanah Jahanam" memiliki wakil hampir di semua kategori FFI, kecuali kategori film pendek, film animasi pendek, flm dokumenter, make up, efek visual, dan naskah adaptasi. Pencapaian ini disambut gembira oleh Joko Anwar. Ia merasa mendapat kehormatan. Ia bercerita mengerjakan film ini dengan serius.

Film horor besutannya juga cukup sering diputar di luar negeri, baik diputar secara reguler maupun pada festival film. Beberapa kali ia juga meraih nominasi penghargaan dan piala di ajang perfilman luar negeri. Ia berhasil menang di Puchon international Fantastic Film Festival untuk kategori Best of Puchon dengan "Pintu Terlarang" dan di Molins Film Festival dengan Jury Prize kategori Best Director dengan filmnya "Modus Anomali".

Horor ini telah melalang buana ke berbagai negara dan festival (sumber gambar: mediaindonesia)
Horor ini telah melalang buana ke berbagai negara dan festival (sumber gambar: mediaindonesia)

Khusus untuk "Impetigore", ia pernah melalang buana ke berbagai festival manca bergengsi. Di antaranya diputar di Sundance Film Festival, Goterbarg Film Festival, Sitges Film Festival, dan International Film Festival Rotterdam. Film ini juga laris diputar di Malaysia, Hongkong, Laos, Macao, Kamboja, dan masih banyak lagi. Film ini juga menang di Bucheon International Fantastic Film Festival 2020 untuk Best Asian Film.

Apakah Ada Film Horor Lolos Oscar?
Bagaimana dengan Oscar? Ternyata susah untuk memeriksa apakah ada film horor yang masuk nominasi Oscar untuk kategori film berbahasa asing terbaik. Harus cek satu persatu. Jika melihat judul dan film yang pernah yang ditonton, maka ada "Pan's Labyrinth" yang masuk daftar nominasi Oscar 2006, tapi film ini lebih sering dimasukkan ke dalan kategori dark fantasy.

Bagaimana dengan nominasi kategori film terbaik Oscar? Film horor masuk Oscar sungguh langka, tapi pernah kejadian.

Beberapa tahun lalu kita sempat dikejutkan dengan "Get Out" (2018) besutan Jordan Peele yang masuk daftar kategori film terbaik. Film ini juga mencatatkan tiga nominasi lainnya, dari aktor(Daniel Kaluuya), sutradara, dan naskah orisinil. Ia berhasil meraih Oscar untuk naskah orisinil.

Dua film horor lainnya yang mendapat perhatian di ajang Oscar yaitu "The Exorcist" (1974) dan "The Sixth Sense" (1999). Masing-masing meraih 10 nominasi dan enam nominasi. Sayangnya "The Exorcist" hanya meraih dua piala (naskah adaptasi dan tata suara), sementara "The Sixth Sense" pulang dengan tangan hampa.

Bagaimana Kans "Perempuan Tanah Jahanam"
Sebagai penggemar film horor, "Perempuan Tanah Jahanam"memang bagus, meski ada kekurangan dari segi performa pemeran utama wanita dan dari eksekusi ceritanya yang kedodoran di bagian keduanya.

Yang paling kuapresiasi di sini adalah segi artistiknya. Komplit. Film ini merupakan karya seni. Dari segi tata suara, tata musik, pengisi soundtrack, artistik, sinematografi semuanya indah dan selaras.

Joko Anwar lagi-lagi mengajak timnya yang sering diajak berkolaborasi. Ada nama Bemby Gusti dan Tony Merle di musik, Ical Tanjung di sinematografi.

Bemby Gusti sering kolab dengan Joko Anwar (sumber gambar: Indonesianfilmcenter)
Bemby Gusti sering kolab dengan Joko Anwar (sumber gambar: Indonesianfilmcenter)

Ada unsur musik dari gamelan, pertunjukan wayang, dan sinden yang indah sekaligus mencekam jika diperdengarkan. Lagu temanya "Pujaan Hati" yang dibawakan The Spouse juga menghanyutkan.

Namun, untuk kategori utama lawan-lawannya cukup berat, terutama dari "Mudik" dan "Hiruk-Pikuk Si Al-Kisah". Yang mungkin bisa masuk ke kategori utama antara Marissa Anita dan Christine Hakim yang keduanya sama-sama bersaing di kategori pemeran pembantu terbaik.

Untuk tahu hasilnya maka kita tunggu saja bulan depan pada ajang Festival Film Indonesia 2020. Sedangkan Oscar 2021 masih lama, meski shortlist, yaitu 10 film sebelum masuk nominasi, bakal diumumkan pada 9 Februari 2021.

Tara Basro dan Marissa Anita juga masuk dalam daftar nominasi (sumber gambar: Kompas)
Tara Basro dan Marissa Anita juga masuk dalam daftar nominasi (sumber gambar: Kompas)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun