Karakter Jati sungguh menarik. Dan semakin lama ada banyak hal misteri tentang asal usul dirinya.
Sementara cerita Puspa Karsa tak banyak selain digambarkan ia bunga langka yang keberadaannya antara ada dan tiada. Seperti dongeng. Ia digambarkan memiliki kerterkaitan dengan seorang raja Majapahit yang tak pernah dicatat dalam sejarah. Tentang bentuk dan kekuatannya tak banyak dikisahkan.
Seolah-olah tokoh utama cerita adalah pencarian jati diri Jati. Puspa Karsa hanyalah semacam tokoh pendamping dan sesuatu yang menggerakkan perubahan dalam diri Jati.
Aku suka elemen-elemen sejarah dan mitologi yang coba disusupkan dalam cerita ini meski kadarnya kurang banyak. Di sini pembaca juga diajak untuk menyelami aneka jenis parfum, komponen aroma yang menyelingkupinya, dan apa itu not atas, not tengah, dan not bawah dari parfum tersebut. Cerita parfum ada banyak tereksplor dalam cerita ini karena Raras digambarkan seorang pengusaha kosmetik terkenal.
TPA Bantar Gebang juga banyak dikupas. Tak hanya ada timbunan sampah di sini, juga ada penampungan lindi, bagian pengomposan, dan juga sampah yang telah bisa ditanami. Kehidupan masyarakat Bantar Gebang juga disinggung. Bagaimana mereka beradaptasi dengan bau sampah dan bagaimana mereka berkorban dengan mendatangi sampah-sampah yang baru diangkut demi mendapatkan 'harta' di kepungan sampah.
Oh ya cerita tentang desa tak kasat mata juga membuatku berimajinasi akan keberadaannya. Ini mengingatkanku pada sejumlah kisah hutan di beberapa gunung.
Ada kejutan di bagian akhir kisah. Bisa jadi ini semacam petunjuk akan ada kelanjutan buku ini. Tapi mudah-mudahan tidak ada sekuelnya, karena lebih menarik ceritanya ditutup seperti demikian.
Skor: 8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H