Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah-kisah Jajan Selama Perjalanan, Naik Ekonomi Biar Bisa Jajan Banyak

5 November 2020   23:03 Diperbarui: 5 November 2020   23:06 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naik kereta api tut tut tut (dokpri)

Tapi beberapa kali aku juga pernah merasai bagaimana rasanya menu makanan berbayar kereta. Waktu itu aku berangkat sendirian naik KA Anggrek lalu ada penumpang di sebelahku di beberapa stasiun berikutnya.

Ia makan malam memesan steak. Ia melihatku dan menawarkanku ikut membelinya. Duh aku masih terhitung magang saat itu. Gajiku sungguh pas-pasan. Aku naik kereta KA Anggrek saja karena besok pagi akan langsung bekerja dan tiket KA Gumarang sedang habis. Ia memaksaku. Aku sih senang dalam hati. Hehehe rejeki.

Aku tahu harga makanannya tak murah. Rasa steaknya lumayan enak. Makananku ludes. Duh nggak tahu malu anak kos-kosan, dapat makanan enak langsung senang bukan kepalang, apalagi gratisan.

Pengalamanku beli makanan kereta api lagi ketika naik KA Mutiara Timur dari Stasiun Gubeng Surabaya ke Banyuwangi. Gara-gara ibu di sebelah jajan aku jadi tertarik untuk ikutan. Menu makanannya tergolong beragam, tak hanya bakso dan nasi goreng, tapi juga ada es buah, lumpia dan aneka kue basah. Harganya juga relatif terjangkau.

Aku jajan lumpia. Rasanya enak.

Dulu aku dan kakak suka naik KA ekonomi yaitu KA Mataramaja ke Jakarta dan sebaliknya, ke Malang. Alasannya duitnya bisa buat jajan. Dulu pedagang memang diperbolehkan masuk gerbong penumpang.

Jika bulan puasa biasanya ada takjil gratis naik kereta (dokpri)
Jika bulan puasa biasanya ada takjil gratis naik kereta (dokpri)

Kami bisa jajan sale pisang, nopia, malam-malam jajan minuman hangat seperti kopi atau jahe, lalu paginya bisa menyantap nasi pecel yang hangat. Duh enak banget. Tapi sekarang pedagang itu sudah tak ada lagi. Ada plus minusnya sih mereka ada. 

Bagaimana dengan naik pesawat? Makanan gratis biasanya hanya ada si Garuda dan Batik Air. Jajan berupa roti dulu biasanya kuterima jika naik Sriwijaya dan Batavia Air. Oh iya aku dulu sempat mencobai Adam Air dan begitu senang dapat kue satu kotak.

Jika naik pesawat dalam jangka waktu agak lama dan lapar, aku suka sekali memesan nasi kuning Manado dan nasi lemak Air Asia. Ini enak banget dan harganya masih wajar. Dulu juga pernah mencobai mie instan ala Thailand dan rasanya juga tak buruk.

Bagaimana dengan naik feri? Ehmm biasanya aku cuma beli air minum dan kadang-kadang saja beli mie cup di sana. Harganya rata-rata dua kali lipat, tapi tak apa-apalah sesekali membelinya karena lapar atau bosan.

Ya itu pengalamanku jajan selama naik transportasi umum. Jajan selama perjalanan jika ada duit lebih dan ingin. Tapi aku langsung tergoda jika ada menu nasi kuning Manado atau nasi lemak...duh enaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun