Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Peringatan Hari Blogger dan Sumpah Pemuda Berdekatan, Sekadar Kebetulan?

28 Oktober 2020   23:59 Diperbarui: 29 Oktober 2020   00:03 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa jadi bukan sebuah kebetulan Hari Blogger Nasional dan Hari Sumpah Pemuda diperingati secara berdekatan, tanggal 27 dan 28 Oktober. Semangat dan isi dari Sumpah Pemuda bisa dijiwai dan dipraktikkan sebagai blogger sehingga bukan sekadar kata-kata. 

Kiranya apa yang bisa diambil dan direnungi dari peringatan Hari Sumpah Pemuda oleh seorang blogger? Ada tiga isi dari Sumpah pemuda, bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan menjunjung bahasa persatuan. 

Nah, sebagai blogger meskipun tulisan dan gagasan bisa suka-suka ada rambu-rambu yang perlu dijaga. Rambu-rambu tersebut adalah tidak menulis yang menyinggung SARA apalagi kita hidup di Indonesia yang berbhineka. Ada keragaman dari sisi agama, suku, ras, kultur, dan masih banyak lagi. 

Dan yang kedua yaitu tidak melakukan provokasi ataupun menyebarkan hoaks yang bisa memicu perpecahan bangsa. Ini sungguh sebaiknya dihindari karena akibatnya bisa fatal.

Lantas apa yang bisa ditulis oleh blogger. Oh tentunya banyak, bisa beragam dari jenis karya fiksi seperti cerpen dan puisi hingga yang filosofis dan berupa opini. Akan lebih baik tulisan yang dibuat bernuansa positif dan kontributif. 

Nah berkaitan dengan nomor tiga yaitu bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia maka ini adalah pekerjaan rumah dan kemampuan yang harus dikuasai oleh blogger. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Yang nomor tiga ini menurutku yang malah sulit. Sebab, menggunakan ejaan dan pedoman penulisan yang benar, serta menguasai kosakata bahasa Indonesia dan kata-kata serapan itu rupanya tak mudah. Perlu kesabaran, praktik, dan kemauan untuk terbuka dan memutakhirkan basis data otak kita akan kata-kata serapan baru. 

Ini pernah kutulis di artikel sebelumnya tentang belajar menjadi editor secara ototidak. Ternyata tak semudah yang kubayangkan. Ada istilah serapan yang terasa janggal di telinga. Apa sih luring, pramusiwi, dan pranala, lebih enak di telinga dan lebih dikenal apabila menggunakan bahasa asingnya, yaitu offline, baby sitter, dan link.

Tapi kemudian aku menyadari inilah tantangan dan menariknya bahasa Indonesia. Aku kemudian mencoba untuk menghindari istilah asing dan menggunakan kata serapan. Hitung-hitung ikut membantu melakukan sosialisasi kata-kata serapan. 

Nah sebagai blogger, mari kita praktikkan semangat Sumpah Pemuda dengan membuat artikel yang positif dan menyuarakan semangat persatuan. 

Jangan lupa juga untuk menulisnya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Memang sulit di awal untuk berkomitmen melakukan hal tersebut. Mari bersama-sama belajar lagi berbahasa Indonesia, aku dan kalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun