Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kebetulan dan Peristiwa Acak dalam "The Danish Poet"

11 Oktober 2020   17:16 Diperbarui: 11 Oktober 2020   17:18 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah anak tani dan penyair dalam

Apakah Kamu percaya kebetulan bukan sekadar kebetulan. Kadang-kadang kita dipertemukan dengan seseorang melalui rangkaian peristiwa yang nampak acak, tapi sebenarnya bukan. Kisah tentang faktor kebetulan dan cinta ini salah satunya bisa disimak dalam film animasi pendek berjudul "The Danish Poet".

Dinarasikan oleh Liv Ullman, film ini berkisah tentang seorang perempuan yang menceritakan pertemuan kakek nenek moyangnya. Mereka melalui sejumlah peristiwa yang nampak acak dan serba kebetulan. Tapi jika mereka tak bertemu dan menjajal kesempatan itu maka si perempuan tersebut mungkin tak lahir ke dunia.

Dikisahkan ada seorang penyair Danish bernama Kaspar Jrgensen. Ia merasa hidupnya hampa. Puisi-puisinya kurang laku dan hidupnya terasa malang. Maka ia mendatangi psikiater, ia menyarankannya untuk berlibur, ke negara tetangga terdekat yang masuk Skandinavia, misalnya.

Lalu Kaspar menuju perpustakaan dan membaca karya sastrawan asal Norwegia bernama Sigrid Undset. Ia suka akan novelnya yang memiliki cerita malang.

Kaspar kemudian menuju Norwegia untuk mengunjungi novelis favoritnya. Ia menginap di rumah petani Norwegia, lalu jatuh cinta ke anak petani bernama Ingeborg dan lupa akan tujuannya semula. Inge juga suka akan karya Sigrid dan membalas perasaannya, tapi ia sudah telanjur bertunangan dan segera akan menikah.

Inge anak petani (sumber gambat: IMDb)
Inge anak petani (sumber gambat: IMDb)

Kaspar pun patah hati. Inge juga sama, ia berjanji tak memotong rambutnya hingga keduanya suatu saat bereuni.

Mungkinkah?

Cerita yang Manis dan Menarik
Aku kontan tertarik dengan film berdurasi 15 menitan ini ketika direkomendasikan oleh akun Twitter Europe on Screen. Selain animasinya nampak unik, juga karena film ini mendapatkan piala Oscar pada tahun 2007 untuk kategori 'Best Short Animation'.

Coretan gambarnya tidak seperti kartun Jepang ataupun Amerika. Hemm seperti apa ya, bisa disebut khas Eropa kali ya karena aku menjumpai beberapa film animasi Eropa memiliki model coretan gambar seperti film ini. Warna-warnanya terang dengan dominan warna kuning.

Skoring dari Kevin Deannya apik. Ada bagian yang membuat terharu, juga ada bagian seperti ada unsur humor menggelitik dalam nomor skoringnya. Tapi unsur yang paling menarik dari animasi produksi National Film Board Kanada and Mikrofilm AS Norwegia ini adalah ceritanya.

Inga yang setia (sumber gambar: IMDb)
Inga yang setia (sumber gambar: IMDb)

Ada berbagai peristiwa dalam film ini yang membuatku tertawa geli. Sebenarnya ada adegan yang sebenarnya tragedi tapi penyampaian ceritanya malah membuat tertawa geli. Oh iya karena latarnya tahun 40-an maka pada saat itu masih memasuki Perang Dunia II. Sebenarnya Denmark masuk negara netral, tapi kemudian sempat diduduki Jerman di beberapa wilayahnya. 

Pada masa ini rupanya warga juga peduli kesehatan mental. Mereka tak sedikit yang depresi sehingga banyak yang berkonsultasi ke psikiater. 

Antrian konsultasi kesehatan mental (sumber gambar: IMDb)
Antrian konsultasi kesehatan mental (sumber gambar: IMDb)
Sejumlah peristiwa yang nampak acak dalam ini kemudian rupanya menjahit sebuah takdir. Sebuah jaring-jaring peristiwa yang menjalin cerita dari satu generasi ke generasi.

Ada banyak hal menarik dari film ini. Bagaimana Norwegia dan Denmark begitu bertalian dari sejarah dan warganya. Juga pesan agar meresapi setiap peristiwa dan tanda-tanda di dalam tiap peristiwa, karena siapa tahu ada petunjuk yang bisa membawamu mewujudkan harapanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun