"If you're not paying the product, then you're the product"
Ungkapan tidak ada sesuatu yang benar-benar gratis di dunia, mungkin benar, seperti halnya ketika netizen menggunakan berbagai platform media sosial.Â
Memang berinteraksi di media sosial itu menyenangkan. Tapi rupanya ada kekuatiran tersendiri akan dampak dan pengaruh media sosial yang membuat pengembang media sosial itu sendiri juga merasa was-was. Hal ini diungkapkan dalam film hibrid dokumenter-drama (docudrama) yang tayang di Netflix.
Docudrama ini seperti penyambung film dokumenter yang sebelumnya telah dirilis, yaitu "The Great Hack".Â
Pada kemunculannya, "The Great Hack" juga mengejutkan karena menggambarkan skandal data pribadi pengguna, terutama pengguna Facebook.Â
Dalam "The Great Hack" yang lebih dominan adalah unsur politiknya, di mana perilaku pengguna Facebook dianalisa oleh Cambridge Analytica dan kemudian para pengguna Facebook jadi bahan kampanye politik sesuai dengan pesanan.Â
Dalam "The Social Dilemma", dampak dan pengaruh dari media sosial itu dibahas dengan lebih saksama. Yang dibahas juga bukan hanya Facebook, namun juga platform media sosial lainnya, yaitu Twitter, Instagram, Pinterest, YouTube, Google, TikTok, dan masih banyak lagi.
Narasumbernya adalah orang-orang yang dahulunya terlibat langsung dalam pengembangan platform media sosial tersebut, di antaranya Tristan Harris dari Google, Tim Kendall dari Pinterest, dan Justin Rosenstein dari Facebook.Â
Algoritma, Machine Learning, dan Etika
Tristan Harris tidak menyangka platform media sosial berkembang seperti saat ini. Ia tak menyangka bahwa algoritma yang dikembangkan oleh puluhan programmer dan analis bisa memengaruhi kehidupan jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia.Â
Awalnya ia menganggap teknologi tersebut membantu penggunanya. Namun, algoritma tersebut berkembang tak seperti harapannya.Â