Ketika si penjual menyiapkan nasi gorengku, aku sudah merasa lapar dan tergoda. Wangi bumbunya itu lho. Aku berharap potongan dagingnya cukup banyak. Sebagai anak kosan aku sangat jarang makan daging sapi atau kambing, mahal.
Si penjual kemudian menghidangkan sepiring nasi mengepul. Tampilannya minimalis. Nasi goreng dengan beberapa potongan daging kambing yang menyembul. Sisi kirinya adalah acar dan sisi kanannya adalah keripik warna-warni. Aku agak kecewa karena setahuku nasi goreng kambing lekat dengan keripik melinjo.
Oke aku santap. Sayang uang Rp 20 ribuku jika aku tetap manyun.
Nasi gorengnya pera. Pas untuk nasi goreng. Ia tak begitu berminyak. Dari rasa dan aroma aku tahu ia menggunakan kecap.
Aku mengaduk-aduk mencari potongan daging kambingnya. Tidak banyak. Lalu kumasukkan potongan daging dan nasi, kurasai. Ooh lumayan enak. Tidak, ini sedap. Sedap sekali.
Perutku yang lapar dan rasa yang sedap membuatku bersemangat menghabiskan seporsi nasi goreng kambing ini. Seporsi nasi goreng tenda yang sederhana.
Ah sedapnya. Untunglah malam terakhirku di Jakarta berakhir baik dengan nasi goreng kambing. Dari sini aku punya kesimpulan, nasi goreng kecap paling enak untuk kambing, nomor dua dan tiganya adalah ati ayam dan babat sapi.
Suatu hari nanti aku harus mencobai nasi goreng kambing paling terkenal. Nasi goreng kambing kebun sirih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H