Di antara mereka memang masih ada yang gelisah seperti Ci Surya dan Indri, tapi juga ada yang ingin bernostalgia dan kembali ke masa muda seperti dialami Gya dan Naomi.
Hal-hal yang dialami para perempuan tersebut terasa dekat dengan keseharian. Tak sedikit bukan yang tertipu dengan penampilan di profil medsos? Demikian juga dengan adegan yang memerlihatkan sekelompok sahabat yang sibuk dengan gawainya masing-masing ketika bertemu di sebuah tempat makan sehingga membuat Gia tercengang.
Sisi warga Jakarta yang suka dengan sesuatu yang hits juga terlihat dengan cake rainbow yang pernah jadi makanan kekinian. Juga pub dan hotel short time yang ada di berbagai sudut Jakarta
Cerita dalam satu malam ini menarik. Aku suka dialog dan chemistry antara Adinia dan Marissa yang memang seperti sahabat lama. Dialog ketika mereka berjalan-jalan dan mengenang masa kecil mereka juga masih relevan.
Dari segi akting, keduanya terasa natural. Mungkin juga karena peran keduanya juga tak berbeda dengan yang mereka alami saat ini sebagai warga Jakarta.
Satu lagi yang menarik perhatian di sini adalah Dayu Wijanto. Bintang film paruh baya ini muncul di banyak film tapi sayangnya peran-perannya rata-rata kecil, padahal kualitas aktingnya juara. Untungnya di sini ia cukup mendapat spotlight. Perannya juga menantang, dari ibu rumah tangga yang kemudian menjajal pengalaman ke dunia malam.
Detail Film:
Judul: Selamat Pagi, Malam
Sutradara: Lucky Kuswandi
Pemeran: Adinia Wirasti, Marissa Anita, Aming, Dayu Wijanto, Ina Panggabean, Paul Agusta, Dira Sugandi, Trisa Triandesa
Genre: Drama
Skor: 8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H