Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pencarian Jati Diri dalam Film Populer 80an "The Breakfast Club"

20 Juni 2020   21:59 Diperbarui: 20 Juni 2020   22:04 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"My God, Are We Gonna Be Like Our Parents?" -- Andrew Clark

Tema pencarian jati diri salah satu yang banyak hadir dalam film remaja. Salah satunya adalah film yang berjudul "The Breakfast Club". Film ini populer pada tahun 80an dan menjadi salah satu film yang ikonik dan menjadi referensi.

"The Breakfast Club" bukan tentang sarapan dan orang-orang yang sedang makan pagi. Melainkan, tentang para remaja yang sedang menerima hukuman dari sekolah dengan diharuskan datang pagi ke sekolah.

Para remaja tersebut adalah si modis Claire Standish (Molly Ringwald), si atletis Andrew Clark (Emilio Estevez), si pintar Bryan Johnson (Anthony Michael Hall), si berandal John Bender (Judd Nelson), dan si eksentrik Allyson Reynolds (Ally Sheedy). Mereka sejak pukul 07.00 pagi pada tahun 1984 telah berkumpul di perpustakaan sekolah pada hari Sabtu.

Tidak ada yang merasa gembira dengan hukuman ini. Semuanya berwajah muram. Apalagi guru yang menjaga mereka, Richard Vernon (Paul Gleason) meminta mereka menulis essay minimal 1000 kata yang menceritakan tentang diri mereka. Kelima remaja itu punya waktu sembilan jam untuk melaksanakan tugasnya.

Tak ada yang merasa gembira (sumber: IMDb)
Tak ada yang merasa gembira (sumber: IMDb)

Bukannya mulai mengerjakan, John mulai mengganggu teman-temannya. Ia merundung teman-temannya. Ia mengejek Bryan dan Andrew dan mengganggu Claire. Ia kemudian melakukan sesuatu sehingga pintu perpustakaan tertutup yang membuat Vernon mengamuk.

Mereka bosan hingga tertidur. Vernon yang memeriksa mereka pun kembali mengingatkan tugas mereka dan alasan mereka menjalani hukuman. John lagi-lagi membuat masalah yang membuat Vernon mengamuk dan memberinya hukuman tambahan.

Waktu terus berjalan. Kelima remaja tersebut mulai saling terbuka. John yang dikenal berandal ternyata mengalami masa-masa buruk di keluarganya yang memengaruhinya. Ia sering mendapat kekerasan dari orang tuanya baik secara fisik maupun verbal. Oleh karenanya ia tak peduli dengan pandangan orang. Ia yakin orang-orang juga tak akan mengingatnya misalkan ia menghilang.

Bryan yang paling kalem di antara mereka juga memiliki masalah dengan orang tuanya. Ia selalu dituntut untuk mendapat nilai yang baik. Hingga suatu ketika ia mendapat nilai F yang membuatnya frustasi. Di lokernya ditemukan senjata, ia berniat untuk bunuh diri.

Tiga remaja lainnya juga memiliki masalah masing-masing. Baik bermasalah karena perilaku mereka sendiri maupun karena lingkungan mereka, pergaulan dan orang tua yang kurang memahami mereka. Namun yang paling membuat mereka penasaran, apa yang dilakukan Allyson sehingga ia harus menerima hukuman? Ia gadis yang berbeda, outlier, apa rahasia yang ia simpan?

Siapakah Allyson? (Sumber: IMDb)
Siapakah Allyson? (Sumber: IMDb)

Film Remaja yang Masih Relevan
Aku tertarik menonton film ini gara-gara soundtrack film ini dibawakan oleh The Bellas dalam film "Pitch Perfect". Lagu yang berjudul "Don't You (Forget About Me)" karya Simply Minds ini tampil fresh dan enak didengar.

Lagu ini sepertinya merujuk pada John Bender. Ia tak banyak disukai orang karena kata-kata dan perilakunya. Ia juga masa bodoh dengan pandangan orang sekitarnya. Jikapun ia menghilang selamanya, tak akan ada yang berubah. Ia bukan seseorang yang patut diingat. Tapi ketika kelimanya mulai terbuka, entahlah, bisa jadi mereka mulai bersikap baik kepadanya, dan sebaliknya.

Film ini masih relevan ditonton hingga sekarang. Karakter lima orang tersebut mewakili kelompok yang biasa kita temui di sekolah. Ada tipe gadis cantik populer, kalangan atlet yang gemar berolah raga, kelompok anak pintar, kalangan berandal, dan juga mereka yang tak masuk kelompok manapun. Richard Vernon sendiri mewakili tipikal guru yang suka menghukum murid-muridnya. Ia merasa memiliki otoritas untuk itu.

Dalam film ini tak ada karakter yang benar-benar hitam dan karakter yang putih. Semua abu-abu. Semua punya masalah dan juga kesalahan. Mereka mencoba menelaahnya, meski di dalam hati mereka tak ingin masalah itu terkuak dan diketahui orang lain.

Meski ada benang merah di antara mereka bahwa salah satu yang berkontribusi membuat mereka seperti itu adalah sikap dan cara mendidik orang tua mereka, tapi mereka juga menyumbang peranan. Mereka tak punya nyali untuk bersuara dan mengubah kondisi.

Mereka mewakili kelompok yang biasa ada di sekolah (sumber:IMDb)
Mereka mewakili kelompok yang biasa ada di sekolah (sumber:IMDb)

Film ini sendiri hanya berlatar di sekolah, terutama di perpustakaan. Di sana mereka bertengkar dan kemudian mulai bersikap terbuka. Dialog-dialognya bernas, banyak yang masih relevan hingga sekarang.

Hingga saat ini film "The Breakfast Club" menjadi salah satu film remaja yang banyak direkomendasikan. Ia termasuk drama remaja ikonik seperti halnya "Dead Poets Society" dan "Reality Bites".

Para pemeran "The Breakfast Club" meski sudah tak lagi muda rata-rata masih eksis hingga saat ini. Seperti Emilio Estevez, yang  namanya makin populer lewat perannya sebagai Billy The Kid dalam "Young Guns. Ia ikut berakting di "The Public" yang dirilis tahun 2018. Molly Ringwald sendiri ikut berperan di serial "Riverdale".

Molly kembali eksis di perfilman (sumber: IMDb)
Molly kembali eksis di perfilman (sumber: IMDb)

Detail Film:
Judul: The Breakfast Club
Sutradara: John Hughes
Pemeran: Paul Gleason, Judd Nelson, Molly Ringwald, Ally Sheedy, Anthony Michael Hall, Emilio Estevez, John Kapelos
Genre: drama remaja
Skor: 7/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun