Â
Rasanya gatal kalau lama tidak menulis tentang Slipknot hahaha. Ketika konsernya di Jakarta tertunda, aku lega dan sedikit sedih meski memang pembatalan itu penting karena jadwal konsernya sudah masuk masa pandemi.
Lalu aku baca berita hari ini Hammersonic yang ditunda diperkirakan dihelat 15-17 Januari 2021 dan tetap mengundang band cadas om Corey Taylor dan kawan-kawan. Oh ya kali ini aku mau membahas tentang tembang-tembang Slipknot yang terpilih jadi tembang soundtrack film.
Meskipun lagu-lagu Slipnot masuk kategori hardcore, heavy metal, dan musik nu metal, namun lagunya relatif masih mudah diterima oleh telinga. Memang musiknya cadas tapi iringan musiknya dan cara bernyanyi Corey yang unik dengan sesekali melakukan rap yang begitu cepat dan growl membuat lagu-lagu Slipknot cukup banyak digemari. Industri perfilman juga menyukainya dan memilih beberapa tembangnya untuk masuk sebagai tembang soundtrack film.
Film-film yang menggunakan tembang Slipknot di antaranya "Resident Evil", "The Boys", dan "Punisher". Yuk kita bahas satu-persatu tembangnya.
"Vermillion" - "Resident Evil: Apocalypse"
Tembang dari band asal Iowa ini terbilang cukup lembut dan melodius dibandingkan lagu-lagunya pada umumnya. Menurutku tembang "Vermillion" ini paling easy listening dan konsep video klipnya juga digarap dengan apik.
Video klipnya menampilkan seorang gadis muda yang nampak berubah seperti mayat hidup. Gerakannya menjadi kaku, patah-patah, dan ia mulai bersikap tidak seperti manusia pada umumnya.
Lagu "Vermillion" ini dibawakan santai oleh Corey di bait-bait awal lagu. Ia seperti bercerita dan bergumam tentang seorang wanita. Lalu musik berubah menjadi semakin cadas pada bagian refrain.
"Vermillion" berarti warna kemerahan yang sering jadi simbol cinta, pernikahan, dan agama. "Vermillion" juga berarti sesuatu yang dalam. Tapi jika mencermati lirik dalam tembang ini, maka seolah-olah ia menciptakan seorang gadis yang perfek dalam benaknya. Ia hanya imajinasinya, teman imajinernya.
I'm a slave, and I am a master
No restraints and unchecked collectors
I exist through my need, to self-oblige
She is something in me, that I despise
I won't let this build up inside of me
Â
She isn't real
I can't make her real
She isn't real
I can't make her real
"Solway Firth - "The Boys"
Busyet lagunya, berbanding terbalik dengan "Vermillion", di "Solway Firth" Slipknot tak malu-malu menampilkan wajah aslinya. Lagunya brutal. Footage-nya dalam video musiknya juga menampilkan adegan gore di dalam film evil hero "The Boys". Memang sesuai sih dengan adegan yang ditampilkan dalam film tersebut dengan tembangnya. Sama-sama cadas dan brutal.
Lagu berdurasi 6:06 ini tentang rasa depresi,kemarahan, dan tentang kemunafikan, berpura-pura menjadi orang lain dan tidak menjadi diri sendiri.
 ...somebody else was me
You want the real smile?
Or the one I used to practice not to feel like a failure?
I don't need you to do it for me
I don't need you to understand
I don't need you to hide it from me
"Psychosocial" - "Punisher: War Zone"
The Punisher adalah sosok anti-hero dalam Marvel Universe dengan nama asli Frank Castle. Ia sosok manusia biasa tanpa kekuatan super,tapi tangkas dalam berkelahi. Ia main hakim sendiri demi menegakkan keadilan. Tembang "Pyschosocial" ini menurutku memang cocok sih jadi soundtrack film ini.
Aku suka dengan intro lagu ini. Apalagi topeng para Slipknot pada masa tahun 2008an ini lumayan bagus jika dibandingkan dengan topengnya saat ini. Video klipnya juga keren. Di sini tiap-tiap personel diperkenalkan topeng barunya.
Lirik lagu yang masuk dalam album "All Hope is Gone" ini bisa jadi tentang social anxiety atau gangguan kecemasan sosial. Ia takut berinteraksi dengan orang lain, takut dihina, takut dinilai dan sebagainya. Â
"Snuff" - "Between Two Houses"
Video klipnya seperti film pendek. Dan di sini Corey Taylor, si vokalis, tidak mengenakan topeng sama sekali. Lagunya lembut dan melankolis. Lagu terlembut dalam sejarah Slipknot.
Aku sendiri kurang suka lagu ini hehehe. Kurang terasa Slipknotnya. Lagu ini disebut sangat personal oleh Corey. Lagu ini tentang cinta dan perpisahan. Film "Between Two Houses" adalah film pendek bergere romantis tentang dua anak dari keluarga mafia berseberangan yang jatuh cinta.
So if you love me let me go
And run away before I know
My heart is just too dark to care
I can't destroy what isn't there
Deliver me into my fate
If I'm alone I cannot hate
I don't deserve to have you
Ooh, my smile was taken long ago
"(Sic)" - "Metal: A Headbanger's Journey"
Aku suka lagu ini. Penuh energi. Biasanya lagu ini masuk dalam daftar lagu menemani untuk lari. Lagu ini memiliki musik yang dinamis dan lirik yang penuh kemarahan.
I've just begun
It's about that time
Gotta get mine
You can't kill me
'Cause I'm already
Inside you
"Metal: A Headbanger's Journey" sendiri adalah sebuah film dokumenter tahun 2005. Film ini mengikuti perjalanan antropolog bernama Sam Dunn yang mencari tahu asal mula musik metal dan alasan genre ini banyak penggemarnya. Dari Slipknot ia mewawancarai Corey Taylor dan Joey Jordison.
Tembang "Gently" sebenarnya sudah masuk dalam tembang Slipknot sebelum Corey Taylor bergabung. Saat itu vokalisnya masih Anders Colsefni. Intro dan musiknya relatif berbeda, apalagi ketika di masa lampau banyak menampilkan intro dengan gitar akustik. Lebih terasa melankolik, sebelum kemudian musiknya berubah seperti tembang hardrock ala Metallica. Sementara "Gently" versi Corey lebih terasa seram dan misterius, seperti kisah-kisah seram dari pembunuh berantai.
"Gently" salah satu tembang Slipknot yang kusukai. Nuansa horor dan creepy-nya kental. Mendengarkan lagu ini malam hari terasa sensasinya. Intronya luar biasa, salah satu intro terbaik Slipknot. Line bass yang kental harmonis dengan perkusi, kemudian lamat-lamat terdengar bisik-bisik. Ada nuansa sedih, marah sekaligus seram pada teriakan Corey berikutnya. Lagu ini satu dari lagu-lagu Slipknot yang ingin kudengarkan secara live nanti di panggung Hammersonic.
Lirik lagu ini menarik, menenangkan. Seperti beristirahat sejenak dari hiruk-pikuk dunia, membiarkan pikiran benar-benar bisa beristirahat.
 Gently my mind escapes into the relaxing mode of pleasure
A pleasure that will take my mind off the reality of life
My past life
Life as I know it know
And whatever may come it slowly disappears
To somewhere in the back of my mind
It will remain there until I wish to retrieve it
Yes I will stay here for awhile for I need the break
A break from the pressures of life
"Galerians: Rion" adalah sebuah film animasi yang dirilis tahun 2002 dari Jepang. Film ini berlatar abad ke-26 saat manusia terancam oleh serangan dari superkomputer.
"My Plague" - Resident Evil (2002)"
Ini proyek pertama Slipknot dalam mengisi soundtrack film mainstream. Dalam video klipnya terdapat potongan-potongan adegan Alice beraksi dan kawanan zombie. Footage ini tampil berganti-ganti dengan adegan konser Slipknot.
Secara musik, lagunya biasa saja. Tidak istimewa menurutku. Liriknya bercerita tentang seseorang yang bosan dengan kritikan dan cara orang-orang memandang dirinya. Ia tahu ia memiliki banyak kekurangan, tapi setidaknya ia mengakuinya dan tidak berpura-pura.
I know why you plague me
I know why you blame yourself
I know why you plague me
I know why you blame yourself
Daftar di atas baru untuk soundtrack film, sedangkan untuk tembang soundtrack video game maka daftarnya begitu panjang. Di antaranya "Spit It Out", "Sic" dalam "Downhil Domination", dan "Duality" dalam "ATV Offroad Fury 3", "Pulse of The Maggots dalam "Final Fight: Streetwise", dan "I am Hated" dalam "Amplitude". Coba dengar deh lagu-lagunya, Kalian akan juga bisa membayangkan filmnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H