Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pernah Dapat "Surat Cinta" dari Admin? Yuk Cek Penyebabnya!

14 Mei 2020   07:07 Diperbarui: 14 Mei 2020   07:21 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat cinta, wah bikin penasaran isinya (ilustrasi: Photo by Debby Hudson on Unsplash)

Suatu kali aku mendapat sebuah pesan di Kompasiana. Momennya pas waktu aku sedang melihat-lihat notifikasi dan fitur di Kompasiana lainnya, karena aku jarang membuka fitur 'percakapan'. Di situ ada surat cinta dari admin. 

Isinya tentang peringatan untuk memasukkan sumber gambar. Aku bengong. Setahuku aku selalu memasukkan deskripsi gambar dan sumbernya.  Tapi mungkin aku sedang teledor tak memeriksanya sekali lagi. 

Aku pun segera menekan tombol ‘edit’ dan menambahkan sumber gambar yang terlewat. Rupanya surat cinta tentang peringatan menambahkan sumber gambar ini sering disampaikan oleh admin Kompasiana.

Seorang rekan kompasiner, sebut saja Yonda bercerita, ia kaget artikelnya batal tayang. Kemudian ia mendapatkan surat cinta dari admin yang menyebutkan artikelnya memiliki pelanggaran dengan adanya paragraf yang sama dengan artikel lainnya melebihi batas ketentuan. 

Ia bingung karena ia menambahkan unsur paragraf tersebut sebagai pelengkap informasi artikelnya. Di satu sisi, ia juga merasa telah lalai untuk sebelumnya melakukan parafrase terhadap paragraf yang dikutipnya tersebut.

Memang tak sedikit surat cinta yang dikirimkan kepada kompasianer. Tentang keberadaan surat cinta ini juga disinggung oleh Widha Karina, admin senior Kompasiana dalam event "A to Z Kompasiana, Optimasi Konten Blog Kamu di Kompasiana!" yang telah berlangsung bulan lalu (9/4).

Sebelum membahas soal surat cinta admin, rata-rata artikel di Kompasiana mencapai 631 buah per hari. Apabila ada event seperti lomba blog maka jumlahnya bisa bertambah secara signifikan.  

Nah sayangnya dari sekian belasan ribu artikel yang tayang tiap bulannya, ada sekitar 14-18 persen pelanggaran. Informasi pelanggaran tersebut kemudian disampaikan oleh admin melalui surat cinta. 

Lalu kemudian ada pengambilan sikap dari admin, artikel ditunda tayang hingga saran dari admin untuk diperbaiki diindahkan. Ada juga yang nampaknya dibredel selamanya. Untuk hal ini aku lupa bertanya tentang kategori pelanggaran, apa saja yang masuk pelanggaran ringan hingga pelanggaran berat.

Berdasarkan statistik, jumlah pelanggaran ini masih cukup besar tiap bulannya. Pada bulan Januari, ada 2.218 kasus pelanggaran dari total 12.814 artikel (sekitar 17 persen). 

Pada bulan berikutnya ada 2.062 kasus pelanggaran dari sekitar 14 ribuan artikel (sekitar 14 persen). Selanjutnya pada bulan Maret ada sekitar 16 persen pelanggaran.

Jika kuatir fotonya berbayar maka bisa menggunakan foto pribadi atau gambar dari penyedia gambar gratis (ilustrasi: Photo by Anthony Shkraba from Pexels)
Jika kuatir fotonya berbayar maka bisa menggunakan foto pribadi atau gambar dari penyedia gambar gratis (ilustrasi: Photo by Anthony Shkraba from Pexels)
Berdasarkan pengelompokkan, pelanggaran konten paling banyak berkaitan dengan orisinalitas. Kategori ini berkaitan dengan penambahan gambar tanpa keterangan sumbernya dan kedua porsi kutipan yang melebihi batas ketentuan. Pelanggaran lainnya berkaitan judi, pornografi dan SARA.

Nah untuk penambahan gambar tanpa keterangan sumber ini kasusnya masih cukup banyak. Bisa mencapai 18 persen dari total pelanggaran. Untuk gambar sendiri bisa jadi gambar yang dimuat di suatu artikel bukan merupakan sumber langsung, tapi mengambil dari artikel lainnya.

 Akan lebih baik jika penulis melakukan tracking untuk menemukan sumber pertama gambar tersebut. Jika dirasa sulit maka bisa menggunakan sumber gambar gratisan dari sumber seperti pexels, freepik, unsplash, dan flickr. 

Kompasianer juga bisa menggunakan gambar dari grup Kompas seperti Tribunnews, Kompas dotcom, Grid, dan sebagainya. Akan lebih baik jika dimasukkan nama pembuat gambar atau fotografernya. Hal ini akan menunjukkan penghargaan lebih ke kreatornya. 

Apabila menggunakan gambar yang ternyata berasal dari situs penyedia gambar berbayar maka dikuatirkan akan terjadi masalah di kemudian hari. Selain itu juga menyalahi hak cipta.

Pelanggaran terbanyak sayangnya masih berkaitan dengan copas. Pelanggaran ini mencapai 41 persen dari total pelanggaran. Angka yang sangat besar. 

Menambahkan referensi dan kutipan dari sumber lain memang bisa memperkaya sebuah tulisan. Tapi perlu diperhatikan batasan porsinya, sekian persen dari total keseluruhan artikel. 

Jika melebihi ketentuan maka jatuhnya adalah plagiasi. Untuk menghindari plagiasi maka bisa dilakukan parafrase, yaitu mengubah kalimatnya dengan inti dan maksud yang sama, serta tambahkan sumber referensinya.

Nah, apabila kemudian hari mendapatkan surat cinta dari admin jangan langsung panik. Cepat perbaiki artikel sesuai ketentuan, segera tambahkan sumber gambar jika lupa. Namun juga jangan keterusan mendapatkan surat cinta admin karena seolah-olah kita meremehkan ketentuan penulisan yang penting dan enggan untuk berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun