Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Si Induk Kucing Bolak-balik Memindahkan Anak

12 Mei 2020   18:41 Diperbarui: 7 April 2021   17:51 2524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayi kucing ini beberapa kali dipindahkan induknya (dokpri)

Sejak perutnya membesar aku sudah curiga si Mungil Ponoc sedang survei tempat melahirkan. Ia beberapa kali ketahuan menerobos kamar lalu berupaya membuka lemari pakaian. 

Tak berhasil, ia kemudian melongok-longok kamar sebelah hingga dapur. Hingga ia kemudian menemukan celah di ruang depan. Tak lama terdengar suara anak-anak kucing.  Sayangnya si Mungil belum puas dengan kediamannya. 

Si Mungil masih rajin survei. Ia kucing yang gesit. Diam-diam ia masuk laci bawah lemari lewat bawah. Ketika laci kutarik maka isinya si induk kucing. Ia kemudian melempar-lempar kain di rak plastik dalam kamar. Aku bengong melihat si kucing mengobrak-abrik laci dan lalu mengusirnya. 

Aku kemudian menemukan kardus dan mengalasinya dengan kain. Kutaruh di tempat anak-anaknya. Anak-anaknya nampak menyukainya tapi si Mungil tidak. Ia malah kegerahan. Akhirnya kuambil kainnya dan ia pun mau mendiami kardus tersebut. 

Si Mungil masih merasa tak aman. Kediamannya berada di ruang depan. Kucing-kucing seperti Nero, Kidut, dan kucing-kucing liar suka bertamu dan bermain di ruang depan. Ia merasa kurang privasi. Maka ia pun melanjutkan surveinya. 

Waktu aku sibuk mengerjakan tugas kantor ia pun menyelinap masuk kamar. Ia rupanya membawa anaknya. Tak lama aku mendengar suara anak kucing di kamar. Kubuka laci. Di salah satu laci ada dua anak kucing. Anak kucingnya nampak protes, tak mau dipindahkan. 

Besoknya keluarga si Mungil boyongan di sekitar rak sepatu. Mungkin karena sempit ia mencari tempat lagi. Ia masih bernafsu ke kamar tapi aku lebih sigap. Ia lalu menuju kamar tengah dengan anak kucing digigitnya. 

Ia sudah berhasil memindahkan anak kucing berwarna hitam dan anak kucing lurik. Ketika ia hendak mempersiapkan diri membawa ketiga anaknya, aku mengambil dua anak kucing itu dan mengembalikannya ke kardus, kediamannya semula. 

Mungkin karena capek dengan proses pindahan dan cemas melihat dua anaknya tak ada di kamar tengah, si Mungil pun mengamuk. Ia mengeong-ngeong keras. Aku dikejarnya. Waduh induk kucing kalau marah besar seram juga. 

Kutunjukkan lokasi kedua anaknya. Ia kembali mengangkut anak-anaknya sambil mengomel. Kini ia menaruh mereka di kolong sofa. Mungkin karena adem, gelap, dan tersembunyi. Ya sudahlah kalau itu pilihanmu, Mungil.  Setidaknya ia tak lagi menyelinap ke kamar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun