Ia induk kucing yang jahat. Ia tak mau menyusui anak-anaknya. Pada kelahirannya kedua aku mencoba memberi bayi-bayi kucing itu minuman pengganti ASI kucing tapi mereka tak bisa bertahan. Kini pada kelahiran ketiga ia membuatku ingin marah karena lagi-lagi ia menjadi induk yang jahat.
Aku hanya menemukan satu bayinya. Bayi-bayinya yang lain hanya ketahuan suaranya. Entah di mana si induk jahat itu menaruhnya. Bayi kucing itu kutaruh di kardua beralas kain. Kuposisikan si induk di sebelahnya. Ia masa bodoh dengan bayinya. Bayi kelaparan itu dibiarkannya.
Karena kasihan aku mencoba menaruh bayi malang itu ke kumpulan anak-anak si Mungil. Ia memang induk yang baik. Ia tahu bayi kucing yang kubawa bukan anaknya tapi ia tak masalah. Disusuinya bayi kucing itu dan kini ada lima bayi kucing yang diasuh si Mungil.
Suara dari bayi kucing yang ditelantarkan induknya tak lagi terdengar. Aku ikut merasa merana. Kasihan si bayi kucing semoga mereka damai di alam sana. Kasihan Neroku semoga ia segera sehat dan aktif seperti biasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H